Home Film Korea Review Film “Kingmaker”, Haruskah Idealis di Dunia Politik yang Kotor?

Review Film “Kingmaker”, Haruskah Idealis di Dunia Politik yang Kotor?

0

Kingmaker adalah film dengan tema political thriller yang menampilkan kisah penuh intrik yang terjadi dalam politik. Bayangan pertama yang ada dikepala mungkin adalah film yang membosankan. Namun tanpa disangka film ini ternyata begitu menyenangkan untuk ditonton. Alurnya terjaga hingga sama sekali tidak terasa membosankan. Seiring waktu, tensi meningkat dan kita dibuat penasaran bagaimana kedua tokoh sentral ini akan berakhir. Pesona Kingmaker terletak pada penceritaannya yang runtut. Bergerak melintasi waktu yang berbeda, film ini berhasil menjaga ritme dan tema agar tetap utuh.

Film ini dimulai dengan teks bahwa kisahnya didasarkan pada karakter dan peristiwa kehidupan nyata tetapi plotnya fiksi. Mereka mengubah nama tokoh sehingga dapat memiliki lebih banyak kebebasan dengan beberapa adegan tanpa masalah. Ceritanya ini berdasarkan mantan presiden Korea Selatan Kim Dae-Jung (Kim Woonbeom dalam film) dan ahli strateginya Eom Changrok (Seo Changdae dalam film) selama kediktatoran Park Chunghee dan pemilu 1971. Kim Dae Jung menang pemilu tahun 1997 sekaligus menorehkan sejarah pertama kalinya partai oposisi menang. Ia dijuluki sebagai Nelson Mandelanya Asia dan mendapatkan Nobel Perdamaian pada tahun 2000.

Pemeran dan Kru Kingmaker

Film ini adalah karya dari Byung Sun-Hyun yang bertindak sebagai sutradara dan penulis naskah. Sebelumnya “The Merciles” adalah karya film yang ia sutradarai dan cukup menuai kesuksesan. Byung Sun Hyun sepertinya sangat cocok dengan aktor Sol Kyung-Gu karena selain dalam film ini ia juga bekerjasama pada film “The Merciles” dan proyek terbarunya “Kill Bok Son”. Sementara Lee Sun-Kyun berperan sebagai Seo Changdae.

Kingmaker memulai syuting pada bulan Maret 2019 dan menyelesaikannya pada bulan Juli 2019. Namun karena pandemi, perilisannya baru dilakukan pada tahun Januari 2022. Film ini sangat sukses dan memenangkan Baeksang Award untuk 3 kategori yakni Best Suporting Actor yang diraih Lee Sun-Kyun, Best Actor untuk Sol Kyung-Gu dan Best Director untuk Byung Sun-Hyun.

Ringkasan Plot ‘Kingmaker’

Seo Chang-dae bekerja sebagai apoteker di sebuah desa tetapi sama sekali tidak ingin mempertahankan pekerjaannya itu. Ia berniat memasuki politik dan memanfaatkan kemampuan strateginya yang cerdik. Pada tahun 1961, ia melihat pemimpin partai Demokrat oposisi tingkat lokal Kim Woon-beom berjuang untuk mengumpulkan dukungan sebelum pemilihan. Ia menulis sebuah surat kepadanya yang mengusulkan perubahan pada caranya berkampanye. Tapi ia tidak mendapat jawaban, Seo tidak sabar dan bertemu Kim secara langsung, memberitahunya tentang minatnya bekerja untuk Partai Demokrat Baru.

Meskipun Kim tidak tertarik untuk menganggap mencari suara sebagai tujuan daripada sebagai sarana, Seo meyakinkan dia untuk percaya pada rencananya, karena pada akhirnya Kim membutuhkan suara untuk mencapai mimpinya membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Didukung oleh strategi kampanye Seo, Kim kemudian memenangkan pemilihan Majelis Nasional berturut-turut, dan secara bertahap menjadikan dirinya sebagai calon presiden potensial. Bergerak maju ke pemilihan Majelis Nasional 1967, Kim mempersiapkan pertarungan yang sulit di daerah pemilihan Mokpo melawan kandidat yang didukung Presiden Republik Kim Byung.

Walaupun ia sukses membawa Kim menang, namun istri Seo tidak senang dengan kenyataan bahwa dia belum ditawari peran politik yang substansial oleh Kim dan partainya, tetapi kingmaker terus memainkan perannya tanpa penyesalan. Menyadari semakin populernya Kim di daerah pemilihan, Partai Republik mencoba yang terbaik untuk memenangkan suara mereka, dimulai dengan kunjungan resmi untuk promosi oleh Presiden ke daerah tersebut. Untuk mengatasi ini, Partai Demokrat Baru menunjuk Seo lagi, dan terungkap bahwa Seo unggul dalam menjalankan kampanye negatif melawan lawan-lawannya – dia telah merancang skandal palsu terhadap salah satu kandidat dalam pemilihan sebelumnya, yang mengklaim bahwa kandidat tersebut memiliki perselingkuhan di luar nikah.

Untuk pemilihan di Mokpo, strategi tim adalah pertama-tama menciptakan citra negatif Partai Republik di benak pemilih dengan bersikap sombong dan tidak menghormati mereka saat mengenakan seragam Republik. Karena partai yang berkuasa juga membagikan pakaian dan sepatu secara gratis sebagai suap untuk mendapatkan suara, Seo dan timnya berhasil menjegalnya juga. Mereka pergi ke rumah-rumah mengenakan seragam Republik, meminta kembali pakaian gratis, dan kemudian memberikannya kembali kepada para pemilih dengan cap Demokrat di atasnya. Dengan semua ini dan juga kepemimpinan karismatik Kim Woon-beom, Partai Demokrat Baru memenangkan pemilihan. Terlepas dari suap dan ancaman dari Partai Republik setelah hasilnya, Seo tetap tidak terpengaruh oleh semua itu dan terus bekerja dengan Kim menuju kampanye presiden yang terakhir.

Sang Kingmaker, Apakah Loyal Tetap Bersama Kim? (Spoiler Alert)

Kingmaker adalah orang yang membantu membangun pemerintahan dengan merencanakan dan merancang kampanye untuk politisi dan partai, namun hampir tidak pernah muncul di depan umum sebagai pemimpin atau kandidat politik. Seo lama-lama mulai bosan dengan perannya ini dan ingin mulain menapaki jalannya sendiri.

Pemilihan berikutnya pada tahun 1970 tampak jauh lebih rumit, dengan empat calon yang mungkin mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Demokrat Baru. Kang In-San, kandidat paling senior dan jelas untuk mencalonkan diri sebagai presiden, tetapi dua pembantu setianya, Kim Young-Ho dan Lee Han-Sang, bertemu dengan Kim Woon-beom, secara pribadi meminta bekerjasama untuk mengajukan pencalonan. Kang sangat marah ketika dia mengetahui hal ini, tetapi dia juga tidak punya pilihan, jadi dia memberikan dukungannya kepada Young-Ho.

Di kamp Kim Woon-beom, segalanya terlihat baik pada awalnya karena mereka dapat mengambil hati pemilih yang tinggal di pedesaan dan lokasi yang jauh, tetapi segalanya segera mulai berubah menjadi buruk. Seo, yang masih memimpin kampanye, kini memiliki keinginan yang berkembang untuk menapaki jalannya sendiri dalam politik. Tapi Kim yakin dia masih belum siap untuk peran seperti itu, dan menjanjikan penasihat lain, Sekretaris Park, kursi di legislatifnya jika mereka berhasil memenangkan pemilihan. Ini membuat Seo semakin marah, dan sekarang dia tampaknya diam-diam beralih pihak dan menghubungi salah satu kandidat lainnya, Lee Han-Sang.

Lee cukup jelas skeptis tentang bekerja dengan Seo pada awalnya, tapi kingmaker mampu meyakinkan dia untuk mengikuti bimbingannya. Rencana mereka adalah membuat semua pendukung Lee memberikan suara abstain, yang pada gilirannya berarti bahwa tidak satu pun dari dua kandidat lainnya akan memenangkan mayoritas yang disyaratkan, dan pemilihan akan memiliki hasil yang menggantung. Ini pada akhirnya, memaksa pemungutan suara putaran kedua, dan di tengah tekanan kehilangan kendali, Kang In-San akan mengalihkan dukungannya ke Lee, dan dia akan mendapatkan mayoritas.

Semuanya berjalan sesuai rencana sampai Lee menyadari bahwa dia telah dimainkan dengan cerdik setelah putaran kedua pemungutan suara diberikan. Suara yang tersisa beralih ke Kim bukannya Lee, dan Kim memenangkan pemilihan dengan mayoritas suara yang dibutuhkan, menjadi kandidat presiden partai. Karena sangat terkesan dengan aksinya ini, Kim menawarkan Seo tempat resmi di timnya, menjadikannya Ketua Tim Pemilihan Presiden.

Keretakan

Kim menjawab pertanyaan menjebak seorang wartawan dengan mengatakan untuk menyingkirkan pasukan cadangan, tetapi idenya ini tidak populer karena pada saat itu Korea Selatan masih takut akan invasi dari Utara. Popularitas Kim mulai turun drastis, saat Seo dimintai solusi. Rubah licik ini menyarankan untuk melakukan serangan terhadap Kim, sebuah rencana yang sebelumnya bekerja dengan baik untuk mengubah dukungan massa. Seluruh tim di pertemuan Demokrat terkejut mendengar saran seperti itu, dan Kim segera mengeluarkan Seo dari tim penasihat dekatnya yang akan melakukan tur kampanye ke AS bersamanya.

Ketika Kim pergi dalam tur ini, sebuah bom meledak di rumahnya di Korea pada suatu malam, tetapi semua orang berhasil melarikan diri tanpa cedera. Ketika Demokrat menyalahkan partai Republik dan Presiden, polisi menerobos masuk ke kantor mereka dan menangkap banyak pemimpin senior, termasuk Seo, mengklaim bahwa ledakan bom kemungkinan besar adalah pekerjaan orang dalam untuk menodai Partai Republik. Semua keraguan ada pada Seo, dan setelah dia dibebaskan dari tahanan, dia dikeluarkan dari jabatannya karena pertengkaran yang memanas dan emosional dengan Kim.

Dipecat dari partai, Seo dengan cepat diambil oleh partai Republik untuk memimpin kampanye mereka, dan Seo sekarang bekerja melawan sosok yang selalu ia hormati.

Ending ‘Kingmaker’

Pada akhirnya, Seo berdiri pada titik di mana dia dapat memilih profesinya atau kesetiaannya terhadap Kim. Bersama dengan tim Republik, Seo menjalankan kampanye kotor melawan Kim, mengklaim bahwa kandidat akan memihak kepada orang-orang dari wilayahnya sendiri dan akan menutup mata terhadap wilayah saingan. Kampanye ini berhasil, dan Presiden Republik terpilih kembali, mengalahkan Kim dalam penghitungan suara. Seo enyesal dan tidak senang dengan hasil ini karena bertentangan dengan nuraninya, dia pergi dan menolak peran dalam pemerintahan. Saat itu dia juga diberitahu bahwa Partai Republik tidak menanam bom di rumah Kim.

Pada penghujung film, Seo dan Kim bertemu lagi di sebuah kafe tujuh belas tahun kemudian, pada tahun 1988. Keduanya berbicara tentang masa lalu, dan Kim berharap dia bisa mengubah masa lalu. Seo senang mendengar semua ini dan tersenyum. Adegan berikutnya menunjukkan Seo duduk sendirian di kafe, melihat ke bawah, dan film pun berakhir dengan latar suara partai oposisi memenangkan pemilu pada tahun 1997.

Mungkin Seo dan Kim tidak pernah bertemu setelah bertahun-tahun, tapi Seo selalu menaruh rasa horma yang tulus terhadap Kim. Dalam arti tertentu, Seo adalah seorang kingmaker yang sukses. Dia berhasil memenangkan semua pemilihan yang dia kampanyekan, tetapi sebagai manusia ia tidak ingin tetap menjadi bayangan tanpa pamrih.

Kesimpulan

Kingmaker menyajikan adegan dan informasi dalam bentuk surat kabar dan cuplikan berita, sehingga terlihat seperti peristiwa nyata dari masa lalu. Sebagai film yang berfokus pada cerita, “Kingmaker” adalah film yang patut dipuji dan bagus untuk ditonton.

Exit mobile version