Mimpi Hyejin adalah menjadi penulis buku cerita untuk anak – anak. Dimana semuanya bisa menjadi karakter yang diinginkan dan membuat yang membacanya bahagia. Dengan membaca buku cerita tsb semua orang bisa menjadi bahagia.

1Monolog Hyejin: ” ketika kau masih kecil, banyak orang bertanya, apa mimpimu ? Bagaimanapun juga, seiring dengan aku yang bertumbub dewasa, perlahan….mimpiku menghilang. Terus memegang mimpi sampai aku menjadi dewasa bukanlah hal yang mudah di dunia ini. Ketika dihadapkan oleh kenyataan, fakta bahwa mimpi kita terasa jauh untuk dicapai menyebabkan aku bahkan tak ingat apa mimpiku. Bagaimanapun, sebelum aku benar – benar melupakan mimpiku, aku akan mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang telah meminta Kim Hyejin versi dewasa. “

Management tim melepas kepergian Hyejin. Mereka benar – benar kehilangan Hyejin karena Hyejin memutuskan untuk mengundurkan diri dari MOST. ” Jaga diri Hyejin….kami akan merindukanmu….” kata kepala tim management. Hyejin tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada timnya. ” Selamat tinggal….” kata Hyejin sambil membungkukkan badannya mengucapkan salam perpisahan. Hyejin pun melangkah keluar gedung Most.

2Sejenak, Hyejin membalikkan badannya dan menatap gedubg The Most untuk yang terakhir kalinya. Dia tersenyum. Begitu banyak kenangan dan pelajaran yang dia dapat selama berada di sana. Disana dia juga menemukan cintanya. Dia mengerti arti kekeluargaan, persahabatan, serta cinta. Hyejin mengingat saat pertama kali dia memasuki gedung tsb. Hyejin tersenyum sekali lagi, berbalik dan melangkah meninggalkan gedung.

3Hyejin mengucapkan salam perpisahan kepada Ha Ri. Ha Ri menahan tangisnya. ” Kau harus melakukan pekerjaanmu dengan baik…” kata Ha Ri. ” Aku akan melakukannya dengan sangat baik. ” jawab Hyejin.

Hyejin pun juga mengucapkan salam perpisahan pada kekasihnya Sungjoon. Sungjoon menciun kening Hyejin di saat mereka akan berpisah.

4Hyejin masuk dengan langkah ringan ke dalam ruangan di mana penulis yang akan bekerja sama dengannya berkumpul. Mereka adalah teman – teman Lee Yi Eun. Lee Yi Eun dan rekannya menyambut hangat kedatangan Hyejin.

5Hyejin dan tim mulai mendiskusikan tentang buku yang akan mereka buat. Hyejin terlihat bersemangat sekali mengalirkan ide – idenya.

6Setiap hari…setiap saat…Sungjoon selalu menghubunginya. Seperti kali ini. Hyejin bercerita bahwa apa yang ia lakukan sekarang sangat menyenangkan. Begitu juga dengan Sungjoon. Dia berkata kepada Hyejin bahwa semua pekerjaannya berjalan dengan baik.

7Hari berganti hari…bulan berganti bulan. November 2015. Bahagia tergantung kita sendiri. Desember 2015. Sukses tidak pernah final.

8Pasangan ini sangat unik. Karena mereka berhubungan jarak jauh, jadi jika mereka makan dan agar terasa seperti makan bersama, mereka menggunakan video call. Jadi sambil ma.kan di tempat masing – namun mereka bisa melihat wajah satu sama lain. ” Sungjoon…kau tampaknya telah menjadi sedikit gila..” kata Hyejin di saat Sungjoon berpura – pura makan bibimpap dengan disuapi oleh Hyejin. ” Jadi seperti itu…benar kan? Aku seperti ini karena aku sangat rindu padamu…kita masih punya waktu 11 bulan lagi sampai kita bertemu kan? ” tanya Sungjoon. ” Aaah….tidak…….” Sungjoon dan Hyejin berkata bersamaan. Lucu sekali.

9Mereka terus berkomunikasi setiap harinya. Karena perbedaan waktu di Korea dan Amerika, ketika Sungjoon bersiap untuk berangkat ke kantor sementara Hyejin baru saja selesai dengan pekerjaannya dan akan tidur. ” Selamat tidur….” kata Sungjoon di saat Hyejin tertidur sewaktu mereka sedang berbicara di telepon. Sungjoon benar – benar sangat merindukan Hyejin.

10Waktu terus berlalu. Hyejin berusaha keras untuk menggapai mimpinya. ” semuanya pasti berusaha keras menulis artikel….” kata Hyejin. Hyejin langsung meletakkan majalah yang di bacanya ketika nomor antriannya dipanggil. Astaga !! Hyejin kembali lagi ke wajah yg dulu. Pipi merah dan rambut keritingnya yang mekar. Tapi….Hyejin tak pernah mempedulikan itu. Sudah ada Sungjoon di sampingnya sekarang. Dan dia merasa bahagia.

Hyejin sedang berada di bank. Dia sedang memeriksa tabungannya untuk nantinya diberikan kepada ayahnya. Hyejin dari awal ketika dia kembali lagi ke MOST sudah bertekad bahwa dia akan membelikan ayahnya mesin printer baru. Dengan senang, Hyejin melihat angka di buku tabungannya.

Hyejin mengkhawatirkan keadaan Sungjoon saat ia menerima panggilan telepon dari Sungjoon. Sepertinya Sungjoon sedang tidak sehat. Dia batuk. Hyejin pun mengomelinya agar tetap makan dengan baik. Serta tak lupa makan buah. Sungjoon mengatakan bahwa dia tak apa – apa. Batuknya akan sembuh dengan sendirinya. Tapi tetap Saja Hyejin khawatir dengan keadaan kekasihnya yang jauh di sana. Seharusnya dia berada di samping Sungjoon dan merawatnya.

11Setelah menerima telepon dari seseorang, Hyejin terlihat bersemangat. Dia langsung mengayuh sepedanya cepat – cepat. Dan tersenyum sangat lebar. Orang di telepon itu berkata bahwa dia datang menemui Hyejin. Hyejin pun langsung buru – buru pergi menemui orang tsb.

” Ha Ri……….!!!!! ” teriak Hyejin sambil berlari ke sahabatnya itu. Namun tanggapannya tidak sesuai harapan. Ha Ri terlihat sibuk dengan bukunya dan tak memperhatikan kedatangan Hyejin. Hyejin berusaha menggoda Ha Ri. Bergerak ke sana kemari sambil memanggil nama sahabatnya itu. Namun pHa Ri tetap saja fokus kepada bukunya. Ketika Hyejin mencoba menjulurkan lidahnya ke wajah Ha Ri unyuk menggodanya, yang terjadi Hyejin malah berteriak di depannya. Hyejin kaget. Keduanya pun tertawa bersama. Ha Ri sedang belajar keras untuk mendapatkan beasiswa. Dan Hyejin sangat mendukung Ha Ri untuk mendapatkannya. Ha Ri mendapatkan panggilan telepon dari seseorang. ” Noona….aku mencintaimu….” kata suara di telepon. Ha Ri kaget. ” Sudah kukatakan jangan menelponku. Jika kau menelponku lagi kau akan mati !! ” kata Ha Ri. Hyejin bertanya siapa orang yang menelpon tsb. Ha Ri bercerita bahwa ada seseorang laki – laki yang menyukainya. Dan dia masih berumur 22 tahun. Hyejin pun langsung menggoda Hyejin…” Noona…karena kau adalah wanitaku…..” nyanyi Hyejin. Ha Ri pun langsung berlari mengejar Hyejin.

12Ha Ri dan Hyejin makan bersama. Ha Ri bertanya mengapa Hyejin tak menata rambutnya kembali. Hyejin menjawab bahwa dia akan membiarkannya seperti itu. ” Kau terlihat sangat bahagia disini. Kau terlihat sangat nyaman…” kata Ha Ri. ” Benarkan ?? ” Hyejin juga merasakan hal yang sama. Harusnya Hyejun Sudah melakukan itu sejak dulu. Dan tak perlu melakukan pekerjaan di MOST. Hyejin berkata bahwa ini semua berkat dia bekerja di MOST. Sehingga dia bisa memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan penulis Lee. Hyejin mengambil acar lobak. Dan tiba – tiba saja pikirannya langsung tertuju pada Kim Shinhyuk, si reporter idiot.

13” Mungkin deputy editor akan marah, jadi setiap hari adalah tidak mungkin. Tapi kapanpun kau melihat acar lobak, ingatlah aku….” bisik Shinhyuk malam itu. Hyejin tertawa. Jadi itu yang dibisikkan oleh Shinhuik di malam terakhirnya dia bertemu dengan Hyejin. Shinhyuk memeluk Hyejin dan membisikkan kata – kata tsb. Membuat Hyejin tersenyum. Dan itu benar terjadi. Di saat Hyejin melihat acar lobak, dia teringat pada Shinhyuk. Ha Ri bertanya mengapa Hyejin tersenyum melihat acar lobak tsb.

14” Tiba – tiba aku teringat si reporter idiot…” kata Hyejin sambil memegang acar lobak dengan garpu. ” Apakah dia melakukan semuanya dengan baik? ” tanya Hyejin kepada dirinya sendiri serta Ha Ri. ” Jika kau melihat personalitinya, bukankah dia sangat cocok untuk tinggal di pulau tak berpenghuni ?” Hyejin dan Ha Ri pun tertawa.

Hyejin berpesan kepada Ha Ri untuk menyetir mobilnya dengan hati – hati. Ha Ri pun juga berjanji akan menghubungi Hyejin sesampainya ia di rumah. Hyejin melepas kepergian Ha Ri. Setelahnya dia teringat akan Sungjoon dan buru – buru menelponnya. Namun Sungjoon tak bisa di hub. Teleponnya mati. ” Dia tak pernah mematikan handphone sebelumnya….ah…mungkin baterainya habis…” Hyejin berusaha menghibur dirinya sendiri.

Malamnya, Hyejin masih belum bisa juga menghubungi Sungjoon. Dia mencoba menelpon Sungjokn dengan video call…namu Sungjoon juga tak menjawab. Dia tengok sekali lagi hapenya, tak ada pesan ataupun panggilan dari Sungjoon. Hyejin menjadi gelisah. Apalagi sebelumnya Sungjoon menelpon dia dalam keadaan sakit. Hyejin menjadi tak bisa tidur. Terus memikirkan Sungjoon.

15Keesokan harinya Hyejin tertidur dengan handphone di tangan. Begitu terbangun, ia langsung teringat pada Sungjoon. Hyejin memeriksa ponselnya lagi. Masih sepi. Tak ada kabar dari Sungjoon. Hyejin pun semakin gelisah.

16Dia sama sekali tak konsentrasi hari itu. Hal itu membuat Lee Yi Eun dan teman – temannya bertanya – tanya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Hyejin. Tapi Hyejin mengatakan bahwa dia baik – baik saja. Lee Yi Eun meminta Hyejin untuk pergi ke tim art karena ilustrasi untuk buku mereka sudah jadi. Dengan setengah sadar, Hyejin meng-iya-kan perintah penulis Lee. Bahkan saking linglungnya Hyejin memikirkan Sungjoon, Hyejin sampai salah menuju pintu keluar.

17Hyejin sudah selesai bertemu dengan tim art. Ketika dia hendak pulang, dia mencoba menengok sekali lagi ponselnya. Dan masih tak ada kabar dari Sungjoon. Hyejin mulai membayangkan hal yang buruk. Bagaimana jika Sungjoon jatuh sakit, sendirian di rumah dan batre ponselnya habis. Sungjoon jatuh pingsan sehingga tak ada satu orangpun yang tahu. ” Ahh….tidak…tidak….berhenti membuat cerita yang tidak – tidak Kim Hyejin…..!!! ” Hyejin menggelengkan kepalanya. Hyejin kemudian membayangkan bagaimana jika Sungjoon terjebak dalam hujan di saat dia sedang menyetir dan tak ada satu orangpun yang menolongnya. Hyejin pun menggelengkan kepalanya lagi seraya berkata pada dirinya sendiri untuk berhenti membayangkan hal yang tidak – tidak. Hyejin kemudian berusaha menelpon Sungjoon. Kali ini…..tersambung!!! Hyejin bersorak.

Hyejin langsung mengomel ketika mendengar suara Sungjoon di seberang sana. Dia sangat mengkhawatirkan Sungjoon. Dia terus bertanya apa yang terjadi dengan Sungjoon selama ini. Mengapa dia tak bisa dihubungi. ” Kau terlihat cocok dengan sweater pinkmu….” kata Sungjoon. ” Aah….ini aku membelinya…..eeh….bagaimana bisa kau tahu kalau aku menggunakana sweater pink? ” Hyejin melihat sosok yang dikenalnya. Pria tampan memakai jaket dan menggunakan payung merah. Hyejin shock. Dari sana…Sungjoon tersenyum ke arah Hyejin.

18” Sungjoonnnn….!!! ” teriak Hyejin sambil berlari ke arah Sungjoo. Hyejin membuang payungnya dan tak peduli akan hujan. Dia tetus berlari ke arah Sungjoon. ” Hujan…hujan…hujan….” kata Sungjoon sambil ikut berlari ke arah Hyejin. Dia mengkhawatirkan Hyejin yang berlari tanpa payung padahal hujan turun lumayan deras. ” Apa kau baik – baik saja? ” tanya Sungjoon sambil memeluk Hyejin. ” Kau tahu bagaimana khawatirnya aku? Bagaimana bisa kau datang tanpa memberitahuku…. kaupun tak bisa dihubungi….” omel Hyejin. Sungjoon mengatakan bahwa dia hanya ingin memberikan kejutan kepada Hyejin. Mereka berduapun saling melepas kerinduan mereka satu sama lain.

19Sungjoon tak melepaskan tangannya dari Hyejin. Hyejin pun juga demikian. Hyejin bertanya apakah Sungjoon ke Seoul hanya untuk berjalan – jalan. Sungjoon menggelengkan kepalanya. ” Aku datng kesini untuk sesuatu yang baik…” jawab Sungjoon. Sungjoon mengatakan bahwa dia tak bisa jauh dari Hyejin. Awalnya dia berpikir bahwa dia mampu dan dia bisa tanoa Hyejin. Tapi ternyata dia tak sedewasa yang ia pikirkan. Sungjoon telah memutuskan, sampai Hyejin selesai dengan project bukunya, Sungjoon akan terus ada di samping Hyejin.

20” Bagaimana dengan pekerjaanmu? ” tanya Hyejin. Sungjoon terdiam sesaat. Kemudian melirik ke arah Hyejin. ” Kau akan membiayaiku….” kata Sungjoon. Hyejin terbelalak. Artinya bahwa dia harus menghidupi Sungjoon sampai nanti Sungjoon memdapatkan pekerjaannya lagi. Kemudian Hyejin mulai menghitung apa yang harus dia kurangi lagi dari penghasilannya agar dia bisa menghidupi Sungjoon. ” Waaahh…aku benar – benar tidak bisa bercanda denganmu…” kata Sungjoon. Kemudian Sungjoon mengatakan bahwa dia sudah menemukan pekerjaan dan tempat tinggal untuk sementara.

Kim Rara sedang memperkenalkan Ketua Tim Redaksi yang baru. Yup….dia adalah Ji Sung Joon. Sungjoon kali ini bekerja dan akan menggantikan Kim Rara. Cha Joo Young dan yang lain bersorak. Mereka senang Sungjoon bisa bekerja lagi dengan mereka. ” Lalu bagaimana dengan Kim Rara ?” tanya Joonwoo. Kim Poongho kemudian mengatakan bahwa Kim Rara akan menikah. Dengan wajah yang tak percaya sekaligus Shock, Hanseol dkk bertanya dengan siapa Kim Rara akan menikah. Sementara Rara sendiri tersipu malu.

21Seorang pria asing berkebangsaan italia sedang berdiri membawa Bunga mawar. Dia adalah Dario. Pria yang akan dinikahi Kim Rara. Dia adalah model majalaj yang dulu sempat menjadi model di majalah The Most. Usia mereka terpaut 15 tahun. Wow..Rara pun menyambut kedatangan kekasihnya dengan semangat. Mereka berpelukan dan saling memuji dengan bahasa italia. Disaat sedang asik -asiknya bermesraan, tiba- tiba punggung Kim Rara tetasa sakit karena salah satu gerakan yang dilakukan oleh Dario. Akhirnya mereka berdua pun terjatuh ke lantai masih dengan kondisi berpelukan.

22Hanseol yang mengetahui bahwa Kim Rara akan menikah, dia merasa iri. Kemudian dia menanyakan kepada Joonwoo kapan mereka akan menikah. ” Mungkin dalam tahun ini….” kata Joonwoo. Hanseol bersorak tak percaya dan langsung bersandar di dada Joonwoo. Joonwoo bertanya dimana sebaiknya nanti pernikahan mereka akan di gelar. Hanseol mengatakan bahwa mereka tak perlu untuk foto prewed karena itu tak berguna.

23Ha Ri sedang sibuk mempersiapkan ujiannya di perpustakaan. Tiba – tiba ada seorang anak laki – laki yang menaruk segelas kopi dengan tulisan di atasnya, ” kau akan mencintaiku juga….Noona…” Ha Ri m noleh ke arah pria tsb. Pria itu langsung membentuk tanda hati dengan kedua tangannya dan berkata, Aku mencintaimu, Noona…….” dengan suara yang cukup menarik perhatian pengunjung perpustakaan. Ha Ri pun menunduk menahan malu. Namun dia pun tak dapat berbuat apa – apa kepada pria muda tsb.

24Hyejin mengemas pakaiannya. Dia akan menginap di rumah orang tuanya hari itu. Lee Yi Eun bertanya ada acara apa di rumahnya sehingga dia harus menginap. ” Ini adalah hari dimana aku harus menepati janji yang aku buat sendiri. ” kata Hyejin sambil tersenyum lebar.

25Hyejin pulang ke rumah. Ibunya bertanya mengapa Hyejin pulang. ” Aku hanya merindukan kalian….” kata Hyejin. Hyejin pun mulai menggoda Hyerin dengan mencubit kedua pipinya dan membuat Hyerin marah. Saat pulang, Hyejin tak melihat ada ayahnya. Ibunya berkata bahwa ayahnya pergi ke tempat pemandian umum. ” Itu dia…ayah sudah datang….” kata Hyejin ketika mendengar suara ayahnya memasuki rumah. Hyejin berniat ingin menyambut dan memeluknya. Namun dia terkejut di saat melihat Sungjoon yang datang dengan ayahnya.

26” Oh…kau datang? ” tanya Sungjoon. ” Apa?? Kau datang katamu? ” tanya Hyejin. Sungjoon mengangguk. ” Jadi…tempat tinggal yang kau dapatkan sampai kau mendapatkan tempatku sendiri adalah rumahku ? ” tanya Hyejin. Sungjoon mengangguk. ” Hyaa….!!! ” Hyejin bersiap menyerang Sungjoon dan itu langsung dihalangi oleh Ayah Hyejin. Ibu Hyejin mengatakan bahwa dia yang melarang Sungjoon untuk tidak mengatakan pada Hyejin tentang tinggalnya Sungjoon di rumah mereka. Hyejin bertanya alasan kenapa Sungjoon tak boleh bilang. Itu karena Hyejin selalu mengomel tentang Sungjoon. ” Kapan aku melakukan itu?” tanya Hyejin. ” Kau selalu melakukannyaaaa!! ” jawab ayah, ibu dan adik Hyejin bersamaan. Hyejin mengingat saat dulu sewaktu Sungjoon berkunjung ke rumahnya. Hyejin selalu mengomentari setiap kali ayah , ibu atau adiknya memberikan perhatian kepada Sungjoon. Hyejin dan Sungjoon pun berpandangan, tersenyum. Hyejin mengatakan bahwa walaupun seperti itu kejadiannya, Sungjoon harus tetap memberitahunya. Sungjoon menjawab bahwa dia harus menuruti kata orang tua.

Hyejin memberikan buku tabungan kepada ayahnya. Ayahnya bertanya untuk apa uang itu. Hyejin pun mengatakan bahwa dia memberikan itu pada ayahnya agar ayahnya membeli mesin percetakan yang baru. Namun ayahya menolak dan mengatakan bahwa ia masih bisa memakai yang lama. ” Itu adalah tujuanku. Aku hanya akan merasa senang jika ayah mau menerimanya. ” kata Hyejin. Ayah dan ibu Hyejin saling berpandangan. ” Daripada kau berikan padaku, lebih baik kau gunakan untuk menikah…” kata ayah Hyejin. ” Tidak! Hyejin bisa menikah denganku tanpa membawa apapun….” kata Sungjoon cepat. Ibu Hyejin memandang suaminya dengan tersenyum. Sungjoon juga melakukan hal yang sama. Dia menatap anggota keluarga kecil tsb. Dia menyukainya. Kemudian dia menatap Hyejin . Dan tersenyum.

27Sungjoon mengendap-endap di belakang Hyejin di saat Hyejin sedang mencuci piring. Kemudian tanpa suara, Sungjoon berdiri di samping Hyejin. Hyejin agak kaget melihat Sungjoon yang tiba – tiba berdiri di sampingnya. Hyejin bertanya apakah Sungjoon membutuhkan sesuatu?. Sungjoon menggeleng. Sungjoon memuji Hyejin adalah wanita yang cantik. Sungjoon membelai kepala Hyejin. Kemudian dia mencium kening Hyejin. Hyejin kemudian tertawa bersama Sungjoon setelah kejadian itu. Mereka melirik ke sekitar mereka takut ada yang melihat adegan barusan. Pasangan ini terlihat sangat bahagia. ” Apa ini?? ” tanya Sungjoon di saat dia membantu Hyejin mencuci piring. Hyejin tak mengerti perkataan Sungjoon. Sungjoon merangkul pundak Hyejin dan berkata! Apakah seperti ini perasaan orang yang baru berunah tangga? ” . Hyejin lun tersipu malu. Kemudian dia mendorong Sungjoon dengan pinggulnya sampai Sungjoon terjatuh.

28Sepertinya Hyejin dan Sungjoon benar – benar sedang dilanda asmara. Mereka tak ingin betpisah sekalipun. Bahkan mereka memaanfaatkan kamar tidur mereka yang bersebelahan agar dapat menatap wajah satu sama lain di saat tidur. Mereka berdua berpegangan tangan dan menatap satu sama lain sambil tersenyum. Dunia hanya milik berdua.

29Sungjoon mengantar Hyejin kembali ke Haeil. Hyejin mengatakan bahwa Sungjoon harusnya tidak perlu mengantar dirinya. Namun Sungjoon mengatakan bajwa dia tetap ingin mengantar Hyejin. Hyejin melihat sesuatu seperti buku tabungan di dalam tasnya. Tetnyata itu adalah huku tabungan dari ayahnya. Hyejin mengambilnya. Dan melihatnya. Ada catatan kecil dari ibunya. Mengatakan bahwa mereka sebagai orang tua tak bisa membiayai sekolah Hyejin. Jadi di saat Hyejin ingin menikah, merwka berharap Hyejin bisa membeli sebuah selimut yang bagus. Huejin mulai menangis. Sungjoon yang tiba – tiba melihat kekasihnya menangis itu ikutan panik. Hyejin berkata bahwa seharusnya mereka bisa membeli mesin cetak baru sejak dari dulu. Tapi ayah Hyejin malah memilih menyimoan uangnya untuk diberikan kepada Hyejin. ” Kami mencintaimu anak perempuanku…..” begitu tulis ibu Hyejin di akhir pesannya. Hyejin makin terisak. Sungjoon membelai perlahan rambut Hyejin dan mengenggam tangannya. ” Aku sangat menyukai menjadi bagian keluarga dari kalian….” kata Sungjoon.

30Sungjoon memasuki ruang redaksi tanpa memperhatikan sekitarnya. Dia fokus pada tab ya g ada di tangannya. Sungjoon mengucapkan selamat pagi tanpa menoleh kepada timnya. Tanpa sadar Sungjoon berjalan ke ruangannya dulu yang sekarang telah berganti menjadi ruangan Cha Joo Young. Cha Joo Young berusaha memanggil nama Sungjoon dan ingin mengayakan bahwa dia salah ruangan. Namun seperti kebiasaan Sungjoon, dia tak pernah mendengar suara – suara yang ada di sekitarnya. ” Kepala Editor! Kau salah ruangan….!! ” Cha Jooyoung berkata dengan suara yang cukup keras ketika benerapa kali panggilannya tak di dengar oleh Sungjoon. Saat itu Sungjoon sedang ingin membuka coatnya. Sungjoon menoleh ke arah Cha JooYoung. Berpikir sesaat kemudian mengangguk. ” Ah…iya…ini bukan ruanganku…sepertinya sudah menjadi kebiasaan. ” Sungjoon pun segera keluar dari ruangan.

31Salah satu kaki kursi yang diduduki Ahreum lepas. Ahreum pun mencari palu untuk memperbaiki kursinya. Namun tidak ada yang memiliki palu. Tiba – tiba Hanseol melihat Poongho sedang membersihkan papan namanya. Hanseol meminjam papan nama Poongho untuk memukul kaki kursi Ahreum yang copot. ” Hya….bagaimanapun juga aku adalah anak dari CEO….” tapi sepertinya Hanseol dan yang lain tak mendengarkan Poongho. ” Ya…kau benar – benar memukulnya dengan sangat keras. ” kata Poongho.

32Anggota baru di tim redaksi bertanya apakah benar penulis terkenal Ten pernah menjadi bagian dari tim redaksi The Most. Dengan bangga Joonwoo mengatakan bahwa Ten memang pernah menjadi bagian dari mereka. Anggota baru itu bertanya seperti apa karakter si Ten jika dalam keseharian. Karena Ten terlihat sangat keren di foto majalah. Poonghoo dan yang lain tertawa jika mendengar Shinhyuk dikatakan keren.

33Mereka mencoba membandingkan dengan Shinhyuk yang mereka kenal. Tetapi mereka semua merindukan Kim Shinhyuk sekarang. ” Dia benar – benar bersembunyi. Bahkan SNS nya juga sudah tidak pernah diupdate lagi….” kata Sunmi. Cha Joo Young pun melangkah perlahan dan menyentuh kursi Shinhyuk sebentar. Kemudian berkata kepada timnya bahwa meeting akan dimulai 10 menit lagi.

34Shinhyuk terlihat sedang menulis di laptopnya di sebuah kamar losmen. Kamar yang disediakan untuk para traveller. Seorang traveller asing menanyai Shinhyuk kemana dia akan melanjutkan perjalanan. Shinhyuk mengatakan bahwa dia hanya akan pergi ke sana kemari tanpa tujuan yang jelas. ” Beanie yang bagus…” kata tourist tsb. ” Thanks…aku mendapatkannya dari temanku…” ujar Shinhyuk. Pikiran Shinhyuk langsung mengarah pada kejadian di saat dia memaksa Hyejin untuk membelikannya sebuah beanie berwarn merah. ” Apakah kau Ten? ” tanya Tourist asing tsb. ” Ya….” jawab Shinhyuk. Tourist asing itu langsung meminta photo dan tandatangan Shinhyuk. ” Aku hanya bercanda…dan aku berharap bahwa aku adalah dirinya. ..” kata Shinhyuk. ” Dude…thats not funny….” ujar tourist asing tsb. Shinhyuk langsung melemparkan laba – laba mainan miliknya. Turist tsb kaget dan menjerit ketakutan sementara Shinhyuk tertawa terpingkal – pingkal.

35” Penulis Kim….” panggil sesorang kepada Hyejin yang sedang mencari buku di perpustakaan. ” Penulis Kim….” panggil orang pria tsb. Namun Hyejin sepertinya tidak mendengar panggilan tsb. Si pria berjakan mendekati Kim Hyejin dan kembali memanggil namanya. ” Penulis Kim Hye Jin….” kata pria tsb dengan volume suara agak keras, berharap Hyejin mendengar. Hyejin menoleh. ” Aku telah memanggilmu beberapa kali namun sepertinya kau tidak mendengarnya. ” ujar pria tsb. ” Ya…aku tidak mendengar panggilan itu…” jawab Hyejin. Pria tsb meminta tim penulis Kim. Huejin dan dirinya untuk melakukan meeting mengenai ilustrasi yang akan mereka gunakan untuk buku mereka. Hyejin berjanji bahwa dia dan tim akan datang. ” Baiklah…samlai bertemu nanti Penulis Kim…” kata Pria tsb kemudian segera pergi. Hyejin tersenyum, ” Penulis Kim? ” Hyejin sepertinya tak percaya bahwa pria tsb memanggilnya dengan sebutan ” Penulis Kim “. Hyejin senang karena orang sudah memanggilnya seorang ” penulis”.

36Sementara itu Ha Ri sedang melakukan sebuah wawancara untuk bekerja di sebuah hotel. ” Usiamu yang lebih tua daripada yang lain tetapi mengapa kau tak memiliki pengalaman pekerjaan sama sekali? ” tanya salah satu pria yang menginterview Ha Ri. Ha Ri menjawab dengan terbata – bata. Pria tsb juga sempat melihat Ha Ri di Ara Hotel. Dia mengenali Ha Ri sebagai salah satu karyawan Ara Hotel. Ha Ri pun mengangguk. ” Lalu mengapa kau tak menulis pengalamanmu selama bekerja disana…” tanya pria tsb. ” Ah…itu adalah sesuatu yang tidak kuhasilkan sendiri…” jawab Ha Ri mantap.

37Akhirnya…saat yang ditunggu oleh Hyejin dan tim tiba. Buku mereka sudah terbit. Para anggota sangat senang karena mereka telah bekerja keras selama 1 tahun untuk menghasilkan buku tsb. ” Kau telah bekerja keras, Hyejin…” kata Lee Yi Eun sambil memeluk Hyejin. Hyejin tersenyum bahagia. Dia mengambil satu buah buku.

38” Kisah seorang gadis pengintip”. Judul buku tsb. Hyejin tetingat di saat dia bertemu dengan Sungjoon dulu. Di saat Sungjoon sedang menyusun puzzle karya lukisan Renoir. Dimana Hyejin kecil bisa melihat gadis yang mengintip di belakang pasangan yang sedang berdansa. Lukisan dan gadis kecil yang mengintip itulah yang menjadi ide Hyejin dan kini dia bisa menyalurkannya melalui sebuah buku. Di halaman belakang buku tsb, Hyejin bisa melihat namanya tertulis di kolom ” Penulis”. Akhirnya….Hyejin bisa mewujudkan cita – citanya sebagai seorang penulis buku cerita anak – anak.

39Sungjoon sedang marah kepada timnya karena proposal yang mereka buat tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan. Sepertinya kelakuannya yang dulu kembali lagi. Dengan kasar, Sungjoon membuang proposal tsb ke tempat sampah. Para anggota tim yang lain hanya terdiam ketakutan. ” Kepala redaksi….disana bukan ruanganmu….” Cha Jooyoung menghalangi Sungjoon yang akan melangkah ke ruangannya dengan wajah gemas. ” Apakah kau ingin kita bertukar ruangan? Aku akan memintanya untukmu…” kata Cha Jooyoung. Sungjoln menolaknya dan dia segera naik ke tangga unyuk menuju ke ruangannya.

Tak lama…dia berbalik dan memberikan undangan pwrnikahannya kepada oara anggota tim redaksi dengan gugup. ” Aku…. akan menikah….jika kalian lunya waktu…aku harap kalian bisa datang setidaknya hanya untuk makan…” kata Sungjoon. Semua anggota tim terkejut ketika mendengar Sungjoon akan menikah. Mereka menebak – nebak wanita seperti apa yang akan dinikahi Sungjoon.

40Hanseol hampir tak bisa menahan keterkejutannya. Dia berbicara seperti orang yang terkena penyakit asma. Cha Jooyoung juga saking shocknya sampai tak bisa bicara dengan lancar dan jelas. Mereka benar – benar shock akan berita pernikahan Hyejin dan Sungjoon.

41Ha Ri mengajak Hyejin untuk pergi ke tempat yang memiliki penandangan yang bagus. Karena itu adalah hari terakhir untuk mereka. Hyejon tak mengerti mengapa Ha Ri menyebutnya sebagai hari terakhir. ” Kau akan menikah besok…jadi aku ingin mengucapkan selamat kepadamu dengan cara yang bagus…” kata Ha Ri.

Ha Ri mengajak Hyejin ke sebuah taman bunga. Dimana mereka hanya dikelikingi oleh bunga dan daun – daun hijau. Sesampainya di sana Ha Ri sudah menyiapkan meja dengan wine diatasnya. Beberapa makanan dan buah – buahan juga sudah disiapkan oelh Ha Ri di meja tsb. ” Selamat atas pernikahnmu…istri….” kata Ha Ri. ” Ah…jika sekarang aku memanggilmu istri, bukankah ada seseorang yang akan marah?” goda Ha Ri. Hyejin hanya menjawab dengan lirikan matanya dan senyum. Ha Ri mengatakan bahwa dia masih memiliki satu hal lagi. Ha Ri menunjukkan notifikasi di ponselnya bahwa dia telah diterima bekerja di Q Hotel. Hyejin bersorak gembira. Keduanya pun berpelukan melepas kebahagiaan mereka berdua.

42” Chheerssss….!!! ” Hyejin dan Ha Ri memegang gelas Winenya. Mereka saling mengucapkan selamat untuk event membahagiakan yang dialami oleh Ha Ri dan hyejin. Hyejin memberikan ucapan semoga Ha Ri memiliki masa depan yang bahagia dengan pekerjaan barunya di hotel dan Ha Ri mengucapkan selamat atas pernikahan Hyejin dan berharap dirinya akan selalu bahagia.

Ha Ri membuat kejutan dengan memberikan rangkaian bunga yang sudah dia rangkai di kepala Hyejin. Sangat Indah. Ha Ri juga memberikan bouquet bunga yang dia susun sendiri hanya untuk Hyejin. Hyejin sangat terharu dengan perlakuan sahabatnya itu. ” Hari ini air mata tidak diperbolehkan….aku tidak akan menangis hari ini…” kata Ha Ri. ” Aku tahu….aku juga tidak akan menangis…” kata Hyejin. Hyejin memeluk Ha Ri. ” Kau hatus pergi…dan kau hatus hidup bahagia. Kau harus berjanji bahea kau akan benar – benar hidup bahagia…” kata Ha Ri. ” Ya…aku akan hidup dengan sangat baik dan juga bahagia…” jawab Hyejin. ” Tapi…jika nanti kau sudah menikah, kau masih harus tetap datang padaku jika aku menangis ya….” ucap Ha Ri. Hyejin mengangguk. Ha Ri terlihat sedang menahan tangisnya. ” Hyejinku sangat cantiiik….” kata Ha Ri lagi.

43Ha Ri mengambil foto Hyejin yang sedang memakai rangakain bunga di kepalanya dan membawa bouquet bunga pemberian Ha Ri. Hyejin terlihat sangat bahagia. Hyejin dan Ha Ri juga berfoto bersama.

44Hyejin terlihat sangat cantik dengan gaun pengantin yang dikenakannya. Begitu juga Sungjoon. Terlihat tampan dengan setelan jas yang digunakannya. Hyejin terlihat sangat gugup. Namun tak dipungkiri, rona bahagia terpancar di wajahnya. Bersanding dengan seseorang yang sangat dicintainya. ” Kita masuk? ” tanya Sungjoon. Hyejin pun mengangguk. Hyejin melingkarkan tangannya di lengan Sungjoon. Dengan mantap mereka melangkah ke arah pelaminan.

45Hyejin sedang sibuk di depan komputernya ketika Sungjoon bertanya dimana guntung kuku berada. Hyejin dan Sungjoon telah menikah. Rambut Hyejin makin keriting dan pipinya juga makin terlihat merah. Sepertinya Hyejin sudah tak memiliki waktu unyuk merawat dirinya sendiri. Dia sudah menjadi penulis dan istri dari Sungjoon. Sungjoon duduk di sebelah Hyejin dan mengatakan bahwa dia tak bisa menemukan gunting kuku tsb. Sungjoon meminta Hyejin untuk mencarikannya untuknya. Hyejin mengatakan ” ya…” tapi tak mengalihkan pandangannya dari komputer.

46Sungjoon berusaha menggoda Hyejin. Hyejin begitu serius dengan pekerjaannya. Sehingga Sungjoon merasa bahwa dia diabaikan oleh istrinya sendiri. Bahkan di saat Sungjoon meminta Hyejin untuk menciumnya, Hyejin hanya melakukannya tanpa mengalihkan pandangannya dari komputer. ” Waaahhh…..apa ini?? ” tanya Sungjoon kesal. Hyejin mengatakan bahwa hari itu adalah deadline pekerjaanya jadi dia harus menyelesaikannya. ” Aku menikah…tapi mengapa aku merasa kesepian ya…….sangat kesepiaannnn……” Sungjoon pun berpura – pura kecewa dan keluar dari ruang kerja Hyejin. Hyejin menutup laptopnya tiba – tiba. ” Aku sudah menutup laptopku….” goda Hyejin. Sungjoon yang sudah hampir sampai di pintu menghentikan langkahnya dan berjalan kembali ke arah Hyejin. Sungjoon pun menarik kursi yang diduduki oleh Hyejin. ” Hya…kau mau bawa aku kemana?? ” teriak Hyejin.

47Seorang pelanggan hotel meminta Ha Ri untuk memperbaiki roda kopernya yang lepas. Ha Ri mengatakan bahwa sebelumnya dia sudah memperbaiki koper nenek tsb. Karena Ha Ri sudah melihat sebelumnya bahwa roda koper nenek tsb lepas. Nenek tab pun mengucapkan tetima kasih dengan senang kepada Ha Ri. Ha Ri bahkan ingat nomor kamar nenek tsb. Dan membuat nenek tsb makin puas akan layanan yang diberikan kepada nya oleh Ha Ri.

48Shinhyuk berjalan di depan kantor The Most. Dia melihat posternya masih terpampang disana. Sebagai seorang TEN. Shinhyuk berhenti sejenak untuk melihat gambar dirinya disana. Kemudian dia melanjutkan langkahnya lagi.

49Hyejin sedang membaca novel terbaru dari TEN. Di halaman belakang buku terdapat tulisan, ” untuk sahabat baikku, Jackson…..”. Hyejin tersenyum. Kenangannya langsung tertuju di saat Shinhyuk mengatakan bahwa dia dan Hyejin adalah teman yang baik. Mereka cocok sebagai seorang sahabat.

50Shinhyuk berdiri di tempat penyebrangan jalan. Tetingat semua kenangannya bersama Hyejin. Disaat Hyejin mabuk, di saat Hyejin panik sewaktu dia mengetahui apa yang dia lakukan di saat mabuk. Shinhyuk juga teringat di saat Hyejin mengira bahwa aduk Shinhyuk adalah seorang manusia padahal dia adalah seekor anjing. Beyapa marahnya Hyejin pada saat itu. Kemudian dia juga teringat betapa antusiasnya Hyejin sewaktu dia mengetahui Shinhyuk kembali ke tim The Most. Semua itu teringat jelas dalam ingatan Shinhyuk.

51Hyejin dan Sungjoon sedang merapikan bekal makanan mereka. Mereka berencana untuk piknik.

52Monolog Hyejin: ” Suatu hari…aku mulai berpikir tentang satu hal. Aku berpikir bahwa karakter utama tak hanya ada di film atau drama. Dalam kehiduoan nyata, ada juga orang yang berperan sebagai karakter utama dan juga ada yang hidup sebagai pemain pembantu. “

Hyejin dan Sungjoon tampak senang akan berpiknik bersama. Mereka bernyanyi di mobil. Dan Hyejin dikejutkan oleh suara Sungjoon yang sangat fals. ” ” Hya….suaramu memang benar – benar sangat fals..itu mengejutkan…” kata Hyejin. ” Tidak…jika kau tetus mendengarkannya mungkin kau akan merasa ketagihan..” kata Sungjoon. Sungjoon pun meneruskan nyanyiannya dan makin parah! Hyejin tertwa terbahak – bahak mendengar suara Sungjoon.

Monolog Hyejin: ” Tapi kali ini…aku memiliki pemikiran seperti ini, mungkin itu adalah aku sendiri yang memutuskan bahwa aku adalah karakter pembantu. Menyerah dengan mudah dengan membiarkan kehidupan mengontrol jalanmu. Adalah aku yang mematikan lampu sorotan yang sebenarnya mengarah kepadaku. Orang – orang sering mengatakan bahwa hidup bukanlah sebuah dongeng. Namun kadang – kadang layaknya seorang anak kecil…seorang yabg bodoh…bagaimana jika kita berpikir bahwakehidupan itu adalah seperti dongeng?”

Hyejin dan Sungjoon duduk diantara indahnya tanaman di kala musim gugur. Mereka makan bekal yang mereka buat dari rumah. Terlihat sangat bahagia.

53Monolog Hyejin : ” jika kau tidak mematikan lampu sorot yang tertuju padamu, dan kau juga tidak menyerah pada mimpimu, mungkin nanti, sesuatu yang melebihi seperti dongeng akan terjadi. Seperti cinta pertama yang tak pernah terpikir menjadi kenyataan. Kini menjadi kenyataan. Atau mimpi masa kecilmu yang dipaksa untuk menjadi kenyataan. Keajaiban seperti itu bisa saja terjadi. “

Seorang anak kecil sedang berjalan riang di tengah gugurnya daun musim gugur. Di belakangnya seorang pria sedang mengikuti anak tsb menggunakan payung berwarna merah. Sampai di tempat penyebrangan. Anak kecil itu berhenti. Sang pria menjulurkan tangannya dengan maksud agar anak kecil perempuan tsb menyambut tangannya. Lampu hijau untuk pejalan kai menyala…” Oh….Go….” kata anak kecil tsb. Mirip seperti Hyejin. Dengan rambut keriting, dan pipi yang merah. Dia juga memiliki kebiasaan seperti ibunya.

54Dia adalah Yeon Wo. Anak Sungjoon dan Hyejin. ” Yeonwoo….cepatlah….ibu menunggu kita di rumah….” . Sungjoon dan Yeonwoo berjalan riang sore itu.

55

T A M A T