DanTae dan Joonsoo bertemu tanpa sengaja di lift. Joonsoo memasuki lift dengan canggung. Di dalam, mereka tidak saling menyapa seperti biasa. Mereka hanya berbasa – basi sedikit dan itupun terlihat sangat kaku. Joonsoo tiba di lantai yang dituju. Dia keluar lebih dulu, ketika DanTae memanggil namanya, Joonsoo sedang menerima telp dari seseorang. Terkesan bahwa dia sedang menghindar dari DanTae.
DanTae mengatakan pada nenek bahwa dia akan menghentikan pencarian tersangka yang telah menculiknya. ” Pasti sangat melelahkan bagimu melewati ini sendiri. Apakah kau ingin berhenti? ” tanya nenek. DanTae mengatakan bahwa bukan itu alasannya. Dia hanya merasa ada sesuatu yang melintas di kepalanya. Neneknya mengatakan juga bahwa DanTae dapat berhenti kapanpun ia mau. DanTae hanya mengangguk.
Joonsoo kembali bertemu dengan Yeom Tae Cheol. Dia mengutarakan pikirannya bahwa DanTae adalah JunPyo. TaeCheol sangat terkejut mendengar dugaan Joonsoo. Joonsoo juga mengatakan bahwa dia sudah mengirimkan sampel sebagai tes DNA. Jadi mereka tinggal menunggu hasilnya. ” Jika memang benar JunPyo adalah DanTae, Paman, aku dan ibuku harus pergi dari perusahaan ini dengan tangan kosong. ” kata Joonsoo. Mereka harus memohon ampun pada JunPyo atas apa yang telah mereka lakukan. TaeCheol tak sepaham. Dia tak ingin menunggu hasil tes itu. ” Kita hanya perlu menjauhkan DanTae dari keluarga kita. ” kata Taecheol. ” Apakah paman masih belum sadar juga?! Apa yang sudah paman lakukan sebelumnya? Paman tak hanya menghancurkan hidup JunPyo , tapi kau juga membuat ibu JunPyo meninggal. Kau juga menghancurkan hidup nenek dan ayah JunPyo. ” kata Joonsoo dengan nada tinggi. Dia mengatakan bahwa pamannya jangan melakukan apapun sampai hasil pemeriksaan keluar. Karena itu adalah kesempatan terakhir yang bisa ia berikan untuk pamannya.
Joonsoo sedang menunggu Gongshim di Taman dekat rumah Gongshim. Joonsoo sengaja takmenelpon Gongshim. Karena takut Gongshim akan mengabaikan panggilannya, oleh karena itu Joonsoo menunggu Gongshim pulang. Joonsoo berbicara mengenai tiket exhibition. Seharusnya dia tak melakukan itu. Akibatnya sekarang dia membuat Gongshim merasa tak nyaman. ” Aku menyukai DanTae. Dan aku juga menyukaimu Gongshim. Aku tidak ingin kehilangan kalian berdua. ” kata DanTae . Gongshim mengangguk – angguk perlahan. Joonsoo mengatakan bahwa dia ingin terus berhubungan dengan DanTae dan Gongshim. Dia juga berharap bahwa mereka bertiga bisa kembali seperti dulu lagi. ” Aku juga menganggapmu sebagai teman baik selama ini.. ” kata Gongshim. Joonsoo mengucapkan terima Kasih karena Gongshim sudah mengatakan hal tsb.
Joonsoo masuk ke kamarnya dengan gontai. Masalahnya sudah seperti ini. Dia ingat ketika DanTae dan dirinya memiliki persamaan. Mereka sama – sama memiliki alergi pada telur. Bukankah hal itu sangat jarang terjadi antara 2 orang yang tidak pernah saling mengenal? Jika DanTae bukanlah JunPyo, mengapa dia berada di arboretum untuk melihat tersangka penculikan JunPyo? Bahkan dia juga teringat, dia memeberikan sikat gigi DanTae untuk bisa di tes DNA. Kejadian ini sangat membingungkan bagi Joonsoo.
DanTae juga demikian. Sepertinya dia sudah tahu bahwa ibu Joonsoo terlibat dalam penculikan dirinya. Joonsoo tentu saja ingin melindungi ibunya. DanTae sangat menyukai Joonsoo. Dia teringat saat Joonsoo mabuk. Pada saat itu DanTae sedang dirawat di RS. Joonsoo terlihat sangat mengkhawatirkan DanTae selama DanTae menghilang. Dia juga teringat di saat Joonsoo merasa terganggu dengan tingkah laku DanTae saat DanTae mencari pemilik badge yang jatuh di Arboretum. Dan yang lebih mengagetkan DanTae adalah, ternyata Joonsoo ada di lokasi kejadian di saat dia memancing si pelaku penculikan dirinya di Arboretum. Joonsoo lah yang membuat DanTae kehilangan si pelaku. Joonsoo pasti ingin melindungi ibunya.
DanTae menemui ayahnya di ICU. Dia berbicara dengan ayahnya yang masih koma. Dia sudah hampir menemukan pelaku penculikan dirinya. Tapi dia tak merasa semangat lagi sewaktu dia memulai untuk melakukan ini. Dia merasa bahwa Joonsoo pasti merasa sangat berat menjalaninya. Joonsoo harus melindungi ibunya dan mungkin Joonsoo akan melakukan apapun demi ibunya. Harusnya DanTae mengatakan pada Joonsoo bahwa dia sudah tau semua. ” Aku tidak ingin kehilangan Joonsoo ayah.. ” kata DanTae. ” Ayah… Apakah aku melakukan hal yang benar? ” tanya DanTae lagi kepada ayahnya.
DanTae menelpon Joonsoo. Ada sesuatu yang ingin dia bicarakan. Joonsoo juga ingin bicara sesuatu pada DanTae. Namun Joonsoo baru bisa melakukannya di saat dia pulang dari perjalanan bisnisnya ke China selama 3 hari. Joonsoo dan DanTae pun berjanji akan bertemu setelah Joonsoo pulang dari China.
Dengan ditemani banyak nyamuk, Gongshim menunggu DanTae pulang. Akhirnya DanTae muncul. Gongshim langsung menghampirinya. Gongshim mengajak DanTae untuk pergi ke piknik besok. Tapi sepertinya tidak bisa karena DanTae ada janji untuk bertemu dengan teman kuliahnya. ” Ah.. Aku tahu. Kau pasti sudah memiliki alasan untuk menghindarinya. Aku sangat tahu itu. ” kata Gongshim. Gongshim tak patah semangat. Dia menanyakan jadwal DanTae keesokan harinya, kemudian lusa, kemudian esoknya sesudah lusa dst. ” Kita pergi saja.. Gongshim… Piknik. ” kata DanTae yang membuat Gongshim terkejut. Seakan membuat Gongshim percaya, DanTae menelpon sahabatnya dan membatalkan janjinya. Gongshim merasa senang, karena DanTae memilih pergi dengannya ketimbang dengan temannya. DanTae berbohong akan melakukan kencan buta dan dia harus membatalkan janjinya. ” Ah.. Kau akan melakukan kencan buta besok. ” kata Gongshim. ” Aku harus berbohong untuk keluar dari janji itu. ” kata DanTae menjelaskan. Gongshim pun kembali tersenyum. Tiba – tiba ” PLAAKKK” Gongshim menpar DanTae. Ada nyamuk di pipi DanTae. ” Kenapa? Kenapa kau memukulku? Kenapa kau memukulku di saat aku tak melihatmu? ” kata DanTae. Dia terlihat marah. Gongshim meminta maaf. Dia hanya ingin mengusir nyamuk. DanTae kemudian tersenyum lagi sambil bertanya besok mereka akan kemana.
Ternyata hasil DNA lebih lama dari dugaan Joonsoo. Dia meminta untuk dipercepat. Kemudian dia meminta bahwa agar dia dihubungi jika hasil tes sudah keluar.
Gongshim sedang membuat kimbap untuk bekalnya dengan DanTae. Dia memakan beberapa potongan KimBap. Tiba – tiba perutnya merasa sakit. Ibunya mengira bahwa Gongshim terlalu banyak makan kimbap. GongMi akan pergi dengan ibunya berbelanja. Ketika ayah mereka ingin ikut, ibu Gongshim melarangnya dan meminta agar ayahnya tinggal di rumah. ” Gongshim…apakah aku boleh ikut piknik denganmu? ” tanya ayahnha dengan muka mengiba. ” Ayah.. Aku sudah menempatkankan kimbapmu dalam tempat terpisah.. ” jawab Gongshim yang dapat diartikan bahwa ayahnya tak boleh ikut dengannya.
Gongshim sedang bersiap memilih pakaian yang akan ia gunakan. Tapi dirasanya, sakit di perutnya semakin menjadi – jadi. Tapi Gongshim menahannya. Akhirnya dia memutuskan untuk memakai baju dengan corak biru muda bergaris krem.
DanTae melakukan hal yang sama. Beberapa kali dia mengganti bajunya dengan baju yang dirasanya pas. Akhirnya DanTae juga memilih kaos berwarna senada dengan yang digunakan Gongshim. ” Ini terlihat cerah… ” kata DanTae.
Gongshim menunggu DanTae di bawah. Saat DanTae turun, mereka terkejut karena mereka menggunakan baju bermotif sama. Karena takut dikira pasangan, Gongshim berinisiatif untuk mengganti pakaiannya, namun DanTae melarangnya. ” Apakah kau sedang sakit? ” tanya DanTae. Dia melihat wajah Gongshim terlihat pucat. Tapi Gongshim mengatakan bahwa dia baik – baik saja. Wajah Gongshim terlihat seperti orang sakit. DanTae menawarkan agar Gongshim pergi beristirahat saja dan mereka bisa pergi lain kali. Tapi Gongshim menolaknya. ” Aku tak apa – apa. Aku tak merasa sakit. ” kata Gongshim. Dia beralasan bahwa semalam dia tak bisa tidur, oleh karena itu wajahnya terlihat lelah. ” Ah.. Banyak nyamuk semalam, aku pun tidak bisa tidur dengan nyenyak. ” kata DanTae. Gongshim menyetujui kata – kata DanTae.
Ternyata GongMi dan ibunya membeli pakaian untuk ayahnya. Itulah sebabnya mereka tak ingin ayah dan suami mereka ikut. Mereka ingin memberikan kejutan. GongMi mengajak ibunya berkunjung juga ke tokk baju. Dia ingin membelikan baju untuk ibunya. Ibunya pun nampam senang dan bersemangat masuk ke dalam toko tsb.
Di saat yang sama, ibu Joonsoo, Yeom Tae Hee juga berada di mall yang sama bersama dengan seorang teman. GongMi memilihkan pakaian untuk ibunya. Kemudian ibunya mencoba baju tsb di kamar pas. Di saat ibu GongMi sedang mencoba pakaian ibu Joonsoo masuk ke dalam toko tsb bersama sahabatnya. GongMi yang mengetahuinya langsung panik. Yeom Tae Hee berjalan mendekatinya sambil memilih baju. GongMi melangkah perlahan menjauhinya. Namun tak ada lagi tempat bersembunyi bagi dirinya. Akhirnya Yeom Tae Hee tahu bahwa GongMi ada di sana. Dan dia menyapanya dengan ramah. Tak ada pilihan bagi GongMi selain membalas sapaannya. Ibu GongMi yang berada di dalam mendengar, ada suara Yeom Tae Hee. Untuk memastikan, dia mengintip ke luar. Benar saja, Tae Hee sedang berada di sana, mengobrol dengan putrinya. Tae Hee meminta sahabatnya mencoba pakaian pilihannya. Kemudian staff toko mengatakan bahwa ruang pas sedang dipakai oleh ibu GongMi dan mereka harus menunggu. ” Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan? GongMi pasti akan dalam masalah.. ” kata ibu Gongshim di dalam ruang pas. Yeom Tae Hee mengatakan bahwa dia juga ingin bertemu dengan ibu GongMi. GongMi terlihat cemas. Kemudian pegawai toko mulai mengetuk pintu kamar pas. ” Nyonya.. Apakah kau baik – baim saja? Apakah kau memerlukan bantuan?” tanya staff toko. Namun tak ada jawaban dari dalam. Joo Jae Bon makin terlihat panik. Dia tak boleh terlihat oleh Tae Hee. Wajah GongMi makin terlihat cemas. Akhirnya, ibu GongMi keluar dari kamar pas dengan menutupi wajahnya dengan menggunakan baju yang ia coba. Staff toko kemudian meminta agar rekannya mengejar Jae Boon yang dikira melarikan baju. Hal ini tentu saja membuat Yeom Tae Hee kaget. GongMi juga sama terkejutnya dengan Tae Hee. ” Apakah dia ibumu? ” tanya Tae Hee. GongMi tak tahu harus menjawab apa. Yang dia tahu adalah, dia berpamitan pada Tae Hee dan segera pergi menyusul ibunya.
Ibunya meminta maaf pada pegawai toko. Menjelaskan bahwa dia tak bermaksud membawa lari baju yang sedang dicobanya. GongMi menyusul ibunya ke kamar mandi. Dia menghela napas lega. ” Kebetulan macam apa ini? Bagaimana bisa Yeom Tae Hee berada di sana? Tapi aku melakukan hal yang Bagus kan? Aku menutupi wajahku dengan baju, jadi dia tak bisa melihat wajahku. ” kata Jae Boon sambil tersenyum bangga. Jae Boon segera mengajak GongMi pergi dari tempat itu sebelum mereka bertemu dengan Tae Hee lagi. Tanpa mereka sangka, Tae Hee menyusul mereka kr kamar mandi dan melihat percakapan mereka berdua. GongMi dan Jae Boon kaget setengah mati. Jo Jae Boon tersenyum kecut, sementara GongMi terlihat ketakutan. ” Jadi, GongMi adalah anakmu, Sekertaris Gong juga anakmu. Berarti Pengacara Gong dan Sekertaris Gong adalah kakak adik… Aku benar kan? ” tanya Tae Hee. Jae Boon mengajak Tae Hee berbicara, dia ingin memegang tangan Tae Hee namun ditepiskannya tangan Jae Boon. Tae Hee mengatakan bahwa Jae Boon orang yang menakutkan dan ia tak ingin berbicara dengan Jae Boon. Dia mengajak GongMi berbicara. ” Mengapa kau tak berbicara denganku saja? Biar aku yang jelaskan semua.. ” kata Jae Boon. Kemudian GongMi melarang ibunya berbicara lebih lagi. Dengan maksud biarkan saja dia yang berbicara dengan Tae Hee. Sepeninggal Tae Hee dan GongMi, Jae Boon benar – benar panik. Tak tahu haru melakukan apa. Menurutnya, kejadian ini benar – benar menakutkan.
” Sejak kapan kau tahu tentang putraku? ” tanya Tae Hee. GongMi hanya bisa minta maaf. ” Pertemuan pertama kalian di workshop, kau tahu tidak bahwa Joonsoo adalah pewaris Star Group? ” tanya Tae Hee lagi. GongMi hanya bisa menunduk dan minta maaf. Tae Hee mengatakan bahwa GongMi adalah saudara dari GongShim. Tak mungkin dia tidak tahu bahwa Joonsoo adalah pewaris Star Grup. Tae Hee mengatakan bahwa GongMi dan keluarganya telah mempermainkannya. Mereka semua menyedihkan. GongMi membuat alasan. Dia tahu bahwa Joonsoo adalah pewaris Star Group. Tapi dia merasa bahwa Joonsoo tak ingin statusnya ketahuan. Oleh karena itu dia berpura – pura tidak tahu siapa Joonsoo sebenarnya. Dia berjanji akan hal itu. Tae Hee mengatakan bahwa dia sudah tak percaya lagi dengan semua kata – kata GongMi. ” Anak seperti ibunya. Kau sangat licik. Bagaimana bisa kau mempermainkan kita dengan cara seperti itu? Kita sangat baik padamu.. ” kata Tae Hee. GongMi tak bisa berkata apapun. Hanya bisa menundukkan wajahnya tanpa berani menatap Tae Hee.
GongMi mengurung diri di kamarnya. Dengan takut – takut Jae Boon masuk. Dia melihat anaknya sangat murung. Jae Boon meminta maaf pada putrinya. Dia mengatakan bahwa ini semua adalah kesalahannya. ” Ini bukan kesalahanmu. Ini adalah kesalahan GongShim. ” kata GongMi. Ibunya tak mengerti mengapa tiba – tiba GongMi menyalahkan GongShim. Ibunya terlibat perkelahian dengan Tae Hee karena Gongshim dipecat dari pekerjaannya karena kesalahan GongShim sendiri. Ibunya masuk ke dalam situasi tsb karena membela GongShim. Jika GongShim tidak melakukan kesalahan dan dia tidak dipecat, maka ibunya juga tidak akan berkelahi dengan Tae Hee dan semua hal buruk tadi tak akan terjadi. ” GongMi… GongShim hanya… ” belum selesai ibunya berbicara, GongMi sudah memotong. ” Jika ibu ingin membela GongShim, pergilah. Tinggalkan aku sendiri. ” kata GongMi. Dengan berat hati, ibunya meninggalkan GongMi sendiri di kamarnya. GongMi merasa marah dan sedih. Dia membuang semua bukunya di rak buku untuk melampiaskan amarahnya, kemudian menangis.
Sementara itu DanTae dan Gongshim sedang menikmati piknik mereka. GongShim membuka bekal makanan mereka satu demi satu. DanTae merasa senang karena GongShim membuat banyak makanan. Kemudian mereka membuka kimbap. Disaat DanTae ingin memasukkan KimBap di mulutnya, dia terhenti. ” Ada telur di dalamnya. Aku alergi telur. Apakah kau ingin membunuhku? Apakah kau tak ingat aku memiliki alergi telur? ” tanya DanTae kecewa. Gongshim hanya nyengir. Kemudian dia membuka kotak makanan 1 lagi. Isinya kimbap tanpa telur. Tentu saja GongShim ingat bahwa DanTae memiliki alergi yelur. DanTae kemudian menatap Gongshim lekat – lekat. Gongshim merasa merinding dengan tatapan DanTae yang seperti itu. Lalu DanTae berusaha membuat beberapa ekspressi wajah imut. Dan Gongshim semakin merinding melihatnya. Gongshim merasakan sakit perutnya kembali. DanTae melihat keringat dingin keluar dari GongShim. ” Kau pasti sakit kan? Kau berkeringat dingin.. ” kata DanTae. ” Tidak.. Aku baik – baik saja. Aku berkeringat karena aku menggunakan wig ini ” kata GongShim. DanTae pun mengangguk. DanTae merasa senang bisa berada di luar seperti ini. Udaranya sangat menyegarkan. Gongshim juga senang bisa melihat DanTae yang selalu tersenyum.
Gongshim dan DanTae melanjutkan piknik mereka dengan naik kereta yang dijalankan bila dikayuh. Mereka merasa bahwa itu sangat menarik. Mereka bisa melihat pemandangan sekitar yang sangat menyejukkan.Gongshim merasa sakit di perutnya semakin menjadi – jadi. Dia pikir dia dapat menahannya, namun sepertinya tidak. Saat DanTae ingin mengayuh lebih cepat lagi, tiba – tiba Gongshim pingsan. DanTae sangat panik. Dia berusaha membangunkan Gongshim namun sepertinya GongShin tak bergerak. DanTae segera minta bantuan. Dia menggendong Gongshim di punggungnya dan segera berlari ke rumah sakit.
Gongshim menderita usus buntu jadi dia harus melakukan operasi. DanTae mencoba menenangkan Gongshim. ” Aku tidak akan kemana – mana. Semua akan baik – baik saja. ” kata DanTae sambil memegang erat tangan Gongshim. Gongshim hanya bisa mengangguk menahan kesakitan.
DanTae datang sambil membawa perlengkapan Gongshim. Gongshim Buru – Buru memakai wignya. Dia bertanya mengapa DanTae datang terlambat. Padahal dia sudah menunggunya dan menyuruh kedua orang tuanya pulang. DanTae mengatakan bahwa dia terburu – Buru mengepak peralatan Gongshim dan juga ada kemacetan. Gongshim bertanya apakah DanTae sudah makan? DanTae mengatakan belum. ” Kau bisa makan makananku yang diberikan oleh rumah sakit. ” kata Gongshim. Tapi ternyata suster datang dan mengatakan bahwa Gongshim masih harus berpuasa sampai dia buang gas. Jadi malam itu dia tak dapat jatah makan malam. Gongshim juga tidak diperbolehkan minum air. Dia boleh pulang jika dia sudah buang gas. Gongshim mempersilahkan DanTae untuk keluar dan mencari makan. Namun DanTae malah duduk di samping Gongshim. Mengatakan bahwa DanTae tak akan makan apapun karena Gongshim juga tak makan apapun. Perut DanTae berbunyi. Tapi DanTae mengabaikannya dan malah memarahi Gongshim. Dia mengatakan bahwa apa yang dilakukan Gongshim adalah berbahaya. Dia harus memberitahu orang lain jika dia merasa sakit. ” Lain kali, jika kau merasa sakit, kau harus memberitahuku. ” kata DanTae. Gongshim mengangguk.
Ponsel DanTae berdering. Gongshim membaca tulisan di ponsel itu adalah ” Star Queen “. DanTae tersenyum lalu menjawab ponselnya di luar ruangan Gongshim. Tinggallah Gongshim yang merasa cemburu. Dia mengira telp itu berasal dari wanita yang bekerja di Star Grup juga.
Ternyata telp itu berasal dari nenek. Nenek menanyakan kabar DanTae yang taj bisa dihubungi seharian. DanTae mengatakan bahwa dia ada di rumah sakit. ” Rumah sakit? Kenapa? ” suara nenek terdengar panik. ” Ingat wanita yang aku suka yang aku ceritakan ? Dia mengalami operasi. ” kata DanTae. DanTae mengatakan bahwa itu hanya operasi usus buntu. ” Apakah dia baik – baik saja? ” tanya nenek. DanTae mengatakan bahwa Gongshim baik – baik saja. Nenek pun meminta DanTae agar menjaga wanita yang ia suka dengan baik.
Di dalam hatinya, Gongshim masih merasa marah karena cemburu. Dia mengira Star Queen adalah perempuan muda yang bekerja di Star Grup. DanTae kembali masuk ke dalam ruangan Gongshim. Dia meletakkan ponselnya di depan Gongshim. DanTae bertanya apa yang diinginkan Gongshim karena Gongshim masih harus berpuasa. Dia akan membawakan apapun yang Gongshim suka. Gongshim tak menanggapinya. Pikirannya terus tertuju pada Star Queen. ” Aku melihat layar ponselmu ketika kau menerima telepon. Siapa itu Star Queen? Apakah dia seseorang yang bekerja di Star Grup? ” tanya Gongshim. ” Ya.. Benar. ” jawab DanTae datar. Tapi DanTae tak mau menjawab saat Gongshim bertanya siapa dia. DanTae kemudian pergi keluar dengan alasan ingin mengambil peralatan di lantai satu. Gongshim kesal karena DanTae tak mau mengatakan siapa Star Queen sebenarnya saat dia bertanya.
Sepeninggal DanTae, ponsel milik DanTae berbunyi lagi. Dari Star Queen. Gongshim pun mengambil kesempatan ini untuk mengangkat ponselnya. ” Halo.. Aku adalah pacarnya Ahn DanTae. Jika kau ada pesan untuknya, nanti bisa aku bantu untuk sampaikan. ” kata Gongshim dengan gaya manis. Nenek yang mendengarnya pun tersenyum. Dia tahu bahwa itu adalah suara gadia yang disukai oleh cucunya. Mendengar lawan bicaranya tak menjawab, Gongshim kembali mengulang kata – katanya. ” Baiklah.. Aku menutupnya.. ” kata nenek. Gongshim terkejut mendengar suara lawan bicaranya seperti orang tua. Saat DanTae kembali, Gongshim segera melemparkan ponsel DanTae ke kasur di depannya.
DanTae bertanya pada Gongshim apakah ada yang perlu ia bantu. Namun Gongshim menggeleng. Gongshim menggaruk kepalanya yang terasa gatal. Dia berkeringat dan tidak mencuci rambutnya, oleh karena itu rambutnya terasa gatal. DanTae membeli produk shampo yang bisa digunakan mencuci rambut tanpa menggunakan air. Gongshim menolaknya karena dia harus melepas wignya. Tapi DanTae memaksanya. Dia tak peduli walaupun Gongshim memiliki bagian yang botak di kepalanya. DanTae membuka wig Gongshim dan mulai mencuci rambutnya. Gongshim menikmatinya. DanTae merawatnya dengan sangat baik. Bahkan dia juga mengoleskan obat pada botak yang dialami oleh Gongshim. Setelah itu dia membantu Gongshim untuk berbaring dan tidur.
Malam itu DanTae tidur di sebelah Gongshim. Dia menemani Gongshim di RS. Gongshim terus menatap DanTae yang tertidur. Dia menyentuh pipi DanTae dan membuat DanTae sedikit bergerak. Tak hentinya senyum menghiasi wajah Gongshim. Bahagia karena DanTae ada di sampingnya, menemaninya.
Mereka berdua saling menikmati kebersamaan satu sama lain. Gongshim membantu DanTae memakaikan dasi di saat DanTae ingin bekerja. Dan Tae pun menikmati hal itu. Dia tersenyum saat Gongshim akan memakaikan dasi kepadanya. Hingga saat itu, Gongshim belun buang gas. Jadi dia masih belum pulang dan masih harus berpuasa. ” Gongshim, kau pasti sangat lapar. Aku akan kembali setelah bekerja. ” kata DanTae. Gongshim mengatakan bahwa dirinya tak apa – apa. Kemudian DanTae pamit berangkat kerja. ” Memikirkan hal itu lagi, aku harus kembali ke rumah jika aku sudah buang gas. Bagaimana ini? ” tanya Gongshim pada dirinya sendiri. Dia tak ingin kebersamaannya bersama DanTae berakhir. Akan menyenangkan bisa terus bersama DanTae meskipun itu di rumah sakit.
Direktur Yeom sedang mencuci tangannya di wastafel. Tatoo kupu – kupu terlihat di tangannya. DanTae kemudian masuk dan memberi salam pada Direktur Yeom. Yeom Tae Cheol terus menatap Ahn DanTae. Dia teringat kata – kata Joonsoo yang mengatakan bahwa ada kemungkinan Ahn DanTae adalah Seok JunPyo. ” Apakah ada yang ingin kau katakan padaku? ” tanya DanTae pada Yeom Tae Cheol. Tae Cheol tersadar dari lamunanya. Tersenyum kemudian mengatakan, “tak ada.
Yeom Tae Cheol berpikir di ruangannya. Jika memang Ahn DanTae adalah Seok JunPyo, maka itu adalah masalah besar untuknya. Saat dia bersama Junpyo sewaktu menculiknya, Tae Cheol memberikan cincin miliknya. Cincin itu merupakan cincin yang ia miliki bersama dengan alumni tentara lain. Dimana disana tertulis tanggal dan divisi dimana dia berada sewaktu di militer. Dia melihat kalung yang dikenakan oleh JunPyo kecil. Junpyo tak mau menyerakan kalung tsb karena nenek melaramgnya memberikannya kepada siapapun. “ Kalung ini bisa membawaku pulang ke rumah..” kata JunPyo kecil pada saat itu. Akhirnya, agar JunPyo mau memberikannya, Taecheol memberikan cincinnya yang menurut Junpyo bisa mengeluarkan laser. TaeCheol menggunakan kalung itu untuk mengancam keluarga JunPyo agar memberikan tebiusan sebesar 100.000 dollar. “ Jika DanTae memiliki cincin tsb, aku akan disalahkan untuk semuanya. “ kata TaeCheol.
Petugas kebersihan sahabat DanTae memberikan sebuah tas besar. Tas itu , DanTae yang menitipkan pada staff kebersihan untuk menjaganya. DanTae membuka tas tsb, di dalamnya terdapat sebuah kotak. Dantae membuka kotak tsb. Berisi tentang perlengakapan JunPyo disaat dia menghilang. Baju yang dikenakan Junpyo dan selebaran yang berisi tentang pencarian anak hilang. Ternyata ada cincin yang dimaksud oleh Yeom Tae Cheol. Cincin tsb ada di dalam kotak tsb. DanTae belum bisa mengingat cincin apa yang dipegangnya saat ini.
Yeom TaeCheol kembali menemui sahabatnya. Dia menanyakan dimana Ahn Soo Young. Sahabatnya juga mengatakan bahwa Ahn Soo Young tiba – tiba menghilang. “ Apakah ada seseorang yang bisa aku hubungi?” tanya TaeCheol. Akhirnya sahabatnya itu menunjuk bibi Jiwoon dan memberikan nomor telepon bibi Jiwoon kepada TaeCheol.
Bibi Jiwoon sedang berjalan di lobi Rumah Sakit, seperti hendak menunggu seseorang. Yeom Tae Cheol mengamatinya dari jauh. Kemudian dia menelpon bibi Jiwoon sambil mengawasi. Karena Yeom Tae Cheol belum tahu yang mana adik ipar Soo Young, jadi dia perlu melakukan hal ini agar dia tahu yang mana adik ipar Ahn Soo Young. Akhirnya Yeom Tae Cheol mengetahui mana bibi Jiwoon. Yeom Tae Cheol mengaki sebagai sahabat Ahn Soo young dari militer. Ternyata Bibi Jiwon ke lobi untuk menunggu Yeom Tae Cheo. Yeom TaeCheol bealasan dia tak jadi pergi memeberikan hadiah untuk Soo young karena ada kepentingan mendadak. Bibi Jiwon kembali masuk ke rumah sakit.
Tanpa sepengetahuan Bibi Jiwoon, Yeom Tae Cheol dan anak buahnya mengikuti bibi Jiwoon. Yeom Tae Cheol meminta anak buahnya untuk mengikuti Bibi Jiwoon ke ruangan dimana Ahn Soo young berada. Dia juga meminta anak buahnya untuk mengawasi Bibi Jiwoon.
Yeom Tae Hee mengadu kepada suaminya, Seok Dae Hwang bahwa gongMi sebenarnya adalah saudra dari GongShim. Seok dae Hwang tidak percaya karena mereka berdua sangat amat berbeda. Tae Hee masih saja tidak bisa menerima kenyataan bahwa Gong Mi telah mempermainkannya. “ Itu semua mungkin karena kita telah memperlakukan adiknya dengan tidak adil..” kata Dae Hwang. “ Karena itu juga, ibunya bersikap kasar kepadaku..” kata Tae Hee. Dae Hwang tak mengerti maksud dari istrinya. Kemudian Tae Hee mengatakan bahwa Jae Boon, Ibu GongMi membantingtubuh Tae Hee di hadapan teman – temannya. Dae hwang yang mendengar hal ini merasa kaget. Jae Boon terus mencoba menelpon Tae Hee. Namun Tae Hee terus mengabaikannya.
Kini ayah Gongshim yang tak terima keluarganya diperlakukan seperti ini. Mereka memecat Gongshim dengan cara tidak adil dan kini dia tak akan membiarkan mereka memecat GongMi juga. Jae Boon terharu melihat suaminya yang begitu membela keluarganya. Dia meminta telepon istrinya. Ayah Gongshim hendak menelpon Yeom Tae Hee sendiri. Seok Dae Hwang juga melakukan hal yang sama. Dia mengambil alih telepon genggam milik istrinya. Dia ingin membuat bahwa Jo Jae Boon tak akan memukul istrinya lagi. Dan juga ia ingin membuat Jo Jae Boon minta maaf. “ Halo..” kata Dae Hwang. Ayah Gongshim terkejut. Dia menjawab panggilan tsb dengan tergagap. Seok Dae Hwang juga merasa terkejut dengan suara ayah Gongshim.
Akhirnya Ayah Joonsoo dan ayah Gongshim memtuskan untuk bertemu. Awalnya mereka saling mengintimidasi satu sama lain. Bahkan mereka ingin membawa permasalahan yang melibatkan istri mereka ke meja hukum. Namun tiba – tiba di restoran itu diperdengarkan lagu lawas. Ayah Gongshim dan Ayah joonsoo menutup mata mereka. Mereka mendengarkan lagu itu dengan seksama. Mereka pun menolak diganggu ketika sedang mendengarkan lagu ini. Ternayata mereka berdua adalah penggemar penyanyi yang sama. Lagu itu mengingatkan mereka sewaktu mereka masih muda dulu. Mereka berdua saling menyapa. Bahkan mereka juga datang di konser penyanyi wanita tsb. Dengan cepat, ayah Joonsoo dan ayah Gongshim slaing berjabat tangan dan tertawa. Mereka layaknya sedang reuni.
Kepada istri masing – masing mereka mengatakan bahwa masalah sudah beres. Ayah GongShim mengatakan bahwa Star Group tak akan memecat Gong Mi. Sedangka seo dae Hwang mengatakan jika ayah GongMi berlutut dan memohon maaf kepadanya. Membuatnya menjadi tak tega. Jadi dia mengatakan bahwa mereka tidak perlu mengurusi GongMi. Istrinya, Yeom Tae Hee pun setuju.
DanTae kembali ke kamar Gongshim malam itu. Ketika Gongshim ingin menyambut DanTae, turun dari tempat tidur dan…….GongShim buang gas !. Muka keduanya langsung berubah. Namun di saat Gongshim bertanya dengan salah tingkah, menanyakan suara apa yang keluar, Dantae mengatakan bahwa dia tak mendengar apapun. Dia tak ingin menyinggung GongShim. GongShim pun kemudian tersenyum. Dia berpikir bahwa DanTae memang tak mendengar apa – apa. Tak berapa lama suster masuk. Bertanya apakah apakah Gongshim sudah buang gas atau belum. “ Tidak…itu belum keluar..” kata Gongshim dan DanTae bersamaan. Suster bingung. Harusnya Gongshim sudah buang gas malam itu. Itu artinya Gongshim belum boleh pulang dari rumah sakit dan dia harus menginap satu malam lagi di rumah sakit. Sepeninggal suster, DanTae dan Gongshim kembali salah tingkah. DanTae pun mengajak Gongshim jalan – jalan keluar untuk menghirup udara segar.
DanTae senang bisa menghabiskan malam dengan Gongshim dengan kondisi seperti itu. Dia bahkan merasa bersalah pada Gongshim. “ Ketika kita pergi ke taman, kau sudah merasakan sakit di rumah. Meskipun begitu, kau tetap memaksakan pergi denganku. “ kata DanTae. Jika bisa Gongshim bisa merubah jadwalnya untuk pergi ke taman di hari lain. Dantae merasa hal ini terjadi karena dia gagal membuat Gongshim merasa nyaman. “ Tidak..ini bukan salahmu. Aku tidak tahu bahwa ini adalah usus buntu. Aku pikir ini akan membaik nantinya.” Bela gongshim. Namun Dantae tak ingin GongShim membelanya. Bahkan Dantae meminta agar Gongshim memarahinya. DanTae melangkah mendekati Gongshim. Dekat..dekat dan semakin dekat. Wajah mereka juga semakin berdekatan. Gongshim tak mencoba menjauhi Dantae. Dia hanya diam di tempat. “ Gongshim..ada sesuatu yang ingin aku ungkapkan padamu…” kata DanTae. “ Aku….aku sebenarnya mendengar di saat kau buang gas di ruangan tadi..’ kata Dantae dengan wajah serius. Ekspresi wajah Gongshim langsung berubah menjadi khawatir. Terdengar lagi ! Gongshim buang gas lagi. Kali ini DanTae pun menutup hidungnya. Gongshim tak bisa menahan malu. Selain itu perut Gongshim juga berbunyi. Sepertinya Gongshim sangat lapar. “ GongShim..kau sangat lapar kan ? aku juga sangat lapar. Apa yang ingin kau makan? “ tanya DanTae. Kemudian Gongshim mengatakan bahwa dia ingin makan Sandiwch.
DanTae membawakan sandiwch yang cukup besar untuk Gongshim. “ Makan pelan – pelan Gongshim…” ujar DanTae. Gongshim makan dengan lahap. Karena dia merasa lapar dan juga sandich terasa sangat enak. Kemudian DanTae menunjukkan hadiah untuk Gongshim. Hadiah iotu adalh berupa gambar dia dan Gongshim di saat mereka sedang berada di kereta kayuh. Seharusnya mereka bisa bergaya di photo tsb. Namun foto tsb diambil pas dengan saat Gongshim jatuh pingsan. Jadi gambar yang muncul adalah gambar Gongshim yang pingsan dan DanTae yang berteriak histeris. Dantae mengira bahwa photo Gongshim yang lucu. “ tidak, aku sedang berbicara tentangmu. Kau terlihat sangat lucu di photo ini. Kau terlihat sangat terkejut. Apakah kau sekhawatir itu padaku?” tanya Gongshim sambil tersenyum. “ Tidak..aku hanya khawatir sedikit. “ kata Dantae. Tapi Gongshim melihat tidak sedikit. Di photo itu DanTae terlihat sangat khawatir. DanTae oun sempat memeragakan pose di photo itu yang membuat Gongshim tertawa.
Keesokan harinya, Gongshim bersiap untuk pulang. Dia mengucapkan terima kasih pada Dantae karena telah menjaganya dengan baik.
Joonsoo sudah kembali dari perjalanan bisnisnya di China. Dia kembali menghubungi bagian tes DNA. Hasil tes DNA nya sudah keluar. Joonsoo pun meminta salah satu staff untuk mengantarkan hasil tes DNA itu ke rumah.
Sementara itu di rumah Joonsoo semuanya sudah berkumpul. Nenek Junpyo, nenek Joonsoo, ayah dan ibunya berserta pamannya, Yeom tae Cheol. Mereka tak mengerti mengapa Joonsoo mengumpulkan mereka seperti ini. TaeCheol, terlihat gelisah.
Joonsoo menghubungi DanTae. Sebelum Joonsoo pergi ke China, mereka berdua berjanji untuk bertemu. Masing – masing dari mereka ada yang ingin disampaikan. “ Kapan kita bisa bertemu? “ tanya DanTae. Joonsoo pun mengajak bertemu malam itu. “ Aku memilih tempat yang sepi.” Kata Joonsoo.
Joonsoo datang disaat yang lain sudah menunggunya di ruang tamu. Dia mengatakan ada pengumuman yang ingin dia sampiakan. “ pengumuman ? Pengumuman tentang apa? “ tanya Ibu Joonsoo.
Joonsoo meminta agr mereka menunggu sebentar lagi. Joonsoo menerima hasil tes dari staff. Hasil tes itu ada di tangannya sekarang. Dengan tangan gemetar, dia membukanya. Membaca hasil tes hubungan darah antara DanTae dan nenek Nam Soon Cheon.
Sementara itu, DanTae berencana akan mengatakan semuanya pada Joonsoo sore nanti. Dia akan mengatakan bahwa dia adalah Seok JoonPyo. Dan ibunya adalah tersangka. DanTae berharap agar semuanya dapat berakhir. Dengan begitu, Joonsoo tak akan melakukan pengakuan untuk menutupi kesalahan ibunya.
Dia berharap bahwa dia akan melakukan hal itu dengan baik.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>