Home Drama Korea Kdrama News Sinopsis She Was Pretty Eps 13

Sinopsis She Was Pretty Eps 13

0

1Sungjoon melepaskan bibirnya dari bibir Hyejin. Kembali dia mengusap pipi Hyejin. Ya..orang yang disayanginya ada tepat di depannya. Salah satu orang yang menjadi semangatnya ada disini.

” Bagaimana kau bisa sekurus itu? ” tanya Hyejin. Sungjoon mengatakan bahwa dirinya baik – baik saja sekarang. Sungjoon melihat syal yang dipakai Hyejin. Dia berkata itu adalah syal miliknya. ” Aku menemukannya di princess. Kapan kau datang ? ” tanya Hyejin. ” Tadi malam…aku datang untuk menemuimu, namun sudah terlalu larut jadi aku mengendalikan diriku….” jawab Sungjoon. Sungjoon berkata bahwa dia tak akan menahan dirinya lagi. Menahan untuk bertemu dengan Hyejin, menahan untuk merindukan Hyejin dan menahan untuk memeluk Hyejin. Dia tak akan menahan semua itu lagi. Hyejin membiarkan tangan Sungjoon terus menyapu wajahnya. Sungjoon menarik tubuh Hyejin kembali dalam pelukannya. ” Ini rasanya menyenangkan….” kata Sungjoon. Hyejin mempererat pelukannya.

” Mamamiaaaa…..” Hyejin dan Sungjoon melepas pelukannya. Mereka berpandangan. Terkejut. ” Kepala Editor…..!!! ” kata Hyejin.

Kim Rara langsung memeluk Sungjoon yang tengah duduk di tempat tidurnya. Kim Rara pun langsung memegang wajah Sungjoon. Mengatakan bahwa wajah Sungjoon sangat pucat. Sangat keriput seperti kulit buah kering. Hyejin yang panik, menggertakkan giginya. Kim Rara pun mendengar suara aneh dalam lemari. Sungjoon buru – buru berpura – pura menggerakkan giginya. Mengatakan bahwa suara itu berasal dari giginya. Sungjoon berpura – pura kedinginan. Lalu Kim Rara mencoba memeluknya. Sungjoon mengelak. Mengatakan bahwa dia baik – baik saja. ” Tadinya aku ingin memijitmu sepanjang hari namun akubsudah ada janji..jadi kau istirahat dengan baik ya…” kata Rara. Sungjoon bernapas lega memdengar Rara ada janji dan akan segera pergi. Dia juga mengkhawatirkan kondisi Hyejin di dalam sana.

Rara menyebutkan bahwa dia akan mendukung Sungjoon untuk mensukseskan The Most. Hampir saja Rara keceplosan ingin mengatakan bahwa keponakannya juga bekerja di Most. Untung saja Sungjoon tidak menyadarinya dan Rara langsung mengalihkannya ke pembicaraan yang lain.

Sepeninggal Kim Rara, Sungjoon segera menghampiri Hyejin. Hyejin terlihat meringkuk di lemari yang sempit. Sungjoon tersenyum. ” Sepertinya kau sangat cocok dengan lemari. Tempo lalu kau juga bersembunyi di lemari ruanganku” kata Sungjoon. Hyejin mengatakan bahwa jantungnya hampir saja terlepas saking kagetnya. Sungjoon tersenyum memandang Hyejin. Sungjoon mendekatkan wajahnya ke Hyejin secara perlahan. Hyejin menutup matanya. Dia mengira Sungjoon akan menciumnya.

” Apa yang kau lakukan ? ” tanya Sungjoon. Dia berniat menggoda Hyejin. Hyejin membuka matanya. Salah tingkah. ” Huh ? ” . ” Apa kau pikir aku akan menciummu ? Waahh…kau maniak ya ? ” goda Sungjoon. ” Bukaaan…bukan seperti itu….” Hyejin menyangkal dengan keras. ” Aku hanyaaaa…..”. Cuuppp….. Sungjoin mencium bibir Hyejin. Hyejin kaget dan berkata ” huh ?! ” . Sungjoon mencium keningnya. Kali ini Hyejin berkata ” Huh” sambil tersenyum. Dan terakhir Sungjoon mencium keningnya. Kedua pasangan baru itu terlihat sangat bahagia.

Kessokan harinya Sungjoon sudah memulai aktifitas kembali. Dia keluar dari gedung apartemennya dengan riang. Tiba – tiba seekor burung menjatuhkan kotorannya di pundak Sungjoon. Bukannya marah, Sungjoon malah tertawa.

Hyejin sudah hampir terlambat untuk pergi ke kantor. Dia terburu – buru mengambil barang – barangnya. Hyejin mengatakan pada Ha Ri bahwa malam ini ada perayaan penting di rumahnya. Ulang tahun pernikahan ayah dan ibunya. Itu sebabnya Hyejin ingin Ha Ri datang. Namun Ha Ri mengatakan kalau ada juniornya yang ingin mengadakan pesta perpisahan untuknya. Hyejin mengatakan jika memang tidak bisa itu tak masalah. Ha Ri berjanji akan menghubungi Hyejin jika pesta perpisahan itu ditunda.

Hyejin bertemu dengan Kim Shinhyuk di lift. Dia merasa canggung bertemu lagi dengan Shinhyuk. Namun tidak dengan Shinhyuk. Sepertinya dia tak menganggap kejadian kemarin. Bahkan dia mengucapkan ucapan selamat pagi kepada Hyejin dengan senyum jahilnya. Shinhyuk mengeluarkan suara mirip seperti suara orang buang gas dengan mulutnya. ” Kim Hyejin….sepertinya pencernaanmu sedang tidak baik….” kata Shinhyuk. Hyejin pun tak mengerti. Tapi tiba – tiba dia menyadari apa yang dilakukan Shinhyuk. Shinhyuk mengeluarkan suara seperti itu lagi. ” Hyaaa…sepertinya memang pencernaanmu sedang tidak baguss….” goda Shinhyuk makin menjadi. Semua yang ada di lift pun menoleh ke Hyejin. Hyejin langsung panik dan mengatakan bahwa suara itu bukan berasal dari dirinya.

Hyejin pun protes kepada Shinhyuk mengapa dia melakukan hal itu padanya. Hyejin bertingkah seperti dulu saat dia belum mengetahui perasaan Shinhyuk kepadanya. ” Ya…begitulah…bersikap seperti itulah Hyejin. Jangan merasa bersalah..jangan merasa aneh bersikaplah nyaman kepadaku…” kata Shinhyuk. Hyejin mulai mengerti apa maksud dari Shinhyuk. ” Ya….bersikaplah nyaman !! ” kata Hyejin. Shinhyuk mengatakan bahwa kehilangan seorang adik seperti Hyejin pasti akan sangat merugikan. Jadi lebih baik bersikap seperti biasa satu sama lain. ” Hmm…betapa beruntungnya Deputy Ji mendapatkan pacar sepertimu…jika dia tidak melakukan hal yang baik kepadamu…katakan padaku..” kata Shinhyuk sambil merangkul pundak Hyejin. Setelahnya Shinhyuk melangkah pergi meninggalkan Hyejin yang masih terdiam, merenungkan sikap Kim Shinhyuk kepadanya.

Sungjoon terfokus pada gadget di tangannya. Dia berjalan dan menabrak pintu lift kemudian jatuh terduduk. Lagi – lagi Sungjoon hanya tertawa menyadari dirinya terjatuh. Salah satu timnya di fashion team melihat Sungjoon yang terjatuh. Dia merasa aneh karena Sungjoon tak merasa malu ataupun sedih atau marah. Dia justru tertawa dan tak peduli dirinya ditonton oleh banyak orang.

Sungjoon memasuki ruangan editor. ” Ohh….sangat menyilaukan…” disaat dia melihat Hyejin yang sedang merapikan pakaian di lantai atas. Hyejin pun tersenyum lebar. Leader Cha menanyakan kondisi Sungjoon. Sungjoon mengatakan dirinya sudah baik – baik saja. Bahkan dia memutar lengannya seperti gerakan orang berolahraga. Menunjukkan bahwa dia benar – benar telah pulih. Sungjoon mengucapkan ” Hwaiting ” kepada timnya dengan semangat. Perubaan sikap Sungjoon pun menarik perhatian tim editor. Mereka menebak bahwa Sungjoon tengah memiliki pacar. Karena sikap yang ia tunjukkan adalah sikap seperti orang yang baru saja mendapat pacar. Mereka menerka – nerka perempuan seperti apa yang tahan dengan sikap Ji Sungjoon.

Hyejin memdengar kasak – kusuk yang sedang rekannya bicarakan. Karena lebih fokus kepada mereka, Hyejin tanoa sengaja menjatuhkan baju di ke lantai 1. Shinhyuk pun tersenyum melihat kelakuan Hyejin ini.

Hyejin menghampiri Sungjoon. Sungjoon menyambutnya dengan senyum. Hyejin langsung menutup tirai ruangan Sungjoon. Dia mengatakan pada Sungjoon bahwa sikapnya itu terlalu berlebihan. Sungjoon tak mengerti apa yang dimaksud oleh Hyejin. ” Kau masuk dengan ceria, bersiul bahkan bersenandung. Itu sangat menunjukkan perbedaan sikapmu. Mereka mengatakan bahwa kau sedang jatuh cinta dan menebak – nebak wanita seperti apa yang menjadi pacarmu. ” kata Hyejin. ” Apakah masalah jika semua orang mengetahuinya? ” tanya Sungjoon. Hyejin menjawab jika semua orang tahu, hal itu akan membuat mereka tidak nyaman dalam bersikap. ” Jadi bersikap saja seperti biasa. ” kata Hyejin. Sungjoon kembali bertanya, bagaimana sikap dia biasanya. ” Kau selalu kurang ajar , kasar dan bersikap tak menyenangkan…” . Sungjokn pura – pura terkejut dengan perkataan Hyejin. Jadi selama ini sikapnya kepada orang adalah kurang ajar, kasar dan tak menyenangkan. Sungjoon langsung memasang muka sedih. Melihat reaksi Sungjoon, Hyejin pun segera meralat kata- katanya. Hyejin menekankan bahwa Sungjoon harus bersikap seperti biasa. Tak lupa, Hyejin menanyakan kondisi Sungjoon. Dia juga melarang Sungjoon minum kopi terlalu banyak dan hanya memperbolehkan Sungjoon minum kopi sebanyak 3 gelas sehari. ” Ohh….imutnya…..” kata Sungjoon begitu Hyejin keluar dari ruangannya.

Sungjoon dan tim editor kembali mengadakan meeting. Hyejin melihat kagum ke arah Sungjoon. Dulu Sungjoon sangat tidak pandai berbicara di depan orang banyak. Sekarang, dia sangat fasih melakukan itu dan terlihat sangat keren. Hyejin membayangkan little Sungjoon yang duduk disitu dan tanpa sadar dia tertawa. Langsung saja semua pandangan tim editor menuju ke arahnya.

” Apa yang kau lakukan. Ada apa dengan suara ” Eh-he ?” Kau harus fokus dalam meeting ini dan tak perlu memikirkan yang lain. ” kata Sungjoon ketus kepada Hyejin. Hyejin pun meminta maaf. Meeting selesai. ” Eonnie…apakah kau sedang jatuh cinta ? ” tanya Han Seol. Hyejin kaget. Dan langsung mengelak. Teman – temannya yang lain juga mengatakan bahwa sikap Hyejin sangat terlihat bahwa dia sedang jatuh cinta.

Hyejin bersenandung. Dia berjalan sambil menari. Tersenyum sepanjang hari. Hal ini tentu saja benar – benar menimbulkan rasa curiga rekan setimnya. Tak biasanya Hyejin sebahagia itu. Kim Poongho menggodanya. Hyejin terlihat 1000x lebih bahagia dan pastinya semua orang tahu bahwa dia sedang jatuh cinta. Hyejin masuh berusaha menyangkalnya. Namun Poongho tak percaya akan kata – kata Hyejin. ” Siapa yang menyuruh siapa untuk bersikap tak terlalu mencolok..” gumam Sungjoon yang terus memperhatikan Hyejin dari dalam ruangannya. Sungjoon kemudian tersenyum.

” Waah…aktingmu sangat bagus tadi…” ujar Hyejin sewaktu mereka bertemu di lorong. ” Akting? Akting yang mana? ” tanya Sungjoon. Hyejin menjelaskan bahwa akting Sungjoon yang memarahi dia sewaktu meeting tadi sangat keren. Hal itu dilakukan supaya tidak terlihat bahwa mereka sedang berpacaran. Sungjoon mengatakan bahwa itu bukan akting. Tapi itu sungguhan. Sungjoon adalah orang yg tegas jika itu soal pekerjaan. Sungjoon bertanya apakah Hyejin kecewa dengan sikapnya itu. ” Ahh…tidak…tentu saja kau harus bersikap tegas dalam pekerjaanmu. Tapi…tetap saja……tidak apa – apa…” kata Hyejin lagi. Hyejin kemudian menggerutu bahwa sikap Sungjoon ini sudah seperti American Style. Tawa Sungjoon meledak setelah Hyejin masuk ke dalam ruang editor. ” Ohh….sangat menggemaskan…” kata Sungjoon lagi.

Tim editor sedang membicarakan seorang penulis fenomenal bernama ” Ten” . Mereka sangat mengagumi penulis tsb. Buku novel Ten terbaru yang berjudul ” Memory” menjadi perbincangan mereka. ” Kenapa namanya Ten ? ” Hyejin mengeluarkan pertanyaan tsb. Teman – temannya mulai menyadari. “Iya…mengapa namanya Ten ? ” kata yg lainnya. ” Mungkin nantinya dia akan hanya menulis 10 novel dan kemudian pensiun ? ” tebak Yi Kyeong.

Tiba- tiba suara Kim Rara terdengar dari belakang. ” Mengapa kalian selalu berpikir bahwa TEN itu adalah angka 10 ? ” Kim Rara terlihat sedang menghampiri anak buahnya. Rara mengatakan bahwa banyak arti dibalik nama Ten. TEN itu dalam bahasa Spanyol itu adalah ” Ada…disini….”. ” Apa artinya ‘ ada disini ? ‘ apakah benar – benar ada sesuatu disini ? ” tanya Kim Rara. ” Jika tidakk…sudahlah ….” kata Rara sambil berlalu. Cha Joo Young dkk merasa sedikit aneh pada Kim Rara. Mereka merasa bahwa Kim Rara mengetahui sesuatu tentang TEN.

Hanseol mendengar bahwa Kim Rara akan bertemu dengan keponakannya 5 menit lagi di restoran. Dia pun berniat akan membuntutui Kim Rara demi untuk mengetahui siapa keponakan Kim Rara tsb.

Hanseol bersembunyi di sebuah kafe. Dia begitu excited sewaktu Kim Rara keluar dari mobil. Tiba – tiba ada yang mengetuk kaca dari luar. Terlihat Ahreum yang memberi tanda kepada Hanseol untuk keluar. Dengan enggan Hanseol menuruti perintah seniornya itu.

” Hey Hanseol apa yang kau lakukan disini ? Aku memintamu untuk menyusun product beauty tapi mengapa kau disini?? ” . Hanseol tak ingin mengatakan niatnya. Dia hanya mengatakan kepada Ahreum untuk memberikan waktu kepadanya 5 menit lagi. Namun Ahreum malah menarik telinga Hanseol dan mengajaknya untuk kembali ke kantor. Hanseol pun gagal memata – matai Kim Rara dan keponakannya.

Tak lama keponakannya pun datang. Rara menyambut keponakannya itu dengan sumringah. Tapi Rara juga protes karena keponakannya itu selalu telat 10 menit jika bertemu dengannya. Rara mengatakan kepada keponakannya yang misterius itu bajwa dia sudah berbicara dengan kakaknya, yang tak lain adalah ayah dari keponakannya itu, bahwa kakaknya akan mengangkatnya menjadi direktur di The Most. ” Apakah itu artinya kau akan kembali lagi ke rumah ? ” tanya Rara. Keponakannya tak menjawab.

Hyejin berpamitan kepada Sungjoon untuk pulang duluan. Hyejin akan pulang duluan karena ada perayaan pesta ulang tahun pernikahan orang tuanya. ” Apakah ini artinya aku tak akan melihatmu lagi ? Ah…ini tak masuk akal…” kata Sungjoon sambil menjatuhkan dirinya ke kursi. Dengan ekspressi putus asa. Hyejin pun menanggapi candaan Sungjoon dengan senyum. Sungjoon ingin mengantarkan Hyejin ke rumah. Namun Hyejin menolak dengan alasan banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh Sungjoon. Tapi Sungjoon mengatakan bahwa dia ingin melihat wajah Hyejin lebih lama dan dengan mengantarkan Hyehin Sungjoon bisa mendapatkan sedikit udara segar.

Mereka berpegangan tangan di depan rumah Hyejin. ” Apa benar aku tidak bisa melihat wajahmu? Ahh…tidak masuk akal…” kata Sungjoon sekali lagi. ” Apa ini ? Kau bilang kau hanya perlu waktu sepuluh menit untuk melihatku. ” kata Hyejin. ” Hyaaa !!! Kalian berpegangan tangan…kalian pacaran…” suara Kim Hye Rin mengagetkan mereka semua. ” Ayahh…mereka berpacaran…pacaran….!!! ” Hyerin berteriak sambil masuk ke dalam rumah. ” KIM HYERIIIINNN !!!! ” Hyejin ganti berteriak sambil mengejar adiknya masuk ke dalam rumah. Sungjonn tertawa melihat kelakuan kakak beradik tsb.

” Jika aku tahu akan ada perayaan, harusnya aku datang tidak dengan tangan kosong…” kata Sungjoon. Dia sudah duduk di tengah – tengah keluarga Hyejin sekarang. Orang tua Hyejin mengatakan bahwa Sungjoon tak perlu membawa hadiah. Mereka adalah satu keluarga. Jadi tak perlu hadiah. ” Keluarga apa ? Bagaimana bisa kau menariknya masuk sementara dia sangat sibuk…” gerutu Hyejin. Ibu Hyejin meminta Sungjoon untuk tinggal sebentar dan ikut makan bersama mereka. Sungjoon menyetujuinya.

Di saat makan, kedua orang tua Hyejin dan adiknya begitu perhatian keoada Sungjoon. Mereka meminta Sungjoon mencicipi semua makanan yang ada. Ayah , ibu serta adik Hyejin menaruh semua makanan di dalam mangkuk Sungjoon. Hyejin merasa emosi. ” Biarkan dia makan sendiri dengan tenang…!!” kata Hyejin. Ibu dan adik Hyejin malah mencibir Hyejin. Mengira ada aesuatu yang salah dengan Hyejin di saat mereka memberikan perhatian lebih kepada Sungjoon. Sungjoon pun tak banyak berbicara. Dia menikmati makan malamnya dengan keluarga Hyejin.

Hyerin mengingatkan mereka untuk mengambil foto keluarga. Di perayaan ulang tahun pernikahan, mereka biasanya mengambil foto keluarga. Sungjoon berniat untuk membantu mengambilkan foto. Namun ayah Hyejin mengatakan kalau Sungjoon juga harus ikut foto bersama mereka. Orang tua Hyejin memanggil Sungjoon dengan sebutan ” Menantu Ji “. ” Jangan panggil dia menantu Ji…!! ” kata Hyejin kepada kedua orang tuanya. Akhirnya Sungjoon pun ikut dalam pengambilan foto keluarga tsb. Mereka terlihat bahagia dalam foto tsb.

Sungjoon berpamitan. Hyejin minta maaf karena sudah menganggu kesibukan Sungjoon. ” Tidak…justru akan sangat buruk bagiku jika aku tidak datang. Kau masuklah, nikmati hari bahagia ini bersama mereka. ” kata Sungjoon. Hyejin pun mengangguk. Mereka pun saling melambaikan tangan.

Saat berbalik, Sungjoon bertemu dengan Ha Ri. Mereka salah tingkah. Setelah semua yang terjadi di antara mereka dan kini mereka harus bertemu kembali. ” Kau datang bersama Hyejin? ” kata Ha Ri membuka percakapan. Sedikit canggung memang. ” Masuklah..” kata Sungjoon singkat. Ha Ri mengangguk. ” Hey…..” keduanya berkata berbarengan . Sungjoon mengatakan mungkin sebaiknya mereka berbicara sebentar.

Ha Ri dan Sungjoon duduk bersebelahan. Ha Ri meminta maaf pada Sungjoon atas apa yang sudah terjadi di hotel sebelumnya. Sebenarnya Hyejin ingin berbicara langsung dengan Sungjoon, namun tak pernah berhasil. ” Maafkan aku karena telah mengerjaimu selama ini…”. Sungjoon juga minta maaf karena tak pernah memberikan kesempatan Hyejin untuk berbicara. ” Itu juga salahku…” kata Sungjoon. Ha Ri mengucapkan terima kasih pada Sungjoon, karena telah membantu dirinya dikala dia mengalami hari yang berat. Meskipun Sungjoon melakukan itu semua karena dia menganggap dirinya adalah Hyejin. Sungjoon mempersilakan Ha Ri untuk masuk ke dalam rumah Hyejin. Karena kedatangan Ha Ri kesana adalah untuk mengucapkan selamat kepada orang tua Hyejin.

” Jaga dirimu…” Sungjoon mengulurkan tangannya kepada Ha Ri. Mengajaknya untuk berjabat tangan. Tangan Ha Ri menyambutnya. Sungjoon berkata bahwa jika mereka bertemu sebagai teman Hyejin, tentu saja hubungan mereka pasti sudah sangat dekat. ” Terima kasih telah mengatakan hal itu terlebih dahulu kepadaku….” kata Ha Ri. Ha Ri pun berpamitan masuk ke dalam rumah Hyejin.

Ha Ri dan Hyejin sedang mencuci piring setelah perayaan. Ha Ri mengatakan bahwa dia menunda pesta perpisahannya. Ha Ri juga bercerita bajwa dia bertemu dengan Sungjoon. ” Ooh…kau bertemu dengannya? ” Hyejin mencoba berbicara dengan nada biasa. Ha Ri mengatakan bahwa dia memiliki pembicaraan yang bagus dengan Sungjoon. ” Walaupun aku tak punya kesempatan berbicara dengannya….setidaknya aku memiliki kesempatan untuk meminta maaf padanya…dan itu melegakan…” kata Ha Ri sambil tersenyum. Hyejin pun juga tersenyum pada Ha Ri. Bahagia karena temannya itu kini baik – baik saja.

Sungjoon menghubungi Hyejin via telp. Pada saat itu Hyejin sedang menyikat giginya. Sungjoon pun ikutan menyikat giginya. Masih dengan telepon di telinganya mereka pun melakukan sikat gigi bersama. Sungjoon pun juga bercerita bahwa dulu dia tinggal dengan bibinya semasa dia di Amerika. Banyak hal yang diceritakan oleh Sungjoon. Mereka saling berteleponan sangat lama. ” Oh….kue ikaannn….” ucap Hyejin tiba – tiba. Sungjoon pun langsung terpikirkan sesuatu.

Hyejin sedang menertawakan surat dari Sungjoon semasa kecil. Tiba – tiba pintu bel berbunyi. ” Annyeeoong…..” Sungjoon muncul di balik pintu. Hyejin pun terperanjat. Sungjoon membawakan kue ikan untuknya. Hyejin tak menyangka bahwa Sungjoon akan datang ke rumahnya dan membawa kue ikan. Sungjoon pun langsung berpamitan.

Hmm…ternyata Hyejin melarangnya. Mereka malah memakan kue ikan itu bersama di dalam mobil Sungjoon sambil mengobrol. Tanpa terasa kue ikan itu habis dimakan oleh mereka berdua. Selanjutnya mereka melanjutkan lagu kenangan mereka berdua. Terasa menyenangkan. Sungjoon juga menikmati malam itu bersama dengan Hyejin. Mereka pun juga melihat foto – foto kenangan mereka sewaktu kecil. Mereka pun menghabiskan malam bersama di mobil.

Matahari telah terbit. Hyejin terbangun dari tidurnya. Hyejin kaget setengah mati karena hari sudah siang. Dia pun membangunkan Sungjoon yang juga tertidur di sebelahnya. Mereka panik. Dengan terburu – buru Hyejin keluar dari mobil Sungjoon dan bergegas pergi ke kantor.

Hyejin masuk ke dalam kantor dengan muka ceria. Tak berapa lama, Sungjoon juga memasuki kantor tim editor. Sungjoon berjalan melewati Hyejin. Sungjoon berhenti sejenak, menatap Hyejin dan tersenyum. Hyejin pun membalas senyumnya.

Hyejin datang mengunjungi tim management service. Rekannya di Management service pun merasa senang dengan kedatangan Hyejin. Mereka mengatakan bahwa Hyejin terlihat sangat menarik. Leader tim managemant menanyakan apa yang Hyejin lakukan disana. Hyejin datang untuk mengambil stock barang dan mengunjungi tim management. ” Kau akan kembali setelah 3 minggu kan ? ” tanya pak kepala. Hyejin tampak bingung. Kemudian dia menyadari kebingungannya. ” Aahh…jadi aku hanya punya 3 minggu lagi ? ” tanya Hyejin. ” Kepala management pun memastikan bahwa Hyejin tinggal memiliki waktu 3 minggu untuk berada di tim editor.

Ternyata TEN adalah orang Korea. Penulis novel terkenal itu mengkonfirmasi lewat media SNS miliknya. Tim editor sedang heboh membicarakan hal tsb. Tiba – tiba mereka dikejutkan oleh kedatangan orang asing yang mencari atasan mereka yaitu Ji Seongjoon. Semua yang ada di ruangan pun terdiam.

” Jika dalam perayaan ke 20 nanti The Most menghilang, kau akan diingat sebagai sebuah kegagalan. Kau dan semua kru – mu. Dan tak akan pernah ada yang tahu apa yang akan terjadi. “ . Kata -Kata orang asing tadi begitu melekat di Kepala Sungjoon. Tekanan yang dia rasakan semakin kuat.

Sungjoon kembali keruangan tim editor. Kim Poongho bertanya apayang sedang terjadi. Ini pertama kalinya orang dari kantor pusat berkunjung ke tim editor. Sungjoln tak menjawab. Leader Cha juga meminta pendapat kepada Sungjoon untuk salah satu wawancara. Mungkin masih terkena efek pembicaraan dengan orang pusat tadi , Sungjoon menjawab pertanyaan Leader Cha dengan sedikit emosi. Joo Young pun kaget. Sungjopn buru – buru merubah nada bicaranya. Sungjoon juga mengatakan bahwa dia sendiri yang akan menghubungi Leonard Kim.

Hyejin melihat ekspressi wajah Sungjoon yang lemas. Dia pun sudah tahu apa yang terjadi. Dia mengirimkan lesan kepada Sungjoon. ” Orang itu membicarakan soal The Most yang akan ditutup kan ? Apa yang harus aku lakukan ? ” tanya Hyejin. Raut wajahnya terlihat panik. ” Tak apa…kita hanya perlu melakukannya….” kata Sungjoon. Sungjoon memandang Hyejin dari dalam ruangannya. Ketika Hyejin melihatnya juga, Sungjoon pun melemparkan senyum.

Kim Shinhyuk masuk ke dalam ruangan Sungjoon. Dia memberikan sebuah flashdisk yang berisi tentabg film pendek karya Leonard Kim. Dengan maksud agar Sungjoon dapat dengan mudah untuk mewawancarai Leonard Kim. ” Apa yang akan kau lakukan jika kau gagal mewawancarainya? ” tanya Shinhyuk. ” Kita harus melakukan yang terbaik. Ini permainan dan aku bertaruh untuk game ini. ” . Shinhyuk pun berjanji akan melakukan hal sejauh yang dia mampu. ” Terima Kasih….” kata Shinhyuk sambil memegabg flashdisk pemberian Shinhyuk. Shinhyuk pun tersenyum.

Joonwoo mengatakan bahwa dia mendengar berita yang aneh dari kantor pusat. Joonwoo mengatakan bahwa jika penjualan The Most tidak dapat meraih peringkat pertama maka The Most akan ditutup. ” Apa ??!!” Cha Joo Young kaget. Begitu juga dengan yang lain. ” Apa ini alasannya orang dari main office datang ke kantor kita ? ” tanya Hanseol. Cha Joo Young pun langsung bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam ruangan Sungjoon.

Leader Cha menanyakan kebenaran tentang berita yang disampaikan Joonwoo. Dan Sungjoon pun membenarkan berita tsb. ” Bagaimana bisa kau tidak memberitahu kami…” kata Leader Cha. ” Menurutku ini adalah yang terbaik…” jawab Sungjoon.”Terbaik ? Kau baru bekerja disini selama 3 bulan kan? Aku sudah 13 tahun disini. Aku mempertaruhkan semuanya disini dan bagaimana bisa kau membiarkanku tidak mengetahui hal ini ? ” Leader Cha terlihat marah dan kecewa dengan sikap Sungjoon. Leader Cha berpendapat bahwa Sungjoon bahkan tidak membiarkan timnya tahu masalah yang terjadi. Ji Sungjoon juga tidak memberikan kesempatan untuk tim agar dapat melakukan yang terbaik. Dia hanya berpendapat dari sisi dia sendiri. Sungjokn mengelaknya. Dia mengatakan ini bukan berarti dia tidak ingin mendengarkan pendapat timnya atau apapun. ” Kau hanya bersikap sesuai dengan keinginanmu saja…” kata leader Cha. Kemudian dia keluar ruangan dengan emosi. Dua meminta fashion tim ikut dengannya.

Menurut, semua anggota fashion tim pun ikut dengannya. ” Selama ini dia melakukan yang terbaik hanya untuk kebaikan dirinya….” Ahreum pun ikut keluar ruangan. ” Ini bukan sesuatu hal yang seharusnya dihapadi oleh seseorang sendirian. ” Kim Poongho juga ijut keluar. Tersisalah di ruangan tsb Hyejin dan Shinhyuk. Sungjoon menatap kepergian timnya satu persatu tanpa bisa berkata apa – apa. Begitu juga dengan Shinhyuk. Shinhyuk sudah berusaha melarang mereka dan mengajak mereka melakukan yang terbaik yang mereka bisa. Namun, mereka tetap meninggalkan kantor. Hyejin memandang ke arah Sungjokn dengan ekspressi cemas serta sedih.

Sungjoon menatap papan yang bertuliskan namanya di mejanya. Pikirannya kacau. Apa yang akan dia lakukan untuk The Most ? Semua anggota tim meninggalkannya sekarang. Bahkan dia tak semoat mengatakan kepada mereka untuk melakukan yang terbaik. ” Apa kau baik – baik saja ? ” Hyrjin memasuki ruangan Sungjoon. Sungjoon memasang ekspressi wajah setegar mungkin. Namun benar – benar terlihat raut kelelahan dan kesedihan di wajahnya. Sungjoon meminta maaf pada Hyejin. Hanya untuk malam itum, dia hanya ingin sendiri. Hyejin pun meng – iyakan. Hyejin keluar dari ruangan. Namun tak segera pergi. Hyejin menyandarjan kepalanya di pintu ruangan Sungjoon. Dia nerasa cemas dengan keadaan Sungjoon begitu jua sedih. Dia ingin membantu Sungjoon. Namun akan lebih baik jika membiarkan Sungjoon sendiri dalam keadaan seperti ini.

Sungjoon , Hyejin dan Shinhyuk berusaha keras bertiga. Untuk bisa mewawancarai Leonard Kim. Shinhyuk dan Hyejin juga berusaha keras. Sungjoon keluar dari ruangan dan menatap mereka. Menatap bangku – bangku kosong yang ditinggalkan oleh para anggota tim.

” Disaat kau meminta otoritas penuh? Apa ini yang kau maksud dengan itu semua ? ” tanya Kim Rara saat Sungjoon datang menemuinya. Rara mengatakan bahwa ini bukanlah cara yang benar. Kesalahpahaman akan banyak terjadi jika Sungjoon melakukan hal tsb. ” Jika kau bisa mempercayai timmu sedikit saja, hal ini pasti tak akan terjadi…”

Sungjoon berdiam diri di ruangan tim editing sendirian. Gelap. Dia menatap semua yang ada disana. Kata – kata Cha Jooyoung, Kim Poongho, Jo Ahreum, Kim Rara…semua terdengar di telinganya. Sungjoon tahu bahwa dia telah melakukan kesalahan dengan menyembunyikan hal penting seperti ini dari timnya.

Hyejin menunggu Sungjoon di parkir mobil. Dia berniat untuk mengantar Sungjoon. Sungjoon tetlihat tidak bagus kondisinya pada saat itu. Sungjoon mengatakan bahwa dia baik – baik saja. Namun Hyejin bersikeras ingin mengantar Sungjoon. Dia khawatir Sungjoon akan pingsan lagi jika terus menahan semua sendiri. ” Mulai saat ini jika kau merasa lelah, tunjukkan itu di depanku…Jika kau ingin bekerja keras tunjukkan di hadapanku..jangan menahan semua sendirian Sungjoon….ayo kita bekerja bersama – sama…” kata Hyejin. Wajahnya terlihat tulus. Dia benar – benar mengkhawatirkan Sungjoon. Sungjoon tak bisa berkata apa – apa. Beruntung dia memiliki wanita seperti Hyejin. Yang selalu ada untukknya disaat dia membutuhkan. Sedari kecil, Hyejin selalu membantunya dan menemaninya di kala sulit. Sungjoin meraih pinggang Hyejin dan memeluknya. Ingin rasanya menangis di pelukan Hyejin. Hyejin membalas pelukan Sungjoon. Mengusap kepala bagian belakang.

” Tidak apa – apa…semuanya akan baik – baik saja….” ucap Hyejin perlahan.

Hyejin dan Shinhyuk berjalan ke arah ruangan editor dengan wajah tak semangat. Namun betapa terkejutnya mereka di saat mereka membuka pintu dan melihat semua rekan timnya ada di sana. Shinhyuk dan Hyejin langsung tersenyum lebar. Mereka senang karena tim telah kembali lagi. Hyejin langsung memeluk leader Cha dan mengatakan bahwa dia merindukannya. ” Kau harusnya sudah tahu kalau aku benci hal – hal seperti ini…” kata leader Cha. Hejin melepaskan pelukannya. Dia bertanya mengapa mereka semua kembali. ” Aku harus kembali agar aku tak merasa bersalah. Walaupun majalah ini harus ditutup, setidaknya aku bisa melihat sampai akhir. ” kata Cha Joo Young. Ahreum pun setuju dengan perkataan Leader Cha. Kim Poongho juga mengatakan bahwa mereka harus kembali karena Deputy Ji tidak bisa bekerja tanpa mereka.

Ji Sungjoon memasuki ruangan editing. Hyejin menghampirinya dengan semangat. Hyejin bermaksud menunjukkan kalau tim mereka sudah kembali. Namun Sungjoon malah bersikap biasa saja. Dia seakan – akan sudah tahu jika timnya akan kembali. Tak terkejut sama sekali, justru Sungjoon meminta mereka untuk menyiapkan materi meeting. Hyejin pun kembali tersenyum menatap wajah sahabat – sahabatnya.

Sungjoon tengah menelpon seseorang ketika dia memasuki ruang meeting. Semua yang ada disana terdiam. Menebak- nebak siapa yang sedang ditelp Sungjoon. Sungjoon menutup teleponnya. ” Wawancara dengan Leonard Kim..mereka bilang…….mereka…….akan melakukannya ….. ” kata Sungjoon. Sontak terdengar teriakan dari semua anggota tim. Mereka bersorak gembira. Mereka menemukan awal yang bagus untuk majalah mereka. Leader Cha mengatakan bahwa dia telah memikirkan beberapa konsep untuk pemotretanya. Yang lain juga dengan antusias mengatakan bahwa mereka akan bisa mengalahkan New Look, majalah rival mereka. Sungjoon pun merasa bahagia melihat semangat timnya kembali.

Hyejin dan timnya merayakan kebersamaan mereka serta keberhasilan untuk mewawancarai Leonard Kim dengan makan malam. Mereka membicarakan keberhasilan Deputi Ji dalam mewawancarai Leonard Kim. Awalnya Leader Cha beroikir bahwa agenda untuk mewawancarai Leonard Kim adalah sesuatu yg tak masuk akal. Tapi Deputy Ji berhasil melakukannya. ” Lalu apa yang membuat kalian memutuskan untuk kembali bersama – sama ? ” tanya Shinhyuk. Kim Poongho mengatakan bahwa dia mungkin memiliki alasan send6iri utk kembali. Dia bercerita bahwa Deputi Ji datang dan berbicara kepadanya. Meminta Poongho untuk kembali. Sungjoon menangis keras sehingga di rumahnya hampir banjir dengan air mata. Sehingga mereka harus naik perahu untuk melaluinya. ” Perahu itu juga datang padaku…” kata leader Cha. ” Aku juga…” Ahreum ikutan berbicara. ” Jadi…deputi Ji datang kepada kalian dan meminta kalian untuk kembali ? ” tanya Hyejin. Ahreum dkk mengangguk.

Sungjoon menemukan kotak makan siang di mejanya. Di sampingnya ada pesan tertulis dari Hyejin. Ternyata Hyejin yang membawakan kotak makanan tsb. Karena dia tahu bahwa Sungjoon akan masih bekerja di weekend. Sungjoon senang melihat makanan yang disusun rapi oleh Hyejin. Dia memegang makanan tsb dan masih hangat. Kemudian dia segera berlaru keluar.

Benar saja, Hyejin terlihat baru keluar dari gedung kantor. Sungjoon memukul – mukul jendela kantor. Memanggil Hyejin. Hyejin pun menoleh dan segera mengampiri Sungjoon. Mereka berbicara di antara kaca gedung. Sehingga mereka harus agak berteriak agar suara mereka terdengar satu sama lain. Sungjoon meminta Hyejin untuk menunggunya di luar.

Sungjoon menghampiri Hyejin sambil membawa kotak makanan Hyejin. ” Mengapa kau bawa kotak makanan itu? ” tanya Hyejin. Sungjoon berniat mengajak Hyejin untuk makan bersama. Dan mereka pun akhirnya memutuskan untuk piknik.

Setibanya di tempat piknik, mereka memakan bekal mereka. Suasana di sekitar sangat mendukung. Dengan danau yang terlihat bersih dan pemandangan yang berada di sekitarnya juga terlihat segar. Sungjoon memuji bekal makanan Hyejin sangat lezat. Hyejin pun tersenyum bangga.

Seusai makan, Sungjoon mengembalikan kotak makanan yang mereka bawa ke mobilnya. Dari jauh dia melihat Hyejin sangat antusias melihat pemandangan danau dan sekitar. Sungjoon menolong mengambilkan syal seorang perempuan yang terjatuh di dekat mobilnya. Betapa terkejutnya Sungjoon di saat dia menoleh, dia tak melihat Hyejin ada di sana. Sungjoon panik. Dia berlari kesana kemari untuk mencari Hyejin. Namun tak ketemu. Sungjoon mencari ponselnya dan baru menyadari kalau ponselnya juga tertinggal di kantor. Sungjoon bingung.

Tiba – tiba Hyejin mengagetkannya dari belakang. Hyejin tertawa terbahak – bahak. ” Pasti kau kaget kan ? ” tanya Hyejin sambil tertawa. Sungjoon tak menjawab. Dia masih panik. Walaupun Hyejin sudah ada di depannya saat ini. Melihat ekspressi Sungjoon yang seperti itu, Hyejin pun menghentikan tawanya. ” Kau…benar – benar terkejut ya ? ” tanya Hyejin. ” Aku pikir kau menghilang….” jawab Sungjoon dengan wajah shock. ” Heyy….mengapa aku harus menghilang….” jawab Hyejin sambil tersenyum . Hyejin mengatakan bahwa dia menemukan pemandangan yang indah. Hyejin pun menggandeng tangan Sungjoon. Sungjokn ikut saja tanpa melawan. Dia benar – benar masih shock.

Hyejin terlihat antusias dengan pemandangan di depannya. Dia bhkan mengambil gambar dari ponselnya. Sungjoon mengamati Hyejin dari belakang. Wajahnya tak seceria seperti tadi. Sepertinya dia benar – benar takut jika Hyejin menghilang seperti tadi. Sungjoon berdiri di sebelah Hyejin. Hyejin tersenyum padanya. ” Danaunya terlihat berkilau. Sangat indah kan ? Hatiku merasa damai karena melihat danau ini…” kata Hyejin. Sungjoon tak menjawab. Hanya terus menatap Hyejin. Hyejin meraih tangan Sungjoon yang ada di sebelahnya. Menggenggamnya dan tersenyum.

” Sungjoon -aa…kau sudah berada di sana jadi jangan berlari terlalu kencang. Berjalanlah perlahan – lahan….dan…HATCHIIIII !!! ” Hyejin bersin. Udara dingin di sekitar danau membuatnya bersin – bersin. Tiba – tiba Sungjoon memeluknya dari belakang. Menutupi tubub Hyejin dengan coat yang digunakannya. Awalnya Hyejin merasa kaget. Namun dia segera menikmati pelukan Sungjoon. ” Apakah sekarang sudah tak dingin ? ” tanya Sungjoon. ” Ya….” jawab Hyejin.

Sungjoon berkata pada Hyejin bahwa dia aka mengatakan tentang sesuatu kepada Hyejin. ” Kau mungkin menganggap aku tak sabar…dan kau juga mungkin menganggap aku gila…” kata Sungjoon. ” Kau membuatmu takut..mapa yang sebenarnya ingin kau katakan ? ” tanya Hyejin.

” Setelah aku berhasil membuat perayaan ke 20 tahun sukses dan menyelamatkan The Most…aku akan melamarmu…dan aku akan benar – benar berusaha keras hingga semua itu terjadi. Apapun akan aku lakukan sampai itu semua terwujud.” kata Sungjoon.

Sungjoon meninggalkan ponsel di ruangannya. Ponsel tsb berbunyi. Sepertinya panggilan penting.

Sungjoon memakaikan tudung di kepala Hyejin karena cuaca semakin dingin. ” Aku berharap kau berhasil melakukannya. Seperti yang kau katakan.. Membawa Most kembali hidup, aku juga berharao kau akan berhasil melakukannya….” kata Hyejin sambil tersenyum. Sungjoon menatap Hyejin sesaat dan kemudian menciumnya.

Mereka berciuman di antara indahnya pemandangan danau kala itu.

…………………………………………………………….

Exit mobile version