Home Drama Korea Kdrama News Sinopsis Remember – War Of The Son Eps 12

Sinopsis Remember – War Of The Son Eps 12

0

” Saksi tidak dapat membantu tetapi dia berpihak kepada Ilho Grup. Karena dia adalah Subkontraktor dari Il Ho Grup. Ilho Grup tidak dapat memberikan alasan yang dapat diterima melainkan malah menuduh pabrik rekanan sebagai penyebab ledakan. Nam Gyu Man pernah menyebutkan bahwa rekanan adalah termasuk dalam Ilho Family. Tapi seiring dengan sidang ini berlanjut, kalian akan melihat bahwa Ilho Grup, tak lain adalah keluarga Nam itu sendiri.” Jinwoo menutup kata – kata di persidangan.

1PLAAAAAKKKK!!!!!  Nam Gyu Man menampar pipi Park Dongho di hadapan Seo Beom dan Sangho. Mungkin dia merasa kesal karena Jinwoo berhasil menekan pihaknya. Dia menganggap bahwa Dongho tak bekerja dengan baik. Dongho tak membalas. Dia hanya menatap Gyu Man. ” Ayo lakukan ini dengan baik. Jika kau melakukan hal seperti ini lagi, ini tak akan berakhir seperti ini…” ancam Gyu Man kemudian pergi meninggalkan Dongho. Dongho tak bergeming dari tempatnya.

Kemudian dia melihat Jinwoo di sana sedang berdiri bersama Lee In Ah. Jinwoo melihat ketika dia ditampar oleh Nam Gyu Man. Dongho dan Jinwoo tak mengatakan apa – apa. Mereka hanya saling bertatapan. Tak lama, Dongho membalikkan badannya dan pergi meninggalkan Jinwoo.

Sangho terlihat sangat khawatir kepada Dongho. Gyu Man mungkin memang president dari perusahaan tempat Dongho bekerja, tapi dia tak ada hak untuk menampar Dongho. Jika Gyu Man bertemu dengan Park Dongho beberapa waktu lalu, mungkin dia sudah mati. Park Dongho tersenyum pada Sangho dan mengatakan bahwa dia baik – baik saja. Gyu Man suatu saat akan terkena karma atas perbuatannya sendiri.

Jinwoo, Minsoo dan ayah Minsoo sedang makan bersama. Ajuhhsi pemilik oabrik mengucapkan terima kasih kepada Jinwoo. Begitu juga dengan Minsoo. Jinwoo merendah dengan mengatakan bahwa dia hanya melakukan tugasnya sebagai pengacara. Pemilik pabrik juga merasa malu bahwa dia pernah mencoba untuk bunuh diri. ” Setiap pagi aku selalu merasa berterimakasih karena bisa menghabiskan hari bersama ayahku…” kata Minsoo. ” Minsoo – sshi…aku iri kepadamu. Karena kau bisa melindungi ayahmu. ” kata Jinwoo. Dia kembali teringat ayahnya. Pada saat dia mengatakan bahwa ayahnya adalah ayah terbaik di dunia. Dia melihat ayahnya makan makanannya dengan lahap. Jinwoo teringat akan hal itu. ” Lalu toling sampaikan kepada anakku bahwa aku sangat merindukan dirinya setiap hari…” kata Seo Jae Hyuk pada saat itu.

” Pengacara Seo, boleh aku bertanya sesuatu kepadamu? ” pertanyaan Minsoo membuyarkan lamunan Jinwoo akan ayahnya. Minsoo bertanya mengapa pengacara lawan memberikan kartu nama Jinwoo kepadanya. ” Maksudmu, Park Dongho? ” tanya Jinwoo. Minsoo mengiyakan. Dia menceritakan awal pertemuannya dengan Park Dongho dan Park Dongho mengatakan bahwa hanya Jinwoo yang bisa memberikan bantuan kepada Minsoo dan ayahnya.

Sangho memberikan sejumlah dokumen yang diminta Dongho terkait dengan Nam Il Ho dan juga list dari korban akibat ledakan microwave. Sangho mengatakan bahwa kasus kedakan itu terlihat tidak normal. ” Apakah selama ini setiap kasus pernah terlihat normal?” tanya Dongho sambil membuka berkas dari Sangho. ” Lalu mengapa kau meminta dokumen tentang Nam Il Ho?” tanya Sangho. ” Aku punya alasan sendiri…” kata Dongho. Dia pun kemudian menelpon seseorang.

Ternyata orang yang dihubungi Dongho adalah detektif Bae. Dongho tengah menyelidiki kasus kematian ayahnya yang diduga terkait dengan Nam Il Ho. Detektif Bae memberikan setumpuk dokumen tentang kasus ledakan Seogwang. Dan Hong Mo Suk yang menangani kasus tsb. Detektif Bae menjelaskan bahwa pemimpin Seogwang meninggal tepat di hari sebelum dia meluncurkan project besar. Pada saat itu yang menjadi kompetitor Seogwang adalah Ilho Grup. Dongho menduga bahwa mungkin saja pemimpin Seogwang dibunuh oleh Nam Il Ho. ” Belum ada yang pasti soal itu. Semua bukti menghilang…” kata Detektif Bae. Detektif Bae juga mengatakan kemungkinan bahwa ayah Dongho diminta untuk melakukan tugas pembunuhan dari Nam Il Ho. Namun ayah Dongho menolak dan akhirnya mengalami kecelakaan tsb. Dan di saat Detektif Bae ingin menyelidiki kasus tsb lebih lanjut, dia justru malah dipecat. Dongho menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa tempatnya duduk. Dia menghela napas. Entah dia sadari atau tidak ada seseorang yang sedang mengamatinya dari jauh.

Manager Yeon, Song Jae Ik, Lee In Ah serta Seo Jin Woo merayakan keberhasilan pertama mereka di persidangan melawan Nam Gyu Man. Manager Yeon memuji In Ah dan Jinwoo melakukan tugas mereka dengan baik. In Ah dan Jinwoo terlihat bahagia bersama. Manager Yeon sepertinya ada maksud untuk membiarkan In Ah dan Jinwoo berdua. Oleh karena itu dia mengajak Jae Ik untuk pulang. Awalnya Jae Ik menolak karena dia masih ingin minum dengan In Ah. Tapi Manager Yeon terus memaksanya dan akhirnya Song Jae Ik memyerah dan mengikuti manager Yeon untuk pulang.

In Ah dan Jinwoo melanjutan untuk minum bersama. Mereka bercanda dan tertawa. Jinwoo terlihat sejenak melupakan masalahnya. Jinwoo memanggil In Ah dengan menggunakan nama In Ah di saat melarang In Ah untuk minum. Jinwoo yang lebih muda dari In Ah seharusnya memanggik In Ah dengan sebutan ” Noona”. Lalu In Ah pun memaksa Jinwoo agar memanggilnya Noona. Jinwoo menolaknya. Dengan bercanda In Ah mengalungkan lengannya di leher Jinwoo. Berpura – pura akan mencekiknya. ” Noona….” kata Jinwoo akhirnya. In Ah dan Jinwoo pun tertawa bahagia.

Keum melaporkan apa yang sudah dilihatnya tadi di kantor polisi. Keum mengatakan bahwa Park Dongho sedang menyelidiki kematian ayahnya. Seok Joo Il agak tak mengerti. ” Dongho berpikir bahwa kematiannya ada kaitannya dengan Nam Il Ho. Dan dia datang ke kantor polisi untuk mengkonfirmasinya. ” jelas Keum. ” Dengar dengan baik. Hal ini…jangan sampai Nam Gyu Man mendengarnya. ” kata Joo Il.

Nam IlHo mengundang Dongho dan Joo Il ke rumahnya. ” Apakah pengacara tim lawan adalah Seo Jin Woo?” tanya Nam Il Ho. Dongho mengiyakan. Namun dia berjanji bahwa dia tak akan kalah dalam persidangan ini. Selama pertemuan itu, Joo Il terus menatap Dongho.

joo Il meminta Dongho agar meluangkan waktu untuknya. ” Aku sibuk…kita bertemu lain kali…” tolak Dongho. Namun Joo Il memegang lengan Dongho, melarangnya untuk pergi. Dongho meminta agar hyungnimnya melepaskan tangannya. Tapi Joo Il seakan tak mendengar. Dongho menarik tangannya dengan kasar. ” Aku tak akan meminta 2 kali. Luangkan waktumu…” kata Joo Il.

Akhirnya Dongho mau meluangkan waktunya untuk berbicara dengan Joo Il. Joo Il bertanya pada Dongho apakah dia sedang menyelidiki Nam Il Ho. Bukannya menjawab pertanyaan hyungnimnya, Joo Il malah bertanya mengapa Hyungminya itu memata – matainya. ” Sejak kapan kau mengetahui bahwa Nam Il Ho terlibat dalam peristiwa kematian ayahku?” tanya Dongho. Joo Il masih menyangkal bahwa dia tak mengetahui akan hal itu. ” Aku tak mungkin memintamu bekerja sama dengan orang yang sudah membunuh ayahmu. ” kata Joo Il. Joo Il mengatakan bahwa sekarang dia melayani Nam Il Ho. Jadi jika Dongho ingin menyentuh Nam Il Ho, dia harus melewati Joo Il dulu. Dongho bangkit dari temoat duduknya. Dia mengatakan bahwa sampai saat ini dia masih menganggap Joo Il sebagai ayahnya. ” Aku memang seperti ayahmu tapi aku bukan ayahmu…” kata Joo Il, tak menatap wajah Dongho. ” Baguslah kau berkata seperti itu. Mari kita ambil jalan kita masing – masing. Katakan juga kepada orang yang memata-mataiku. Jika aku menemukannya, aku akan membunuhnya. ” kata Dongho sambil pergi meninggalkan Joo Il. Joo Il pun tak bisa berbuat apa – apa lagi.

Park Dongho dan Sangho mengunjungi kantor lama mereka. Kantor itu sudah lama mereka tinggalkan semenjak mereka bergabung dengan Il Ho grup. Sangho senang bukan main. Serasa kembali ke rumah sendiri katanya. Dongho juga mengatakan bahwa sudah banyak peristiwa yang terjadi di kantor itu. Di mana dia bertemu dengan Jinwoo. Jinwoo yang memberikan uang yang dia dapat dan memohon agar Dongho membela ayahnya. Di kantor itu juga Dongho berjanji bahwa dia akan membawa ayah Jinwoo pulang. ” Sampai kapan kau akan menahan cakarmu dan menyerang mereka balik?” tanya Sangho. ” Tunggulah sebentar lagi. Semakin lama kau menunggu, semakin besar buruan yang kau dapat. Waktunya hampir tiba…” kata Dongho.

Minsoo dan ayahnya mengunjungi pabrik mereka. ” Minsoo…jika kita memenangkan sudang pabrik ini akan hidup kembali. Dan semua pekerja yang pergi juga akan kembali…” kata Ahjusahi pemilik pabrik dengan semangat. Dengan senyum Minsoo meng – iyakan perkataan ayahnya. Tak lama, Jinwoo datang menemui mereka. Minsoo mengucakan terima kasih kepada Jinwoo karena dia sudah menyelamatkan ayahnya. Ayahnya sudah kembali seperti sedia kala sekarang. ” Minsoo….jaga ayahmu dengan baik…” kata Jinwoo. ” Ini semua karena mu. Terima kasih sudah menyelamatkan dan membelanya. Kau menyelamatkan hidupku juga. ” kata Minsoo. Maksud kedatangan Jinwoo kesana adalah, dia ingin meminta daftar karyawan dari Smile Light Bulb.

” Untuk apa daftar karyawan dari Smile Light Bulb?” tanya In Ah di ruang rahasia Jinwoo. ” Hal – Hal kecil adalah hal yang paling penting. ” kata Jinwoo. In Ah tertawa kecil, mengatakan bahwa sudah lama dia tak mendengar Jinwoo berbicara kata – kata seperti itu. Jinwoo memandang In Ah. ” Kau mengucapkan kata – kata itu saat pertama kali kita bertemu…” kata In Ah. In Ah pun teringat kejadian di saat pertama kali dia bertemu dengan Jinwoo. Saat itu In Ah kehilangan dompet dan dia menuduh Jinwoo sebagai pelakunya. In Ah tertawa mengingat hal itu. Tapi tidak dengan Jinwoo. Dia menatap In Ah tanpa ekspressi. In Ah yang melihat ekspressi Jinwoo pun langsung mengira bahwa Jinwoo terlalu keras bekerja belakangan ini. Sebenarnya Jinwoo sedang berusaha mengingat sesuai dengan apa yang dikatakan oleh In Ah. ” Jika kau butuh bantuan…katakan kepadaku…” kata In Ah. Jinwoo pun tersadar dari lamunanya dan mengangguk sambil tersenyum. Lalu dia bertanya kepada In Ah bagaimana perkembangan kasua dari Hong Mo Suk. ” Aku dan jaksa Tak sedang berusaha mengumpulkan bukti…” jawab In Ah. Dengan kejadian tadi In Ah semakin yakin ada sesuatu hal yang terjadi pada Jinwoo. Apa yang Jinwoo sembunyikan darinya?

Gwak Han Soo masuk ke ruangan Hong Mo Suk dengan tergesa – gesa. Sudah bisa ditebak apa maksud dari kedatangannya. Dia meminta bantuan Hong Mo Suk agar mau menolongnya. Gwak Han Soo meminta agar Hong Mo Suk menyampaikan kepada Nam Gyu Man bahwa apa yang dilakukannya adalah kesalahan karena dia mabuk. Tapi jawaban Hong Mo Suk tak seperti yang diharapkan. Hong Mo Suk juga mengabaikannya sama seperti Nam Gyu Man. Bahkan yang lebih menyakitkan lagi Hong Mo Suk mengatakan bahwa dia sudah bisa mencari pengganti dari Gwak Han Soo. Dia juga mengatakan bahwa apa yang sudah dia lakukan bukanlah suatu kesalahan melainkan suatu alasan yang dia buat. ” Jika kau ingin bekerja untuk Nam Gyu Man seharusnya kau bersikap hati – hati. ” kata Mo Suk. ” Apa kau tak tahu betapa sulitnya aku bekerja untuk Nam Gyu Man dan kau?” Gwak Han Soo sudah terlihat depressi. ” Tunggu….siapa yang memintamu? Bukankah itu kemauanmu sendiri? Kau melakukan itu untuk kepentinganmu sendiri kan?” Hong Mo Suk berkata santai. Kemudian dia mengusir Detektif Gwak keluar dari ruangannya dan berkata bahwa mereka tak akan bertemu lagi. Naas nian nasib Gwak Han Soo.

Ketika sedang membereskan beberapa dokumen di mejanya, Hakim Suk Gyu kembali menemukan dokumen tentang kasus pembunuhan mahasiswa Seochon 4 tahun lalu. Dimana dia yang sebenarnya menjadi hakim untuk menangani kasus tsb namun secara tiba – tiba dia digantikan. Hal ini masih terasa aneh baginya. Dia juga teringat perkataan In Ah yang mengatakan bahwa dia percaya bahwa Seo Jae Hyuk bukanlah pembunuh sebenarnya. Dan itu juga yang menjadi alasan Lee In Ah menjadi jaksa. Suk Gyu merasa bahwa dia perlu tahu akan hal ini.

Suk Gyu menemui Nam Yeo Kyung adik Nam Gyu Man. Pada saat itu Yeo Kyung baru saja selesai dengan sidang. Yeo Kyung mengatakan bahwa dia sangat sibuk belakangan ini. Lalu Suk Gyu pun bertanya kepada Yeo Kyung. Yeo Kyung menjadi juri di persidangan 4 tahun lalu. ” Lalu bagaimana menurutmu? Apakah orang itu salah?” tanya Suk Gyu. ” Ya.. tentu saja dia bersalah. Apakah oppa memiliki pemikiran yang lain?” Yeo Kyung balik bertanya. Yeo Kyung juga bertanya mengapa tiba – tiba bertanya akan hal itu. ” Tidak ada apa – apa….” Suk Gyu menepuk pundak Yeo Kyung kemudian pergi. Yeo Kyung sebenarnya masih tak mengerti maksud dari Suk Gyu yang secara tiba – tiba menanyakan hal itu. Tapi dia membiarkan Kang Suk Gyu berlalu dari hadapannya.

Hong Mo Suk datang menemui Nam Gyu Man. Mengatakan bahwa detektif Gwak telah datang menemuinya. Nam Gyu Man pun dengan santai mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh detektif Gwak bukanlah suatu kesalahan. Perkataan mengejek Nam Gyu Man keluar dari mulut detektif Gwak sendiri. Jadi mana yang bisa dikatakan kesalahan. ” Kita tidak membutuhkannya lagi…” kata Mo Suk. Nam Gyu Man tahu bahwa kedatangan Hong Mo Suk tak mungkin hanya ingin memberitahukan tentang detektif Gwak. Pasti ada hal lain lagi. Benar saja, maksud kedatangan Hong Mo Suk sebenarnya adalah untuk melaporkan tentang Kang Suk Gyu yang mulai curiga dengan mereka.

Tanpa disangka oleh In Ah dan Jinwoo, Suk Gyu datang menemui mereka. Suk Gyu datang karena ingin menanyakan sesuatu. Mereka bertiga pun berbicara di dalam.

Ditemani dengan minuman hangat. Sebelumnya Jinwoo mengucapkan terima kasih karena Suk Gyu telah membantunya menangkap dokter penjara. Suk Gyu oun mengatakan bahwa dia hanya berusaha menjalankan tugasnya. Jinwoo kembali bertanya apa maksud kedatangan dari Suk Gyu. Suk Gyu menjawab bahwa dia ingin bertanya soal kasus pembunuhan yang terjadi 4 tahun silam. Yang melibatkan ayah Seo Jin Woo. ” Persidangan ulang memang sudah berakhir. Tapi sepertinya masih ada lebih dari itu. ” kata Suk Gyu. Jinwoo menanyakan alasan mengapa Suk Gyu menanyakan akan hal itu. Suk Gyu merasa bahwa kasus itu tak lazim. Mulai dari video Kim Hyun Ok, kemudian ada laporan investigasi yang cacat dan juga tiba – tiba hakim diganti tanpa prediksi sebelumnya. ” jelas Kang Suk Gyu. In Ah menoleh ke arah Jinwoo. Untuk memastikan apakah Jinwoo baik – baik saja atau tidak. Mengingat hal ini sangat menyakitkan baginya. ” Bagiku… baik itu 4 tahun lalu atau sekarang, ayah Pengacara Seo tidak bersalah. Itu karena aku melihat sendiri pelakunya sebenarnya mengakui kejahatannya sendiri. ” kata In Ah. ” Pelaku sebenarnya? Apa kau melihat video itu juga Pengacara Seo ?” tanya Kang Suk Gyu pada Jinwoo. Jinwoo menjawab bahwa dia melihat video itu dengan mata kepalanya sendiri. Di video itu si pembunuh mengaku bahwa dia membunuh Oh Jung Ah. ” kau tahu siapa pelakunya?” tanya Kang Suk Gyu berhati – hati. ” Nam Gyu Man….president Il Ho Grup…” kata Jinwoo mantap. Kang Suk Gyu hanya bisa terdiam. Sepertinya tak menyangka bahwa sahabatnya Nam Gyu Man melakukan pembunuhan itu.

Di ruangannya, Dongho sedang memandangi foto kebersamaannya dengan sang ayah. Setiap kali dia melihat foto tsb, kenangan tentang kecelakaan itu langsung muncul. Di saat ayahnya melarikan diri dari polisi. Dan akhirnya kecelakaan itu terjadi. Kecelakaan yang menyebabkan ayahnya meninggal. Di tengah lamunannya tiba – tiba Sangho masuk. Dia memberitahu bahwa dia sudah mengetahui siapa orang yang memata – matai dirinya selama ini. ” Pasti Nam Gyu Man yang meminta Joo Il untuk merekrutnya. ” kata Sangho menggebu – gebu. Namun Dongho tak menanggapinya seantusias Sangho. ” Sangho….dengarkan baik – baik. Nam Gyu Man mencurigaiku. Aku harus memenangkan sidang ini…” kata Dongho. Sangho mengatakan bahwa dia akan selalu berada di samping Dongho..

In Ah terkejut dengan kedatangan ayahnya ke kantor Jinwoo. Ayahnya membawa pizza dari tokonya. Tak hanya kedatangan ayah In Ah yang mengejutkan, ternyata Ibu In Ah juga ikut datang. Ayah In Ah membuka pizza yang dibawanya. Dengan senang, Jinwoo , manager Yeon serta Jae Ik makan pizza dengan lahap. Ibu In Ah malah sibuk membersihkan rumah. In Ah memang terbiasa berantakan di rumah. Hal itu jadi terbawa di tempat tinggalnya yang sekarang. ” Aigooo…lihatlah…apa bawah meja ini adalah lemari pakaianmu.? Kau harusnya melipat pakaiannu dengan rapi. Biarkan aku yang melakukannya….” kata Ibu In Ah mengomel. In Ah berusaha untuk melarang ibunya melakukan itu semua. In Ah malu karena semua mata tertuju padanya. Jinwoo tersenyum melihat In Ah dan ibunya. Begitu juga dengan ayah In Ah. Bagaimanapun juga mereka adalah ibu dan anak putrinya. Tak ada ibu yang tak peduli dengan anaknya. Terlihat sekali bahwa Ibu In Ah sangat menyayangi putri pertamanya itu.

In Ah membawakan ibunya segelas minuman hangat. Di belakang sana Jinwoo, Jae Ik,  Manager Yeon masih mengobrol dengan ayah In Ah. Ibu In Ah mengatakan bahwa dirinya datang hanya karena permintaan ayahnya. In Ah pun tertawa mendengar perkataan ibunya. Dia tahu bahwa itu bohong. Ibunya hanya tak ingin terlihat bahwa dia sangat merindukan In Ah. Ibu In Ah bertanya bagaimana In Ah menjalani pekerjaannya saat ini. In Ah menjawab bahwa saat ini dia masih beradaptasi. ” Apakah kau benar – benar ingin menjadi pengacara?” tanya Ibu In Ah. In Ah menoleh ke arah ibunya. ” Aku bukannya membicarakan tentang titelmu. Apakah kau nantinya akan menjadi pengacara yang baik? Pengacara yang berhati hangat membantu orang?” tanya Ibu In Ah lagi. ” Ibu………” mata In Ah mulai berkaca – kaca. ” Aku tidak akan mengampunimu jika kau tidak menjadi pengacara seperti itu….” kata Ibu In Ah lagi. ” Aku mengerti ibu…..” kali ini In Ah tersenyum. Ibu In Ah pun mengusap rambut putrinya dengan kasih sayang.

Sangho memberikan data tentang manager di pabrik Smile Light Bulb. Manager itu memiliki anak perempuan yang sedang sakit. Dan kondisi manager saat ini adalah dia sedang membutuhkan uang untuk pengobatan putrinya.

Dongho pun menemui Shim Byung Hoon, nama manager tsb. Dia menawarkan bantuan akan kepada Shim Byung Hoon. Putrinya dijanjikan akan menerima pengobatan di Ilho Hospital, asal Byung Hoon mau bersaksi di pengadilan. Tentu saja bersaksi sesuai ketentuan Il Ho grup pastinya.

Sementara itu Jinwoo sedang mengunjungi laboratory untuk mengumpulkan data. Data yang dia perlukan pada persidangan nanti. Dia berkonsultasi dengan tenaga ahli di bidang listrik. Jinwoo merekam dan jyga melihat bagaimana cara bohlam itu bekerja. Apakah ada kemungkinan microwave itu meledak dikarenakan oleh bohlam lampu.

Nam Gyu Man memperkenalkan manager Yang kepada Seok Joo Il. Manager Yang adalah pimpinan dari Youngwoon Electronic. Nam Gyu Man memberikan kesempatan Seok Joo Il dan juga Manager Yang untuk mengembangkan bisnis mereka. Mereka bisa menciptakan produk baru. Seok Joo Il pun merasa terhormat. Dia mengucapkan terima kasih kepada Nam Gyu Man dengan penuh hormat. Sedang asyik berbicara, mereka bertiga dikejutkan oleh Detektif Gwak yang memaksa masuk. Detektif Gwak bertanya mengapa Nam Gyu Man melakukan ini kepadanya. Selama ini dia sudah berlaku sebagai anjing Nam Gyu Man. Lalu mengapa Nam Gyu Man mengabaikannya seperti ini?.  Seok Joo Il berusaha menghentikan Detektuf Gwak. Namun sepertinya tidak mempan. ” Apa kau pikir aku akan diam saja? Kau akan mati jika aku beberkan semua kejahatanmu!!!” kata detektif Gwak tak main – main. Seok Joo Il pun meminta anak buahnya segera untuk membawa Gwak Han Soo keluar. Nam Gyu Man terlihat menahan amarahnya.

Di tempat yang sama di mana Gwak Han Soo memaksa Seo Jae Hyuk untuk menulis surat pengakuan kalau dia membunuh Oh Jung Ah. Di tempat yang sama juga, di mana dia hampir saja menembak mati Jinwoo atas perintah Nam Gyu Man. Di sanalah Gwak Han Soo digantung. Tangan dan kakinya diikat. Dan digantungkan ke atas. Nam Gyu Man berada di bawahnya. Gwak Han Soo meronta minta dilepaskan. Namun bukan Nam Gyu Man namanya jika dia melepaskan orang yang sudah membuat dia marah. Seok Joo IL yang berada di samping Gyu Man pun tak berkata apa – apa. ” Apa yang kau lakukan kemarin adalah pertunjukkan, tapi yang terjadi sekarang adalah kenyataannya…” kata Gyu Man santai. Sementara Gwak Han Soo masih saja meronta minta dilepaskan. Tanpa sepengetahuan Gyu Man, Gwak Han Soo merekam kejadian tsb.

Lee In Ah datang mengunjungi rumah Jung Ah. Dengan berpura – pura sebagai teman Jung Ah, In Ah meminjam barang – barang yang selalu digunakan Jung Ah sampai hari kematiannya. Salah satu keluarga Jung Ah memberikan kotak besar. Yang berisi barang – barang kesayangan Jung Ah. In Ah mengucapkan terima kasih dan berjanji akan mengembalikannya jika dia sudah selesai dengan semua itu.

In Ah membuka kotak besar tsb. Berisi foto – foto Jung Ah bersama dengan ayahnya. In Ah menemukan sebuah buku Diary berwarna merah. Buku diary milik Jung Ah. Pada tanggal kematian Jung Ah, di sana tertulis bahwa Jung Ah memiliki undangan menyanyi. Selembar kartu nama jatuh daru halaman buku tsb. In Ah terkejut dengan apa yang ditemukannya. Kartu nama itu adalah kartu nama milik Ahn Seo Beom.

Sedangkan pada saat itu Seo Beom dan Sangho sedang tergila – gila kepada Kim Tae Hee. Artis korea yang terkenal sangat cantik. ” Lelaki muda sepertiku, membutuhkan wanita yang lebih tua seperti dia..” kata Sangho sambil membelai Gambar Kim Tae Hee di majalah. Seo Beom mengatakan bahwa Kim Tae Hee lebih muda dari Sangho. Sangho menyangkalnya. Akhirnya Seo Beom meminta kartu ID Sangho. Seo Beom terdiam di saat dia mengetahui Sangho lahir di tahun 1988. Sangho yang selama ini dia anggap kakaknya ternyata lebih muda 4 tahun daripada dirinya. Seo Beom berteriak kegirangan. Dia pun langsung menarik kerah Sang Ho. ” Hya…kemari kau….kau telah membodohiku selama 4 tahun….” kata Seo Beom kesal. ” Heey…lihatlah itu…. President….” Sangho berhasil membodohi Seo Beom. Kemudian dia melarikan diri. Seo Beom pun berteriak kesal.

” Tuan Ahn Seo Beom….” panggil Lee In Ah. Seo Beom menghentikan langkahnya. Lee In Ah menghampiri Seo Beom. ” Kau mengundang Oh Jung Ah ke villa Seochon 4 tahun lalu kan untuk bernyanyi? ” tanya In Ah blak – blakan. Seo Beom terlihat salah tingkah. Dia menyangkal dan mengatakan bahwa Lee In Ah telah salah orang. In Ah memberikan kartu nama Ahn Seo Beom yang ia temukan di buku diary milik Oh Jung Ah. ” Pekerjaan menyanyi apanya? Kau bicara omong kosong…” kata Seo Beom sambil buru – buru meninggalkan Lee In Ah. Sikap Seo Beom barusan menunjukkan kalau dia menyembunyikan sesuatu. Lee In Ah yakin akan hal itu. Tanpa mereka berdua sadari, Gyu Man memperhatikan mereka dari jauh.

Gyu Man kemudian menanyakan hal tsb kepada Seo Beom. ” Oh…apa kau melihatku?” tanya Seo Beom. ” Apa yang dia tanyakan?” tanya Nam Gyu Man. Seo Beom berbohong mengatakan bahwa In Ah bertemu dengannya hanya ingin bertanya soal Smile Light Bulb. ” Apakah benar hanya itu?” Nam Gyu Man seakan tak percaya. ” Ya…hanya itu…” jawab Seo Beom mencoba untuk meyakinkan. Sekali lagi Nam Gyu Man menanyakan apakah kedatangan In Ah hanya untuk itu. ” Tentu saja…” kata Seo Beom sambil tersenyum. Nam Gyu Man tak melepaskan pandangan matanya dari Seo Beom. Entah apa yang sedang ia pikirkan saat ini tentang asistennya itu.

Jinwoo mendengar pintu kantornya diketuk oleh seseorang. Jinwoo membukanya dan melihat Gwak Han Soo sedang berdiri di sana dengan wajah babak belur.

Jaksa Tak sudah tak dapat menahan emosinya terhadap Hong Mo Suk. In Ah memberitahukan laporan bahwa ayah Oh Jung Ah tidak bunuh diri melainkan di bunuh. Hong Mo Suk berusaha menutupinya demi keluarga Nam Il Ho. ” In Ah…aku tak dapat menahan ini lagi…” kata jaksa Tak. ” Sunbaenim…apakah kau akan baik – baik saja?” tanya In Ah khawatir. In Ah khawatir karena yang akan dilawan oleh Tak Young Jin adalah Jaksa Hong Mo Suk. Atasannya. ” Aku..adalah jaksa pemberani yang melihat sinar di dalam ketidakadilan..” kata Jaksa Tak. In Ah tersenyum kepada seniornya itu.

Di lorong In Ah bertemu dengan Hong Mo Suk. ” Orang akan mengira kau masih sebagai seorang jaksa jika kau terus datang kemari. ” kata Hong Mo Suk kepada In Ah. Mau tak mau In Ah langsung menghentikan langkahnya. Hong Mo Suk mengatakan bahwa mungkin In Ah dan Youngjin sedang merencanakan sesuatu. ” Apakah kau ingin membuatnya dipecat juga? Sama sepertimu?” kata Mo Suk dengan angkuh. ” Kita tak pernah tau  apa yg  akan terjadi. Bisa saja nanti akan berakhir dengan kau yang akan meninggalkan kantor ini..” kata In Ah. Hong Mo Suk mengatakan bahwa In Ah masih saja angkuh. ” Orang…tak berubah dengan mudah. ” kata In Ah kemudian segera berlalu dari Hong Mo Suk.

Jinwoo dan Jae Ik berencana untuk menengok korban dari ledakan. Jaei Ik pesimia jika korban tsb mau ditemui. Para korban beranggapan bahwa microwave meledak karena kesalahan bohlam lampu. Tapi Seo Jin Woo tak mau menyerah. ” Setidaknya kita harus berusaha terlebih dahulu. ” kata JinWoo.

Sesampainya di RS, sesuai dengan tebakan Jae Ik keluarga marah besar terhadap mereka berdua. Jinwoo dan Jae Ik didorong keluar oleh salah satu keluarga korban. ” Apa kau kemari untuk menghina dia?” kata keluarga korban tsb. Jae Ik berusaha menenangkan keluarga korban tsb. Di saat yang sama Dongho tiba juga di RS tsb. Dia datang dan menghampiri Jinwoo.

Jinwoo bertanya apa maksud dari Dongho memberikan kartu namanya kepada Minsoo. Dongho menjawab tentu saja agar mereka berdua saling berhadapan di pengadilan. ” Jinwoo…kau harus mengalahkanku di pengadilan. Kalau tidak aku yang akan mengalahkanmu di pengadilan…” kata Dongho. ” Kau tak perlu khawatir. Aku akan melakukan cara apapun untuk mengalahkanmu ” kata Jinwio menutup pembicaraan mereka.

Dengan sedikit emosi Song Jae Ik mengatakan bahwa para korban tak seharusnya menyalahkan Smile Light Bulb atas ledakan yang terjadi. belum ada bukti yang mengatakan bahwa ledakan tsb adalah kesalahan Smile Light Bulb. JInwoo hanya bisa menepuk punggung Song JAe Ik, mencoba menenangkannya. Jinwoo secara tak sengaja bertemu dengan Manager Shin Byung Hoon. JInwoo mengajak Tuan Shin untuk minum kopi dan berbicara. Jinwoo mengetahui bahwa sebelumnya Park Dongho pasti sudah menemui Manager Shin. Dan JInwoo sudah bisa menebak kalau Park Dongho memintanya untuk memberikan kesaksian yang salah. Dengan menawarkan imbalan bahwa putri Manager Shin akan diberi pengobatan gratis di RS Ilho. ” Kau sudah seperti keluarga dengan Smile Light Bulb. Kalian sudah bekerja keras hingga Smile Light Bulb menjadi seperti sekarang ini. : kata Jinwoo. ” Hentikan. MEngapa kau melakukan ini kepadaku ? Tanpa kau terlibat, hidupku juga sudah susah. ” balas Manager Shin. ” Kalian menghabiskan masa muda kalian dengan membangun Smile Light Bulb. Apa kau tega melakukan hal ini ? ‘ tanya JInwoo lagi. ” Cukup Hentikan…” Manager Shin menjawab dengan bibir yang gemetar.

Sahabat Nam Gyu Man datang mengunjunginya. Dia mengatakan bahwa Nam Gyu Man terlihat seperti pewaris Il Ho Grup. Dia memiliki semua aset Ilho grup sekarang. Gyu Man merasa bangga. Dia mengatakan bahwa banyak manager yang dulu memandang rendah padanya, kini tak bisa berkutik semenjak dia menjadi President Ilho Grup. Tak lama Seo Beom datang untuk memberikan dokumen kepada Gyu Man. Seo Beom memberi hormat kepada sahabat Nam Gyu Man. ” Hya…Dia tak memberi salam dengan benar kepadaku. ” kata sahabat Nam Gyu Man. Seo Beom kaget. Gyu Man menatap ke arah Seo Beom. ” Kau hanya mengangguk tadi. Apakah itu cara memberi salam yang baik? Apakah kau berpikir kau adalah teman sekelas Gyu Man itu berarti kau teman ku juga?” oceh sahabat Gyu Man. Gyu Man bangkit dari tempat duduknya dan mengatakan bahwa Seo Beom harus mengucapkan salam dengan benar kepada sahabatnya. Seo Beom mengulang salamnya. Dia membungkukkan badan. Namun sepertinya itu tidak cukup bagi Nam Gyu Man. ” Tidak…bukan seperti itu. Kau harus memberi salam seperti ini…” Gyu Man menekan punggung Seo Beom agar menunduk lebih rendah lagi. Seo Beom tak bisa menolak. Hanya bisa mengikuti perintah Nam Gyu Man. ” Itulah sebabnya kau jangan bergaul dengan orang yang lebih rendah darimu..” kata sahabatnya. ” Tidak…Seo Beom tahu dimana tempatnya…tak ada harga diri….” kata Gyu Man dengan senyum khasnya. Dia menepuk punggung Seo Beom dan juga menepuk pipinya. Terlihat Seo Beom mengepalkan telapak tangannya.

Suk Gyu berusaha menghentikan Seo Beom yang sudah mabuk berat agar dia tak menegak minumannya lagi. ” Karena aku menjalani hidupku dengan membereskan semua perbuatan yang Nam Gy Man buat, tidak bisakah aku minum semauku?” katanya kepada Suk Gyu. Ekspressi muka Hakin itu pun terlihat prihatin. Bagainanapun juga, Seo Beom adalah sahabatnya. Seo Beom terus berceloteh dalam mabuknya. Mengatakan bahwa dia memegang nasib Nam Gyu Man. Dengan sekali buka mulut saja, Nam Gyu Man bisa masuk penjara. Kata – kata ini membuat Suk Gyu teringat akan perkataan Jinwoo yang mengatakan bahwa Nam Gyu Man adalah pelaku pembunuhan 4 tahun silam. ” Mereka semua tidak sadar bahwa nyawa mereka ada di tanganku. Sekali aku membuka mulutku. Mereka semua akan habis….ya…mereka semua…” kata Seo Beom dalam mabuknya.

Lee In Ah, Manager Yeon dan Song Jae Ik sedang bersenda gurau sambil makan ubi panggang. Ubi panggang memang cocok dimakan di kala musim dingin seperti itu. In Ah dan manager Yeon menertawakan Jae Ik yang berusaha bertingkah dengan aegyonya. Tak lama Jinwoo datang. Dia memberitahukan kepada semuanya bahwa ternyata ada korban yang serupa dengan Smile Light Bulb. Dia adalah perusahaan mesin pendingin. Jinwoo meminta In Ah untuk memeriksa dan menemui Pimpinan dari perusahaan tsb. Song Jae Ik pun menawarkan diri untuk ikut pergi bersama Lee In Ah.

Nam Gyu Man dan anak buahnya sedang melakukan pelayanan di panti jompo. Dulu, Nam Il Ho juga sering melakukan hal seperti ini. Kali ini giliran Nam Gyu Man karena dia yang menjadi President Il Ho sekarang. Nam Gyu Man begitu ramah menyapa kakek Dan nenek yang berada di sana. Berbeda sekali dengan watak aslinya. Teleponnya berdering. Sepertinya dia mendapat kiriman video. Gyu Man melihatnya. Betapa terkejutnya dia ketika video itu ternyata adalah rekaman dirinya yang sedang menganiaya Gwak Han Soo. Amarah Gyu Man mulai naik. Jinwoo oun menelponnya. ” Apakah kau suka dengan videonya.?” tanya Jinwoo. Gyu Man langsung memakinya. Jinwok mengatakan bahwa apa yang dia kirimkan itu hanyalah awalnya saja. Jinwoo meminta Gyu Man untuk menunggu sesuatu yang lebih dahsyat lagi. Oke…amarah Gyu Man sudah memuncak.. Tanpa melihat dia sedang berada di mana, Gyu Man langsung mengeluarkan kata – kata kasarnya. Semua yang ada di sana merasa terkejut. Belum Lagi Nam Gyu Man langsung membalikkan meja yang penuh dengan makanan dan dia langsung pergi meninggalkan ruangan tsb.

Jinwoo terdiam memandang foto Gwak Han Soo yang sudah ia coret dengan menggunakan tinta merah. Gwak Han Soo lah yang telah memberikan rekaman tsb kepada Jinwoo. Jinwoo bertanya mengapa Detektif Gwak memberikan rekaman tsb kepadanya? ” Berpikirlah seperti apa yang kau inginkan. Aku menyesal telah menjadi anjing bagi sampah seperti dia. ” kata Detektif Gwak. Detektif Gwak menyatakan bahwa kalaupun dia harus jatuh, dia tak ingin jatuh sendiri. ” Yang terpenting sekarang adalah, kau dan aku memiliki target yang sama…” kata Gwak Han Soo.

In Ah dan Jae Ik datang menemui korban yang nasibnya sama seperti Smile Light Bulb. Manager pabrik itu mengatakan bahwa tak ada yang salah dengan mesin pendingin mereka. Yang salah adalah kabel dari Youngwoon Electronic. Tapi Ilho grup melimpahkan semua kesalahan kepada pabriknya. ” Jadi, tidak ada yang salah dengan mesin pendingin kalian kan?” tanya Jae Ik. ” Ya…aku sudah meminta beberapa perusahaan ahli untuk mengecek. Tak ada yang bermasalah. Tapi Il Ho grup melenyapkan semua barang bukti dan melimpahkan semua kesalahan kepada kami. ” kata Manager tsb. In Ah merasa benar – benar ada yang aneh dengan ini semua.

Sementara itu Jaksa Tak memimpin acara penyitaan dokumen milik Hong Mo Suk. Jaksa Tak mengatakan bahwa Hong Mo Suk dalam penyelidikan kasus korupsi dan Jaksa Pusat menyita semua dokumen miliknya. ” Tak Young Jin…aku yakin aku sudah memberitahumu untuk mengurusi urusanmu sendiri.” kata Hong Mo Suk. Jaksa Tak hanya menjawab bahwa Jaksa Pusatlah yang telah mengutusnya untuk menyita semua dokumen. Raut muka Hong Mo Suk berubah. Hong Mo Suk kemudian mengatakan bahwa seharusnya Tak Young Jin memperhatikan belakangnya. ” Aku pikir kaulah yang seharusnya berpikir. Aku sibuk. ” Tak Young Jin berkata sambil mengangkat dagunya.

In Ah dan Jae Ik berusaha menemui Mr. Yang, pemimpin dari YoungWoon Elektronik. Tapi si resepsionis mengatakan bahwa Mr. Yang tak ada di tempat. Jae Ik dan In Ah bersikeras akan menunggu, namun resepsionis kembali mengatakan bahwa dia tak tahu Mr. Yang kapan kembali dan meminta agar In ah kembali dengan janji bertemu. Kebetulan oada saat itu Mr. Yang dan dua pegawainya melintasi loby. In Ah dan Jae Ik langsung menghampirinya. In Ah mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin dia tanyakan. ” Siapa ini?” tanya Mr. Yang. In Ah mengatakan bahwa mereka adalah perwakilan dari Smile Light Bulb. ” Aku tidak punya sesuatu untuk dikatakan. ” kata Mr. Yang kemudian berjalan meninggalkan In Ah. In Ah dan Jar Ik ingin mengejar tapi dihalangi oleh kedua staff Mr. Yang. Lagi, In Ah merasakan bahwa memang ada sesuatu yang disembunyikan dari kasus ini.

Dirinya sedang dibawah penyelidikan sedikit banyak membawa resah keoada Hong Mo Suk. Diapun melaporkan kejadian ini kepada Nam Gyu Man. ” Siapa yang menusukmu daru belakang?” tanya Gyu Man ketika mendengar laporan Mo Suk. ” Tak Young Jin. Tapi aku yakin, Lee In Ah adalah sumbernya. ” jawab Hong Mo Suk. Mendengar nama Lee In Ah disebut, hal ini membuat Nam Gyu Man benar – benar marah. Nam Gyu Man berjanji akan membantu Hong Mo Suk. Tapi nanti karena saat ini dia ingin menyelesaikan urusannya terlebih dahulu. Sepertinya amarah Nam Gyu Man sudah benar – benar memuncak sekarang.

Dengan santai, Dongho berjalan ke arah mobilnya. Keum, suruhan dari Joo Il masih memperhatikan dia dari dalam mobil. Begitu Dongho menjalankan mobilnya Keum segera mengikutinya dari belakang. Tiba – tiba Dongho menghentikan mobilnya. Keum pen menginjak remnya segera. Mobil sedan berwarna silver juga berhenti di belakanh mobil Keum. Dongho pun keluar dari dalam mobil. Keum, tak dapat berkutik karena dia tak bisa kemana – mana. Mobilnya diapit oleh mobil Dongho dan mobil Sangho. Dongho mengetuk kaca mobil Keum dan memintanya keluar. Sekali. Dongho pun menaikkan nada suaranya. Begitu Keum keluar dari dalam mobilnya, Dongho langsung menarik kerah coat milik Keum. ” Bukankah sudah kukatakan kepada bossmu? Kalau kau mengikutiku lagi…aku akan membunuhmu…” kata Dongho. Keum terlihat ingin membela diri tapi ‘ BBUUKK!!’ Dongho terlebih dulu meninju pipi Keum. Tak terima, Keum pun membalas meninju Dongho. Mereka adu jotos. Tapi sepertinya keahlian Keum masih jauh bila dibandingkan dengan Dongho. Keum jatuh dengan 2 kali tinju Dari Dongho. ” Ini adalah peringatan terakhirku..” kata Dongho. Kemudian dia mengajak Sangho untuk meninggalkan tempat itu.

Dokter mengatakan bahwa Jinwoo harus banyak beristirahat. Dan dia juga memerlukan medhical Check uo berkala. Jinwoo berasalan dia memiliki waktu yang sibuk sehingga tak bisa memeriksakan dirinya secara berkala. ” Semakin kau gunakan ingayanmu… itu akan bertambah buruk.” kata dokter. Jinwoo sudah divonis memiliki penyakit seperti ayahnya Alzheimer. Ironis memang. Jinwoo adalah anak muda yang memiliki Hyphertemesia. kemampuannya itulah yang membuat Jinwoo bisa menjadi pengacara seperti sekarang. Tapi bayang – bayang penyakit Alzheimer datang kepadanya. ” Berapa lama lagi waktu yabg tersisa untukku…?” tanya Jinwoo. ” Disaat penyakitmu bertambah, kau akan kehilangan ingatanmu sedikit demi sedikit. Paling lama 1 tahun…dan yang paling buruk adalah 6 bulan. ” kata dokter. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Jinwoo. Dia masih memiliki keinginan untuk balas dendam untuk ayahnya. Apakah ia mampu? Jinwoo hanya bisa tertunduk lesu di saat dokter memvonisnya.

Jinwoo memandangi kota Seoul dari atas jembatan. Merenungkan apa yang sudah terjadi. Dia teringat di kala sang Ayah tak bisa mengenali dirinya sebagai anak laki – lakinya. Sangat menyakitkan. Jinwoo membayangkan bahwa itu akan terjadi kepada dirinya akan mengalami hal seperti itu.  Dan apa yang harus dia lakukan dengan waktunya yang,tersisa. Sementara bayangan ingatannya akan menghilang..terua menghantuinya. “AAAAAHHHHHHHH……!!!!!” Jinwoo berteriak sekeras – kerasnya. Dia mengulang teriakannya lagi. Jinwoo ingin mengungkapkan kekesalannya, kekecewaannya. Mengapa harus dia yang menderita penyakit tsb. Dia sudah kehilangan ayahnya karena penyakit tsb. Haruskah dia mengalaminya juga? Jinwoo hanya bisa menangis. Akankah dia mampu bertahan dengan kondisinya yang sekarang melawan Nam Gyu Man.

In Ah memasuki ruangan Rahasia milik Jinwoo dan lupa kembali menutupnya. Ada 2 orang yang perlahan menaiki tangga kantor Seo Jin Woo. Dia adalah Nam Gyu Man dan Ahn Seo Beom. Gyu Man memasuki kantor Jinwoo dan tak menemukan siapapun. Gyu Man melihat ada celah terbuka antara rak – rak buku. ” Jinwoo…kau sudah kembali? ” tanya In Ah sambil membereskan dokumen. Betapa shock dan terkejutnya In Ah ketikabia tahu yang datang bukan Jinwoo melainkan Nam Gyu Man. In Ah berusaha bersikap tenang. Gyu Man memperhatikan denah yang tertempel di dinding. ” Pengacara Lee In. Ah…aku pikir kau lebih mengetahui aku daipada diriku sendiri…” Nam Gyu Man melangkah mendekati Lee In Ah. Mereka berdua bertatapan. Tak mengatakan apapun. Sementara Jinwoo berjalan perlahan di depan kantornya. Mukanya masih terlihat gundah. Dia masih memiliki banyak tugas yang harus dia selesaikan dengan Nam Gyu Man.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Exit mobile version