Sinopsis Drama Korea D-day Episode 1 – Seorang laki-laki berperawakan tinggi, yang terlihat memakai jas dokter, sedang mengendarai motor racenya di jalan. Seolah tak memperhatikan kondisi jalan sekitarnya, pria itu mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi.

Screenshot_2015-09-24-22-05-32

Sesampainya di suatu tempat, dengan susah payah pria itu melepas helmnya. Di dalam ruangan terdapat seorang jaksa, hakim , pengacara dan orang gemuk yang berkeringat. Jaksa dan pengacara penggugat sedang berdebat tentang sesuatu. Sepertinya pria gemuk tadi adalah penggugat dan Dokter muda yang mengendarai motor tadi adalah tergugat. Pria gemuk tadi menggugat dokter muda atas tindakan medis yang dilakukan terhadap dirinya.

Screenshot_2015-09-24-22-08-02

Di tengah perdebatan jaksa dan pengacara, dokter sebagai  tergugat mengangkat tangannya , meminta ijin untuk berbicara. Hakim mempersilahkan doketr tsb untuk menyampaukan pendapatnya.  Dokter ts menjelaskan tentang penggunaan CPR ( pertolongan pertama yang dilakukan jika seseorang mengalami henti napas karena sebab tertentu ) kepada pasien.

Karena pasien disaat masuk ke ER ( emergency room ) mengalami sesuatu kelainan pada jantungnya. CPR digunakan agar jantung pasien tsb kembali berdetak. Dokter tsb menyatakan bahwa CPR harus tetap digunakan meskipun tulang si pasien dalam keadaan hancur atau retak .Mengapa itu harus dilakukan?Tanya dokter tsb kepada semua orang yang berada di ruangan. Dokter muda melanjutkan kata – katanya, “ karena kematian adalah akhirnya. “ Semua yang ada di ruangan terdiam.

Screenshot_2015-09-24-22-08-41Screenshot_2015-09-24-22-07-17
Dokter muda itu adalah Lee Haesung.Berprofesi sebagai Dokter Bedah Emergency.Dengan  ijin dokter no 1353985. Haesung kembali menyalakan mesin motornya dan mengendarainya dengan kecepatan penuh.

Screenshot_2015-09-24-22-11-00Screenshot_2015-09-24-22-10-53
HaeSung sampai di Rumah Sakit tempatnya bekerja. Dia memarkir motor dan melepas helmnya.  Haesung melihat spanduk yang terpasang di atas gedung RS.Dan kemudian tersenyum.

Screenshot_2015-09-24-22-12-03Screenshot_2015-09-24-22-12-12
Han  Woo Jin , dokter specialis kanker  sedang menangani seorang pasien yang memiki gejala kanker perut. Dokter tsb menyarankan untuk melakukan beberapa tes untuk memastikan jenis operasi apa yang akan dilakukan. Tes yang diperlukan termasuk tes paru-paru.Namun si pasien nampaknya keberatan karena menurut info yang dia temukan di internet, tes paru – paru tak diperlukan dalam kasus penyakitnya.“

Kau lebih percaya info di internet daripada info yang keluar dari mulut seorang dokter sepertiku? “ kata dokter tsb. Pasien terlihat tergagap menjawab pertanyaan sang dokter. Melihat ekspressi wajah psien yang terlihat masih ragu untuk menjalankan tes paru – paru, dokter tsb memberitahu sang pasien kalau dirinya tak perlu melakukan tes apa – apa, dan semua omongan mereka sudah direkam dengan menggunakan recorder. Setelah menyampaikan hal itu, si dokter beranjak dari tempat duduknya.Meninggalkan pasien yang masih duduk kebingungan.

Screenshot_2015-09-24-22-12-30
Sesampainya di RS, Haesung menangani beberapa pasien yang baru masuk ke unit gawat darurat. Pasien yang datang adalah pasien TA ( pasien yang baru mengalami kecelakaan dan mengalami ganggan supply darah ke otak yang menyebabkan orang tsb tak sadarkan diri ) . Salah satu rekan dokternya, Yoo Myung Hoon  menolak pasien tsb karena rumah sakit mereka tak menerima pasien dengan kondisi TA. Myung Hoon mengomeli petugas emergency yang membawa pasien TA tanpa konfirmasi terlebih dahulu.Petugas berkata bahwa tak ada RS yang mau menerima kondisi pasien. Senior Haesung , dokter Kang Joo Ran  kemudian menerima pasien itu.

Screenshot_2015-09-24-22-12-37
Joo Ran  bertanya kepada Haesung perihal sidang yang baru saja juniornya lakukan. Dengan santai dan penuh senyum, Haesung menjawab.“ seperti yang sudah diduga,,,aku dibebaskan “ . Joo Ran pun ikut tersenyum .

Direktur dari RS itu, Park Gun mengetahui bahwa RSnya menerima pasien dengan kondisi TA.Myung Hoon mengatakan bahwa sebelumnya dia sudah menolak kpasien tsb. Namun pasien tsb sudah terlamjur menerima MRI dan CT Scan.

Screenshot_2015-09-24-22-13-22
Haesung meerima 1 pasien lagi korban kecelakaan yang cukup parah.Dadanya terbentur setir dan sepertinya keadannya mengkhawatirkan.Haesung memeriksanya sebentar dan meminta peralatan ultrasound. Joo Ran yang melihat kejadian ini menyarankan Haesung untuk melakukan pemeriksaan di ruangan CT Scan. Namun Haesung menolak dengan alas an ruangan CT Scan penuh dan kondisi pasien dalam keadaan gawat. Senior Joo Ran  kembali menegur Haesung dengan keras, namun Haesung mengabaikannya. Dia justru memerintah para dokter intern untuk menyiapkan ruang operasi karena dia menemukan pecahnya pembuluh aorta di dalam perut si pasien.

Sebelum Haesung sempat membawa pasien itu ke ruang operasi, dia dihadang oleh Park Gun dan krunya.Park Gun mengatakan bahwa dia baru saja mendapatkan kabar bahwa ruang operasi saat ini penuh.Jadi Haesung tidak bisa melakukan operasi. Dia memerintahkan untuk memindahkan pasien sekarat tsb ke RS lain. Dia menyebutkan bahwa Mirae Hospital adalah RS khusus untuk kanker, masalah tulang belakang dan Persendian.Mirae Hospital tidak menangani pasien dengan kasus TA.

Screenshot_2015-09-24-22-15-28Screenshot_2015-09-24-22-15-39
‘ Diagnosa yang Bijak dan Operasi yang bijak “ itu adalah moto dari RS Mirae. Haesung menolaknya.Dia mengatakan bahwa pasien itu dalam keadaan kritis. Perdebatan terjadi  antara Park Gun dan Haesung. Par Gun memberikan alas an bahwa pecahnya pembuluh aorta, akan menghasilkan kegagalan 90% jika dilanjutkan ke operasi. HaeSung mengatakan bahwa masih ada harapan untk bertahan 10 %, namun akan berubah menjadi 9 % jika mereka menunda operasinya. Park Gun terlihat kesal dengan jawaban Haesung.Tanpa menunggu reaksi Park Gun selanjutnya, Haesung langsung membawa sang pasien ke ruang operasi.

Screenshot_2015-09-24-22-16-24
Di waktu bersamaan dokter Han Woo Jin sedang melakukan aoperasi dengan menggunakan alat yang super canggih.Alat tsb berbentuk robot namun yang menggerakkan tangannya adalah manusia.Sehingga dokter tidak perlu terjun langsung berhadapan dengan pasien. Cukup diwakilkan dengan robot tsb, dan di jalankan oleh sang dokter, operasi pun sukses dilakukan. Anak buahnya sangat terkagum – kagum dengan keahloan yang dimiliki oleh Han Woo Jin.Tanpa ragu – ragu dia pun mengucapkan rasa kagumnya terhadap Woo Jin, sementara itu WooJIn hanya menanggapinya dengan tersenyum.

Screenshot_2015-09-24-22-17-41
Di waktu yang sama, HaeJin tengah berjuang dengan alat – alat operasi dan pasien di depannya. Pasien terus menurun kondisinya selama operasi.MyungHoon mengatakan bahwa, pasien sudah tidak dapat diselamatkan.Dia menyerah ,  membuang sarung tangannya dan  mengumumkan waktu kematian sang pasien. Haesung membentaknya. Dia mengatakan bahwa sang pasien percaya jika para dokter akan menyelamatkannya.

MyungHoon tertawa dan mengejek Haesung terlalu banyak membaca komik dan menonton drama kedokteran.Haesung tak menyerah, dia berusaha untuk keras untuk menyelamatkan jiwa pasien. Anestesi menyampaikan bahwa kondisi vital sang pasien kembali normal. MyungHoon terdiam.Pasien selamat.“ Yang mengumumkan kematian bukanlah monitor yang menunjukkan tanda vital sang pasien, namun dokter yang menyerah untuk menolong pasiennya. “ kata Haesung di akhir operasi sambil menatap MyungHoon. MyungHoon terdiam, tak dapat berkata apa-apa.

Screenshot_2015-09-24-22-17-02
Sementara itu Park Gun di ruangannya sedang membersihkan miniature kapal lautnya.Sambil membersihkan dia berbicara sendiri tentang Haesung.Dia mengatakan jika Haesung tidak suka berada di kapalnya, berarti dia harus keluar.

Screenshot_2015-09-24-22-21-55
Di ruangan dimana para dokter sedang meeting.Pertama mereka membahas tentang budget untuk alokasi dana korban bencana alam. Park Gun yang memimpin rapat ini mengatakan bahwa , mereka tak perlu menyiapkan dana tsb. Salah satu anggota meeting mengatakan bahwa itu adalah permintaan  hukum untuk menyiapkan dana bencana alam. Namu Park Gun mengatakan bahwa  denda yang dikeluarkan lebih kecil daripada biaya yang harus disiapkan  untuk  bencana alam. Kemudian Par Gun menjelaskan bahwa Mirae Rs mendapatkan dana dari pemerintah. Namun dana tsb belum diputuskan apakah akan digunakan untuk pengembangan robot operasi yang dibuat oleh Han Woo Jin atau digunakan yang lain.

Screenshot_2015-09-24-22-19-56
Haesung meminta MyungHoon untuk mengucapkan terima kasih kepada Dr. Kim, dokter anestesi yang membantu mereka dalam operasi.Dengan malas MyungHoon mengucapkan terima kasih.Haesung dan Dr. Kim keluar ruangan.Haesung melemparkan minuman kopi kepada MyungHoon.Sepeninggal mereka berdua, MyungHoon mengungkapkan kekesalannya kepada rekannya. Ahn DaeGil, salah satu dokter intern melempar MyungHoon dengan menggunakan kertas sebagai kode bahwa Park Ji Na, salah satu rekan mereka ada di ruangan tsb. MyungHoon langsung merubah kata- katanya.

Screenshot_2015-09-24-22-20-23
Joo Ran dan Haesung berdebat di lorong RS.Joo Ran mengatakan bahwa Direktur ingin Haesung menemuinya. Joo Ran berkata bahwa seharusnya Haesung menuruti perintah president, karena hanya dengan itu, dia bisa menyelamatkan banyak nyawa  sesuai dengan harapan  Haesung. Haesung menjawab pernyataan seniornya itu membingungkan.Dia mengklaim bahwa permintaan seniornya itu hanya untuk mencari uang semata untuk Presdir dan bukan untuk kesembuhan pasien.

Screenshot_2015-09-24-22-21-17
Haesung menemui Presdir di ruangannya.Presdir mengucapkan selamat atas keberhasilan Haesung mengubah harapan yang tadinya 9% menjadi 100%. Presdir juga mengatakan jika pasien tsb gagal dalam operas tanpa adanya tes MRI dan CT scan, hal itu akan membuat citra RS Mirae menjadi buruk. Mereka juga berbicara soal kasus hukum yang sering dilakukan oleh Haesung.Presdir berkata bahwa keberhasilan Haesung dalam operasi kali ini bukanlah apa-apa.

Presdir menyatakan bahwa Haesung dimutasi ke RS. Hangang Mirae. RS yang jauh lebih kecil daripada RS.Mirae.Disana tidak ada ER dan ICU. RS hanya untuk tes dan medical Check up. Haesung kaget mendengar pernyataan ini.Dia menanyakan apakah ini hukuman atas semua tindakannya, dan dia tidak diperbolehkan lagi untuk melakukan operasi.Presdir mengatakan bahwa RS.Hangang Mirae lebih membutuhkan dokter seperti Haesung.

Haesung melangkah keluar dengan gontai. Sebelum keluar, presdir menambahkan bahwa Ibu Haesung yang saat ini sedang koma, juga harus di transfer ke RS yang sama tempat Haesung dimutasi. Haesung langsung menolaknya.Dia meminta maaf kepada Presdir dan meminta Presdir untuk tetap merwat ibunya yang sedang koma dan sesekali mengalami serangan jantung.Haesung mengkhwatirkan keadaan ibunya jika dipindak ke RS yang peralatannya kurang memadai.Presdir meminta Haesung berlutut untuk hal ini. Haesung menatap Park Gun tajam lalu pergi setelah mengucapkan kata “ Selamat Tinggal “ . Park Gun hampir melempar  handphone yang tengah dipegangnya karena merasa kesal setengah mati terhadap Haesung.

Screenshot_2015-09-24-22-22-22Screenshot_2015-09-24-22-22-42
Berita kepindahan Lee HaeSung menyebar dengan cepat.MyungHoon yang mengetahui kabar ini segera bersorak dengan gembira.Sementara itu Park Ji Na dan Kang Joo Ran terlihat shock.Ji Na segera berlari menghapiri Haesung yang sedang berkemas di ruangannya.Ji Na menyarankan HaeSung untuk keluar dari RS Mirae.Haesung memikirkan keadaan ibunya. Dia bertanya kepada Ji Na adakah RS lain yang bisa menerima ibunya selain Mirae? Ji Na tak menjawab.

Screenshot_2015-09-24-22-23-42
Kepindahan Haesung dan ibunya di RS Hangang Mirae disambut kurang menyenangkan oleh perawat disana , Kim Hyun Sook. Hyun Sook mengatakan bahwa mereka adalah perwat dengan jam kerja tertentu dan tidak bisa menjaga ibu Haesung sepanjang waktu. Haesung hanya meminta kepada mereka untuk mengganti cairan infuse dan mengawasi cairan obatnya.Selain itu dia akan mengurus ibunya sendiri. Haesung kemudian memuji Kim Hyun Sook yang terlihat lebih muda daripada umurnya.Hyun Sook merubah sikapnya menjadi sangat hangat kepada Haesung dan ibunya. Serta dia bersedia menjaga ibu Haesung kapanpun jika diperlukan .

Screenshot_2015-09-24-22-24-24Screenshot_2015-09-24-22-24-52

Sepeninggal Hyun Sook, haesung berbicara kepada ibunya yang sedang koma. Dia menjelaskan bahwa mereka pindah ke tempat yang baru. Haesung juga berjanji akan lebih sering mengunjungi kamar ibunya. Dia mengatakan bahwa ibunya juga terlihat semakin tua meskipun beliau sedang tertidur.

Screenshot_2015-09-24-22-25-04

Parlement untuk membahas bahaya gempa bumi sedang diadakan.Namun parlemen atau pertemuan itu tidak banyak dihadiri oleh peserta.Peserta yang hadirpun terlihat sangat tidak tertari pada topic yang dibahas. Goo Ja Hyuk selaku anggota parlemen dan pembicara di pertemuan itu hanya bisa mendesah panjang melihat simposiumnya yang gagal.

Screenshot_2015-09-24-22-25-17Screenshot_2015-09-24-22-25-24
JUNG DOL Mi keluar dar ambulans dengan tergesa – gesa.Dia berlari sekuat tenaga menuju suatu tempat.Dia melesak masuk ke dalam toilet pria dan langsung buang air besar.Para pria yang menyaksikan hal ini merasa aneh.Keluar dari toilet Ddol Mi menerima panggilan telp dari Rs tempat dia bekerja.Ddol Mi diminta untuk kembali ke RS karena ada pasien yang harus dioperasi.Ddol Mi menolaknya karena dia sedang dalam perjalanan ke RS.Mirae untuk menemui Dr. Han Woo Jin.

Screenshot_2015-09-24-22-26-24
Anggota regu penyelamat 119, Choi Sang Ho , Lee Woosung serta 1 rekannya lagi datang menemui gelandangan Kang  yang sedang bernyanyi dan melantunkan puisi di tanah lapang. Sang Ho memarahi Mr. Kang karena selalu menganggu kinerja dia dan tim. Namun Mr. Kang membantah hal tsb dan berkata bahwa panggilannya adalah darurat dan regu 119 harus datang. Mr. Kang juga berkata bahwa dia akan pergi ke daerah lain. Hal ini membuat Sang Ho lega dan meminta Woo sung untuk membelikan minuman.

Halaman Selanjutnya….