Home Drama Korea Kdrama News Sinopsis Remember – War Of The Son Eps 1

Sinopsis Remember – War Of The Son Eps 1

0

Seorang laki – laki paruh baya terlihat di dampingi oleh 2 orang pria berbadan tegap tengah memasuki sebuah lorong sepi. Tangan pria itu diikat. Pria itu kemudia masuk ke dalam sebuah ruangan. Di sana sudah ada tali yang menggantung. Pria setengah baya itu di dudukkan di kursi di depan tali tsb. Di ruangan depannya yang hanya di batasi oleh kaca, dimana orang yg berada di ruangan tsb bisa melihat apa yang terjadi di ruangan di depannya. Sang pria, begitu melihat sosok yg familiar yang berada di depannya, langsung berteriak meminta tolong.

1” Jinwoo – yya….. selamatkan aku….kau bilang kau akan membuktikan bahwa aku tidak bersalah. Selamatkan aku !! ” pinta si pria tsb. ” Ayah…ayah…..!!! ” pria muda juga bertetiak sambil meratapi kaca di depannya. Si ayah dioaksa untuk duduk dan wajahnya ditutupi oleh kain berwarna putih. ” Tolong selamatkan ayahku!!! ” pria muda berlutut di hadapan anggota polisi yang juga ada di ruangan tsb. Namun, tidak mendapat repon. Jinwoo berteriak histeris. Dia meminta agar ayahnya tidak dihukum mati. Namun nihil. Petugas kepolisian terus menjalankan tugasnya. Leher gantungan segera di pasang di leher pria paruh baya tsb. Kemudian salah aatu anggota kepolisian menekan tombol merah dan…….lantai di bawah pria tsb terbuka. Sang ayah, yang di lehernya audah teroasang tali gantungan meluncur ke bawah. Tinggallah sang anak laki – laki berteriak histeris melihat ayahnya yang dihukum mati tepat di hadapannya.

” Tidaaak!!! ” seorang pria terbangun dari mimpinya. Tetdiam sejenak mencoba memyadari apa yang terjadi. Dia menutup wajah dengan kedua tangannya. Menoleh ke arah kalender yang berada di atas mejanya. Angka 9 dilingkari dengan menggunakan pena merah disana.

Pria muda tsb terlihat menunggu seseorang di ruang tunggu penjara. Tak lama, laki – laki yang ada di mimpinya muncul dengan menggunakan baju tahanan. ” Aku tidak ingat. Jika ini bukan pertemuan kita yang pertama…aku minta maaf….” kata pria paruh baya tsb.

” Aku…Seo Jin Woo ” pria muda, tampan, berdasi yang tengah duduk di hadapan pria itu bernama Seo Jin Woo ( Yoo Seung Ho ). ” Aku adalah pengacaramu…Seo Ja Hyuk – ssi….” kata Jin Woo. Pria paruh baya itu adalah Seo Ja Hyuk ( Jun Kwang Ryul ) sang ayah yang saat ini sama sekali tak memiliki ingatan tentang dirinya karena penyakit pikun yang di deritanya. Jinwoo mengatakan bahwa dia akan membela sang ayah untuk kasus yang yang terjadi 4 tahun lalu. Sebenarnya kasus tsb sudah ditutup sengan diputuskannya Seo Ja Hyuk sebagai tersangka. Namun Jinwoo tahu betul bahwa sang ayah tidak bersalah. Jadi sekarang, di saat dirinya sudah menjadi pengacara, dia ingin membela ayahnya yang sudah mendapat perlakuan hukum yang tidak adil selama 4 tahun. SEO ja Hyuk mengatakan bahwa dia adalah pasien yang sakit dan dalam perawatan dokter karena penyakitnya. Jinwoo sudah mengetahui hal itu. Kemudian Jinwoo mengeluarkan berkas untuk bisa dia sampaikan di pengadilan di saat dia naik banding nanti.

” Apa yang tersisa di hidup adalah bukan namamu…bukan uangmu…tetapi adalah kenangan. Orang disini memberitahuku bahwa aku adalah orang yang kejam. Aku membunuh wanita muda berumur 20 tahun. Aku tidak memiliki ingatan tentang itu semua. Pengacara, untuk naik banding….aku tidak akan melakukannya. ” kata Ja Hyuk. “Apa karena aku terlihat masih muda dan tak berpengalaman? Aku memiliki kepercayaan bahwa aku akan menang. ” jawab Jin Woo. Ja hyuk mengatakan bahwa Jin Woo pasti akan melakukan dengan baik. Namun bukan berarti dia tak memiliki kenangan apapun tentang peristiwa pembunuhan itu lantas kesalahannya bisa dihapuskan. Ja hyuk akan menanggung akibat atas perbuatannya membunuh orang.

” Kau terlihat tidak begitu terkejut…” kata Ja Hyuk. Kemudian Ja Hyuk sadar sepertinya dia sudah pernah melakukan percakapan ini sebelumnya. Dia bertanya pada Jinwoo berapa kali dia dan Jinwoo sudah melakukan percakapan seperti ini. ” ‘ Aku tidak akan naik banding ‘ 7 kali. ‘ Aku akan menerima hukuman ‘ 9 kali. ‘ Aku belum pernah bertemu denganmu dan sepertinya kau akan melakukannya dengan baik ‘ 10 kali “. jawab Jinwoo. Ja Hyuk tertawa kecil. ” Ya…aku memang memiliki ingatan yang bagus…” kata Jinwoo. Jinwoo mengatakan jika di kemudian hari mereka berbicara hal yang sama lagi bagaimanapun juga Seo Ja Hyuk tak bersalah. Dia hanya dijebak dan tinggal di penjara selama 4 tahun. Jinwoo meminta Ja Hyuk untuk tidak mengatakan bahwa dia tak akan berusaha, akan menyerah. Itu adalah tidak bertanggung jawab. ” Alasanku membelamu tak hanya ingin membuktikan bahwa kau tak bersalah. Tapi ada seseorang yang harusnya duduk di tempatmu. Aku akan mencarinya dan membuatnya menerima hukuman yang pantas. ” Jinwoo berkata dengan tegas. Jinwoo juga mengatakan bahwa sebagai pengacara Ja Hyuk, dia mempertaruhkan semuanya. Jadi hingga kasus tsb selesai, Jinwoo meminta Ja Hyuk untuk tak menyerah. Kata – kata Jinwoo membuat Ja Hyuk ingat akan sesuatu. Ingatak tentang anak laki – lakinya tiba – tiba muncul. Dengan bibir gemetar Seo Ja Hyuk bertanya kepada Jinwoo apakah dia memiliki anak laki – laki ? . ” Coba ingat dengan baik. Seperti layaknya ingatan yang hilang, bisa saja dia berada sangat dekat denganmu. ” kata Jinwoo. Perlaham Seo Ja Hyik mulai mentikkan air matanya.

” Ayah…tunggulah sebentar lagi….aku akan membawamu keluar….” tekad Seo Jin Woo dalam hati. Sambil melangkah keluar dari penjara.

FLASHBACK – 4 Years Ago….

” Ayah….kapan kau membuat semua ini??? ” tanya Jinwoo sewakti dia melihat makan pagi sudah tersedia di meja saat dia bangun dari tidurnya. Dia langsung melahap telur dadar buatan ayahnya. Jinwoo dan Ja Hyuk terlihat sangat bersemangat pagi itu. Jinwoo memuji telur dadar serta kimchi buatan ayahnya. Hari itu Jinwoo akan tampil di sebuah acara televisi. Ja Hyuk bertanya apakah Jinwoo sudah mempersiapkan dirinya dengan baik. Jinwoo mengatakan bahwa dia tak perlu persiapan apapun. Dia hanya perlu menjawab apa yang mereka tanyakan. Jinwoo berjanji bahwa dia akan memasak sup kimchi sepulangnya dari acara tivi nanti. Ayahnya juga berjanji bahwa dia akan pulang bekerja dengan cepat. Tiba – tiba bel rumah mereka berbunyi.

Jinwoo menyambut tamunya di luar. Dia adalah tetangga dekat Jinwoo dan ayahnya. Oh Jung Ah dan ayahnya. Mereka memberikan sekantong plastik ubi yang sudah dibeli ayah Jung Ah di pasar. Mereka pun mengobrol ringan sambil tertawa – tawa. Terlihat sangat akur.

Seorang pria bertato naga di punggung sedang mandi dan bernyanyi di kamar mandi. Seorang wanita cantik turun dari ranjang dan menghampiri pria tsb yang sedang berganti pakaian. Wanita tsb memeluk dari belakang tubuh si pria.

Pria bertato tsb keluar dengan menggunakan setelan jas berwarna biru. Kemudian dia melangkah hendak pergi keluar. Sang wanita melarangnya untuk pergi. Mengatakan bahwa sebelumnya pria tsb sudah berjanji untuk bersama si wanita seharian. Namun si pria menyangkal bahwa dia tak pernah mengatakan hal seperti itu kepada si wanita. ” Aku ada sidang hari ini dan aku harus ke pengadilan…” kata pria tsb. ” Pengadilan? Jaksa seperti apa yang memiliki tatoo naga di punggungnya?” ejek si wanita. Pria itu malah tertawa mendengar ejekan si wanita. Sambil berbicara tentang sesuatu, si pria menyelipkan kartu namanya di saku kemeja yang dikenakan si wanita. Wanita tsb terkejut melihat kartu nama yang bertuliskan ” pengacara” . ” Jika kau terkena kasus di kemudian hari, panggil saja aku…” kata si pria sambil mengenakan kacamata hitamnya. Tak lama si pria menerima telepon dari seseorang. Sepertinya iti adalah telepon dari seseorang yang dihormatinya. Terbukti dia memanggil orang tsb dengan sebutan ” hyungnim” . Setelah berpesan untuk segera pergi meninggalkan rumah tsb kepada si wanita, pria itu pun melangkah keluar rumah.

Pengacara tsb bernama Park Dong Ho ( Park Sung Woong ) . Park DongHo menemui pria yang ia panggil hyungnim itu. Dia mendengarkan cerita dari hyungnim ya g sekarang mendekam di penjara. Hyungnim meminta bantuan Dongho untuk membelanya dan mengatakan bahwa dia tak melakukan kesalahan.

” Aku tidak bertengkar dengannya. Aku bahkan tidak membuat tanda di wajahnya sekalipun. Bagaimana bisa dia menuntutku sebanyak 300 juta won? ” kata Hyungnim. ” permasalahannya adalah…orang yang kau hadapi adalah anak laki – laki dari Ilhyuk. Sebentar lagi dia akan mewarisi perusahaan ayahnya. “. Dongho menjelaskan bahwa membayar mereka dengan uang adalah percuma. Mereka ingin hyungnimnya ini masuk penjara karena telah menganggu si CEO. Terlebih lagi pengacara yang mereka tunjuk adalah Tak Yo Jin. Pengacara yabg terkenal tak mampu di sogok oleh uang ataupun wanita. Jika mereka tak dapat mengatasi Tak Yo Jin, mereka mungkin tidak akan dapat mempengaruhinya. ” Oh…sangat menganggu….” kata Hyungnim. Hyungnim benar – benar meminta bantuang Dongho. Karena dia nantinya akan dihukum lebih berat dan apa yang harus dia katakan di hadapan anak buahnya nanti?. ” Hyungnim…tenanglah….kau ingat apa yang selalu aku katakan? ” tanya Dongho.

” Pengacara yang bagus mendapatkan kebebasan….pengacara yang hebat tidak akan membawa klientnya ke pengadilan….”.

Seo Ja Hyuk tengah bekerja ketika dia memerima telepon dari Seo Jin Woo. Jinwoo hendak berangkat ke stasiun tivi untuk sebuah acara.Ayahnya meminta maaf karena tidak dapat mengantar Jin Woo. Ayahnya memuji Jinwoo yang terlihat sangat tampan. Rekan ayah Jinwoo di pekerjaannya menegur Ja Hyuk karena meninggalkan sesuatu diluar. Jinwoo yang sedang melakukan panghilan video call dengan ayahnya langsung menyapa si ajumma..”. OH…Jinwoo…ayahmu terlihat lebih sering melupakan sesuatu belakangan ini….” kata si Ajumma. Jinwoo hanya tersenyum. Ja Hyuk pun meminta maaf.

Jinwoo hendak turun dari bus. Tanpa sengaja dia menabrak seorang wanita muda dan tas wanita tsb jatuh. Jinwoo mengambil tas wanita itu dan meminta maaf. Betapa terkejutnya si wanita di saat dia melihat bagian bawah tasnya robek dan dompetnya telah lenyap. Dengan cepat dia berteriak kepada supir bus dan meminta agar tak seorang pun yang turun. Wanita tsb meminta supir bus memgantar mereka ke kantor polisi agar dia bisa menangkap pencuri dompetnya. Supir bus mengatakan bahwa penumpang akan merasa terganggu jika mereka harus ikut ke kantor polisi. Karena para penumpang juga punya urusannya masing – masing. Lee In Ha ( Park Min Young ) nama wanita tsb menyebutkan beberapa baris teori tentang hukum yang mengatakan bahwa tak boleh ada seorangpun yang keluar dari area TKP. Tak punya pilihan, supir bis mengantarkan mobilnya ke kantor polisi dan seketika terdengar suara keluhan penumpang dalam bis.

Sesampainya di kantor polisi, petugas menanyai Inha, apakah dia yakin pencuri dompetnya ada di ruangan polisi. In ha mengatakan bahwa dia sangat yakin. ” Apakah ada seseorang yang kau curigai?” tanya petugas. Inha pun langsung celingukan. Kemudian matanya tertuju pada Jinwoo. Dia menghampiri Jinwoo dan mengatakan secara perlahan bahaw mumpung mereka ada di kantor polisi, jadi Jinwoo sebaiknya mengembalikan dompetnya secara baik – baik. ” Kau menolongku dengan maksud tertentu kan? ” tanya Inha. Jinwoo yang sama sekali tak merasa melakukan hal itupun membantah. ” Itu bukan aku…sudah kukatakan bahwa itu bukan aku…” elak Jinwoo. ” Ayolah…aku ingat semuanya…” kata Inha. ” Apakah kau mengingat semuanya? Apakah kau yakin ingatanmu sebaik itu? ” tanya Jinwoo. Inha meng-iyakan. Kemudian Jinwoo bertanya jam berapa tepatnya mereka bertabrakan. Inha menjawab mungkin sekitar jam 3: 10 atau jam 3: 20. ” Salah….” kata Jinwoo. Jinwoo kembali menanyakan wanita seperti apa yang duduk di sampingnya. Inha mengelak dengan mengatakan bahwa orang macam apa yang mengingat hal – hal kecil seperti itu. Kemudian ingatan Jinwoo kembali di saat dia masih berada di dalam bis.

Dengan lancar Jinwoo mengucapkan jam di saat mereka bertabrakan. Jinwoo juga bisa dengan lancar menyebutkan nomor bus, surat ijin jalan bus, serta dia juga dapat dengan rinci menggambarkan ciri – ciri wanita yang duduk si sebelah Inha. Dan tebakannya itu benar. Semua yang ada di sana tetegun dengan ingatan Jinwoo yang cemerlang termasuk Inha.

In ha mengatakan bahwa dia tak mempercayai Jinwoo. ” Kau akan mempercayaiku nantinya…tidak ada yang terlewat dari ingatanku…” kata Jinwoo. Jinwoo kembali menceritakan apa yang dia ingat untuk menyelidiki dimana hilangnya dompet Inha. Jinwoo mengatakan bahwa di saat dirinya dan Inha bertabrakan, tas Inha sudah dalam keadaan robek. Jadi mungkin tas tsb sudah di robek di halte bus. Jinwoo pun memutar ingatannya di saat dia berada di halte bus sebelumnya bersama Inha. Jinwoo menjelaskan bahwa ciri – ciri ptia yang merobek tas Inha. Lengkap dengan no polisi mobil yang dikendarai si pencuri. ” Di saat dia hemdak masuk ke dalam mobilnua dia mengatakan ‘ Kantor Pelayanan Pajak Nasional dalam wakti 1 jam ‘. ” kata Jinwoo menjelaskan. Inha tertawa mendengar semua penjelasan Jinwoo. In ha berkata walaupun Jinwoo sudah menjelaskan begiti detail, bukan berarti bahwa pak polisi akan mempercayai kata – katanya. Namun salah satu detektif mengatakan bahwa di saat dia memeriksa nomor polisi yang disebutkan oleh Jinwoo tadi, ternyata mobil ysb adalah mobil curian.

” Wahhh…murid….kau sangat mengagumkan….” kata petugas polisi. Inha hanya bisa melongo. Tak menyangka bahwa semua yang dikatakan Jinwoo adalah benar. Petugas polisi memuji ingatan Jinwoo yang luar biasa. ” Aku belum selesai…” kata Jinwoo.” Apakah masih ada lagi? ” tanya petugas. Jinwoo mengatakan kali ini pencurinya ada bersama mereka di ruangan ini.

” Ah…murid…jika kau ingin membuat novel fiksi, sebaiknya cerita awal dan cerita akhir harus tepat, baru saja….” Inha menertawakan Jinwoo. ” Baru saja kau mengatakan bahwa kau tak percaya dengan ingatanku. Apa kali ini kau percaya? ” tanya Jinwoo. Dia tetap mengatakan bahwa pencurinya ada di ruangan tsb bersama dengan mereka. Kemudian Jinwoo menunjuk gambar seorang laki – laki yang mencuri dompet Inha. Semua yang ada di ruangan terkagum – kagum dengan kehebatan Jinwoo dalam mengingat. ” Ingatanku…sangat berharga untuk mengingat hal – hal yang sepele. ” kata Jinwoo sambil menatap Inha. Sementara Inha terlihat malu. Dia tak berani menatap Jinwoo. Merasa bersalah. Sontak semua orang yang ada di ruangan polisi itu bertepuk tangan dengan kehebatan Jinwoo.

Park DongHo datang ke kantor kejaksaan. Di dalam lift dia bertemu dengan Jaksa Hong Mo Suk. Wajahnya langsung tak enak. Sepertinya hubungan mereka tak baik. ” Apakah kau masih bekerja di bawah Presiden Seok Jo Il?” tanya Jaksa Hong. ” Gaya bicaramu terdengar tidak enak.” jawab Dongho. Dia mencoba berkata dengan menahan emosinya. ” Ayo kita bertemu di sidang lagi. Karena hubungan yang buruk hanya dapat dipertemukan kembali dengan pertengkaran.” jaksa Hong keluar dari lift. Terdengar si Park DongHo mengumpat setelah Jaksa Hong keluar dari lift.

Di kamar Mandi dia bertemu dengan pengacara Tak Yo Jin. Sepertinya memang dialah incaran DongHo data.ng ke kantor kejaksaan tsb. Park Dongho menghampiri Tak Young Jin. Menaruh kartu namanya di depan Tak Young Jin dan memperkenalkan siri sebagai pengacara dari Seok Joo ill. ” Kau tahu direktur Excecutive Perusahaan Asuransi Il Ho kan? Nam Gyo Min. Jangan berpikir kau bisa lari darinya. Paling sedikit dia akan memenjarakan klienmu selama 3 tahun.” kata Tak Young Jin. Dengan santai Park Dong Ho mencoba bermain kata – kata dengan jaksa Tak. Jaksa Tak sepertinya terlihat tak senang diperlakukan seperti itu. Sepertinya Park Dongho sedang mengajukan kesepakatan dengan Tak Young Jin. Berupa iming – iming akan jabatan. Park Dongho meminta penangguhan penahanan atas kliennya. Dongho pun memberikan kartu namanya kepada Jaksa Tak Young Jin. Dan sepeninggal Dongho, Tak Young Jin terlihat sedang memikirkan sesuatu.

Lee In Ha mengeluh kepada Jinwoo yang tak mau memaafkannya. Dia mengatakan bahwa apa yang dia lakukan tadi hanya salah paham sekali saja.

” satu kali?? Yang aku lakukan adalah membantu mengambil tasmu dan kau memperlakukanku seperti layaknya pencuri. Jika aku tidak mengingat semuanya dengan baik, pasti saat ini aku masih diinterogasi polisi dan semua jari akan menunjuk ke arahku. Mulai saat ini jika kau tidak tahu, jangan hanya berspekulasi. ” kata Jinwoo. Sementara Inha hanya terdiam melihat anak laki – laki yang sedang mengoceh di hadapannya ini. Inha makin merasa malu lagi di saat Jinwoo mengoreksi perkataannya tentang teori hukum yang sempat Inha ucapkan di bus tadi. Tinggallah Inha yang masih sangat sebal dengan kelakuan Jinwoo terhadapnya.

Dengan gaya mengendap-endap Inha masuk ke kelas. Dia datang terlambat dan dia tak ingin dosennya tahu bahwa ia datang terlambat. Disen tengah menjelaskan satu kejadian yang berkaitan dengan hukum. Inha sempat kaget di saat dosen meneriakkan kata ” Hey!! ” dalam ceritanya. ” Jadi…apa kesalahan pria tsb? Kau….yang ada di sana…” kata si dosen menunjuk Inha. Semua mata langsung menoleh ke arah Inha yang masih dalam keadaan berdiri dan membawa bukunya. Tak punya pilihan lain, Inha pun mencoba menjawab pertanyaan si dosen. Inha mengatakan bahwa laki- laki yang diceritakan oleh di dosennya itu melakukan perbuatan tercela dan harus dihukum. Namun tiba – tiba ada perempuan yang mengemukakan pendapat berbeda dengan Inha. Inha dan perempuan tsb sempat berdebat. Namun akhirnya pendapat wanita muda itulah yang diterima oleh dosen. ” Lalu bagaimana dengan hukumannya. Beritahukan kepada kita…” kata dosen lagi kepada Inha. Inha tersiam sejenak hendak mencari jawaban. Kemudian wanita tsb dengan lancar menjawab pertanyaan dosen. Inha pun hanya bisa tersenyum pahit.

Tak Young Jin dan Park Dongho terlihat sedang makan malam bersama. Tak Young Jin bertanya kepada Dongho mengapa dia bisa tahu di saat Youngjin gagal menangkap organisasi kriminal. Dongjo mengatakan bahwa dia hanya mengetahui melalui instingnya dan dia berjanji kepada Youngtak akan memberukan informasi mengenai organisasi itu. ” Lalu apa yang akan kau lakukan pada Nam Gyo Man? ” tanya YoungTak. ” Aku mendiskusikannya sekarang..” kata Dongho. Youngtak pun menjelaskan siapa Nam Gyoo Man itu. Dia adalah laki – laki yang memiliki segalanya. Uang, harta, dan kekuasaan. Namun dia lemah terhadap rasa kemanusiaan. Ada yang salah mungkin dengan DNAnya. Dia memilki temperament yang buruk. Dia bisa saja memuntahkan kemarahan dan kemurkaannya kepada siapapun dan dimanapun tanpa rasa takut. Bahkan perusahaannya memiliki tim legal khusus yang bertugas untuk menangani setiap kasus yang ditimbulkan akibat perangai buruknya. ” Alasanku secara halus menerima ajakanmu adalah termasuk fakta bahwa aku tak ingin melakukan apa yang dia inginkan. ” kata Youngtak. Youngtak bertanya apakah Dongho audah mengetahui hal itu? ” Meskipun jika kita tak memiliki gigi, kita masih harus terus mengunyah menggunakan gusi. Aku sudah katakan padamu bahwa angka 100% kemenangan itu bukanlah karena ketidak sengajaan…” ujar Dongho optimis. Seakan mengerti maksud Donghi, Youngtak pun ikut tersenyum.

Nam Gyooman sedang berada di dalam mobil bersama dengan sekertarisnya. Terlihat sesekali dia mengkompres lehernya menggunakan alat kompres. Nam Gyoo Man bertanya bagaimana dengan perkembangan kasus terhadap orang yang menghinanya di klub. Sekertarisnya menjawab bahwa semuanya sudah diurus. Nam Gyoo Man meminya sekertarisnya bicara dengan bahasa banmal jika mereka berada di luar kantor. Hal ini dikarenakan karena mereka adalah teman. ” Bagaimana dengan jaksa?” tanya Gyoman. ” Kita sudah mendapatkan orang yang tepat dan aku tak berpikir pria itu dapat melarikan diri dengan mudah. ” jawab sekertarisnya. ” Apakah hanya itu?” tanya Gyooman. Sekertarisnya sepertinya tak mengerti ucapan dari GyooMan ” Ahhh….kau berpikir bahwa itu saja sudah cukup kan??” Tiba – tiba Gyoo Man melempar alat kompresnya ke wajah Sekertaris. Mobil berhenti dan sekertaris langsung turun dari mobil.

Gyoo Man mengatakan bahwa dia sudah dipermalukan di depan sahabat-sahabat dekatnya. Jadi pria itu harus menerima hukuman lebih dari masuk penjara. Bahkan mereka juga bisa menjadikan anaknya sasaran. ” Siapapun yang mengangguku harus menerima akibatnya. Cari orang yang pandai menggunakan pisau. ” perintah Nam Gyo Man Sekertarisnya hanya menunduk dan mengangguk perlahan. Lalu Gyooman juga menanyakan acara yang akan dia buat di sebuah villa. Sekertarisnya mengatakan bahwa acara itu juga sudah disiapkan. ” Carikan penyanyi yang bisa bernyanyi melodi Pong ( musik Trot ) yang wajahnya tidak dikenali orang. Itu yang paling penting. ” Penyanyi?” ulang si sekertaris. Gyoman telah lama tinggal di Eropa dan dia ingin mendengarkan musik Trot. Setelah memerintahkan hal itu, Gyoo Man pergi meninggalkan sekertaris dan menyuruhnya untuk naik taksi.

Sepeninggal Gyo man, sekertarisnya terlihat sangat kesal. Di kejauhan, nampak Park Dongha sedang memata-matai mereka. ” B*****an kecil itu…..ini mungkin tak akan mudah….” kata Park Dongho sambil mengendurkan dasinya.

Ayah dan Ibunya sedang mengagumi Seo Jin Woo yang tampil di acara tivi sebagai anak yanh memiliki ingatan yang luar biasa. Ibu Inha sangat terpukau melihat bakat Jinwoo. Inha yang sebelumnya memiliki masalah dengan Jinwoo merasa sebal melihat wajah Jinwoo lagi di tivi. Kemudian Inha mengganti channel lain. Channel itu menyiarkan berita tentang tertangkapnya pencuri yang mencuri dompet Inha dan semua itu berkat keterangan dari Jinwoo. Inha semakin sebal, kemudian dengan kasar dia mematikan televisi kemudian pergi meninggalkan ibunya yang keheranan dengan sikap Inha.

Sekertaris Gyoman membawa seorang wanita muda ke sebuah klub. Dia adalah Oh Jung Ah, tetangga dari Seo Jin Woo. Di saat Jung Ah turun dari mobil, dia melihat ayah Jinwoo.dia mengatakan kepada sekertaris Ahn bahwa dia adalah tetangganya. Jung ah mengikuti langkah sekertaris Ahn. ” Kau hanya perlu bernyanyi dan pergi. Kau tidak mengatakan kepada siapapun kalau kau datang ke sini kan? tanya sekertaris Ahn. ” Ya…aku tak mengatakannya kepada siapapun. Bahkan ayahku pun tak tahu. Tapi…aku akan bernyanyi di hadapan siapa? Apakah mereka adalah orang – orang yang seharusnya tak perlu aku ketahui? ” tanya Jung Ah. Namun tak mendapat jawaban dari sekertaris Ahn.

Jung Ah masuk ke dalam klub. Dia melihat banyak lelaki sedang minum alkohol ditemani dengan wanita – wanita cantik nan seksi. Jung Ah merasa aneh. Namun karena dia sudah terlanjur masuk, dia harus meneruskan apa yang sudah ia lakukan.

” Ganti pakaianmu dengan ini…” sekertaris Ahn menyerahkan dress berwarna merah. Jung Ah menolaknya. Mengatakan bahwa dia hanya akan bernyanyi dan kemudian pergi. Sekertaris Ahn kemudian menunjukkan kepada Jung Ah, siapa penonton yang akan melihatnya bernanyi. Semuanya berada di kalangan atas. Dan jika mereka mengetahui siapa Jung Ah, mungkin Jung Ah akan merasa tidak nyaman bernyanyi di hadapan mereka. Jung Ah memilih untuk batal bernyanyi. Dia ingin pulang. Namun sekertaris Ahn melarangnya. ” Jika kau melakukan pekerjaanmu dengan baik, kapam lagi kau akan mendapatkan bayaran sebesar ini untuk biaya kuliahmu 1 semester? ” kata sekertaris Ahn sambil memberikan amplop berisi uang kepada Jung Ah. Jung Ah hendak menolaknya. Namun hal iti diabaikan oleh sekertaris Ahn.

Nam Gyoo Man tiba di klub. Dia melihat ayah Jinwoo sedang bersih – bersih. Gyoomin meminta sekertaris Ahn menghentikan pekerjaannya. ” Dia akan menghilangkan rasa alkohol. Hilangkan siapapun yang bukan anggota kita…” kata Gyoman. ” Lalu nanti tidak akan ada yang bersih – bersih. ” kata sekertaris Ahn. Gyomin memegang bahu sekertaris Ahn, ” Kita memilikimu. Kenapa? Apakah aku yang harus melakukannya?” tanya Gyomin. Lalu sekertaris Ahn pun meminta Aeo Ja Hyuk untuk pergi meninggalkan pekerjaannya.

Sementaara itu Jung Ah merasa tidak nyaman dengan baju yang ia kenakan. Namun ia tak punya pilihan lain. Nam Gyo Man masuk ke dalam ruangan di mana Jung Ah berada. ” Apakah dia orangnya? ” tanya Gyo Man. ” Ya..” jawab sekertaris Ahn. Gyo Man memandang Jung Ah dengan senyum.licik.sementara Jing Ah merasa semakin tidak nyamam berada di tempat tsb.

Seo Jinwoo mencoba sup kimchi buatannya. Terasa enak. Kemudian dia menunggu kedatangan ayahnya. Waktu menunjukkan pukul jam 8 malam. Namun ayahnya tak kunjung datang. Woo jin pun berusaha menghubungi ayahnya.

Sementara itu Seo Ja Hyuk sedang berada di toko ponsel. Hendak membelikan ponsel Jinwoo yang sudah pecah layarnya. ” Kau datang kemari 2 hari yang lalu. Dan kau juga membeli ponsel untuk anakmu. Bersama dengan hari ini, ini sudah ketiga kalinya. ” kata pelayan toko. Namun Seo Ja Hyuk mengelak mengatakan bahwa mungkin si pelayam toko bingung dengan pelanggannya. Dia juga mengatakan bahwa pria itu bukannya dirinya. Ja Hyuk tak mendengar panggilan telepon dari Jinwoo.

Dengan langkah malu – malu Jung Ah naik ke atas panggung dan bersiap untuk menyanyi. Jung Ah mulai bernanyi. Dia memilih lagu dengan bahasa Inggris. ” Matikan musiknya !!! ” Nam Gyo Mn bertetiak dan melempar botol dr atas meja. Gyoman bangkit dari duduknya sementara Jung Ah ketakutan. Gemetaran. Sambil menendangi semua gelas yang ada di depannya, Gyoman melangkah menghampiri Jung Ah. Dengan berteriak, Gyo Man mengatakan bahwa dia menginginkan lagu trot. Jing Ah meminta maaf. Dia mengira bahwa Gyo Man akan menyukai lagu type seperti itu. Akhirnya, mengikuti komando dari sekertaris Ahn, musik mulai memainkan lagu Trot dan Jung Ah mulai bernyanyi. Namun dalam suaranya terdengar penuh dengan rasa takut. Apalagi di depannya berdiri Nam Gyo Man yang tetus menatap ke arahnya sambil minum alkohol.

Jung Ah menjatuhkan dirinya di kursi ruang make up. Dia segera melepas semua aksesorisnya dan bersiap untuk pergi. Namun Nam Gyo Man masuk menerobos ruangan make up. Gyo man membawa sebotol alkohol dan gelas. Dia mengajak Jung Ah untuk.minum bersama. Jung Ah terlihat ragu – ragu.

Keesokan harinya, Jinwoo tertidur di samping meja makan. Ayahnya belum juga kembali. Jinwoo terbangun karena panggilan telepin dari ayahnya. Dia bertanya kemana saja ayahnya pergi. Dia mencoba menghubungi ponsel ayahnya beberapa kali namun tak berhasil. Ayahnya menjawab bahwa dia tak mendengar panggilan telepon dari Jinwoo. ” Ayah…sekarang kau dimana?” tanya Jinwoo. Ja Hyuk memandang sekitar dua berada di tengah hutan saat ini. ” Ini dimana? ” Ja Hyuk terlihat bingung. Dia sendiri tak ingat mengapa dia berada di sana. Dia hanya ingat bahwa dia membelikan sebuah ponsel untuk Jinwoo. Kemudian Jinwoo berkata kepada ayahnya untuk menunggu. Dia akan menjemput ayahnya.

Ja hyuk benar – benar tak mengerti mengapa dia bisa berada di sana. Dengan terburu – buriu Jinwoo keluar dari rumah dan segera berlari mencari ayahnya. Ja Hyik mencoba berjalan. Tiba – tiba dia menemukan ada sepasang kaki yang terjulur di balik tumpukan kayu. Ja hyuk segera menghampirinya. Betapa kagetnya dia disaat dia melihat ada sosok wanita berbaju merah yang sudah terbaring kaku di sana. Ja Hyuk berusaha membangunkan wanita itu. Namun tak bisa. Wanita tsb tak bergerak sama sekali. Ja hyuk berusaha menghubungi polisi namun dia tak ingat simbol utk membuka ponselnya. Ja Hyuk merasa frustasi karena dia tak berhasil mengingat apapun. Tak lama Jinwoo datang menghampiri keduanya.

” Ayah….!” dia memanggil namanya. ” Jung Ah Noona!!!! ” Jinwoo juga sangat terkejut melihat tetangganya itu terbaring kaku disana. JaHyuk jatuh pingsan di samping tubuh Jung Ah.

” Ayah…apa kau baik – baik saja? Apa kau sudah sadar?” tanya Jinwoo begitu ayahnya membuka mata. Jinwoo bernapas lega dan membantu ayahnya untuk bangun. Tiba – tiba 2 pria menggunakan jaket berwarna hitam datang menghampiri Ja Hyuk yang baru saja sadar dari pingsannya. Mereka adalah orang dari kepolisian dan hendak menanyakan sesuatu kepada Ja Hyuk. Hal ini dikarenakan Ja Hyuk adalah saksi pertama. ” Mengapa kau datang ke lokasi kejadian?” tanya pria itu. Namun Ja hyuk tak mengingat apapun. Dia hanya mengatakan bahwa dia hanya berjalan dan berakhir di tempay itu. Jawaban Ja Hyuk membuat petugas itu makin penasaran. Dia.mengatakan bahwa rumah Ja Hyuk dan TKP itu jaraknya hampir 1 mil. Membutuhkan waktu lama jika dengan berjalan. Apakah Ja Hyuk terus berjalan hingga pagi? Petugas terus menanyakan pertanyaan kepada Ja Hyuk. Dia bertanya di saat korban di bawa polisi, Ja Hyuk ditemukan pingsan di dekat korban. ” Mengapa seperti itu? Kau harus menjawab pertanyaanku dengan jujur. Itu adalah pertanyaan penting. ” kata petugas kepolisian. Namun sepertinya Ja Hyuk tak ingat apapun. Dia terlihat bingu g mengingat – ngingat kejadian yang sudah dialaminya.

” Tunggu sebentar, apakah kau sedang menginteRogasinya saat ini?” tanya Jinwoo. Jinwoo bertanya apakah petugas sedang memaksa untuk mendapat pengakuan dari ayahnya? Jinwol mengatakan bahwa mereka tidak bisa mengatakan hal itu. Jinwoo bahkan sempat mengucapkan beberapa teori hukum yang menjelaskan bahwa mereka tidak bisa melakukan pemaksaan interogasi untuk mendapatkan pengakuan. ” Aku tidak melakukan hal itu. Jangan berlebihan…” kata si petugas sambil menepuk pundak Jinwoo. Petugas menanyakan apakah Ja Hyuk mengenal sosok Oh Jung Ah? ” Ini adalah pertama kali aku melihatnya…” jawab Ja Hyuk. Jinwoo kaget. Dia mengatakan pada ayahnya bahwa dia adalah Jung Ah noona, tetangga mereka. ” Apakah kau yakin? ” tanya petugas lagi. ” Ya…aku yakin. Aku sama sekali tak memiliki ingatan tentang dirinya. Aku minta maaf karena tak dapat membantu. ” kata Ja Hyuk. Jinwoo menatap ayahnya dengan aneh. Ada yang aneh dengan ayahnya. Mengapa dia tak ingat tetangganya sendiri? Jinwoo pun melihat ponsel yang dibeli ayahnya untuknya. Dia mulai berpikir akan sesuatu.

Di rumah, Jinwoo pun membongkar laci barang. Benar saja ayahnya telah berulang kali membeli barang yang sama. Dan itu selalu 3x. Jinwoo pun memikirkan sesuatu.

Jinwoo pun membawa ayahnya untuk menjalani tes. Namun hasilnya bagus. Ayahnya bisa melakukan tes yang diberikan dengan baik. Jiinwoo pun tersenyum lega.

Kematian Oh Jung Ah menjadi lusat pehatian rakyat Korea. Tak hanya itu, pemerintah Korea pun berusaha mati-matian untuk menangkap ai pelaku. Bahkan tim investigasi khusus dibentuk untuk mengungkap kasus ini.

Jaksa Hong memanggil petugas yang sempat mewawancarai Ja Hyuk di RS pada waktu itu. Jaksa Hong mengatakan bahwa dia adalah jaksa dari kasus itu. Dan dia telah menerima daftar orang yang dicurigai namun tak ada progress. Petugas kepolisian mengatakan bahwa mereka kesulitan mencari pelaku. Pertama karena mayat ditemukan di hutan dan di sana tidak ada cctv. Begitu juga dengan DNA korban. Sudah rusak sehingga menyulitkan mereka untuk memeriksa lebih lanjut. Jaksa Hong menyerahkan berkas yang berisi daftar orang yang dicurigai. Dia telah memperkecil angkanya. Namumn petugas itu mengatakan kalau dia sudah menginterogasi semua nama di sana. Dan tak ada yang tak biasa. ” Presiden sudah mendeklarasikan bahwa dia akan menyelesaikan masalah ini dengan tuntas. Joka ini tak berhasil. Maka kita semua yang ada di sini akan dipecat. Lihat halaman terakhir. ” perintah Jaksa Hong. Petugas itu membuka halaman terakhir. Ada berkas orang yang di curigai. Seo Jae Hyuk.

Jinwoo dan Ayahnya datang ke rumah duka. Ayah Jung Ah mengucapkan terima kasih kepada Jae Hyuk karena dia yang menemukan putrinya pertama kali. Jae Hyuk mengatakan bahwa ayah Jung Ah harus lebih kuat sampai pembunuh anaknya ditemukan. Jinwoo pun terlihat terpukul dengan kejadian ini. Hal ini karena Jung Ah begitu baik dengannya dan juga ayahnya.

” Seo Ja Hyuk…. kau ditangkap atas tuduhan membunuh murid Ih Jung Ah. Kau memiliki hak u tuk menyewa pengacara atau hanya diam saja. ” tiba – tiba polisi datang untuk menangkap Jae Hyuk malam itu. Di hadapan semua pelayat yang datang, polisi memborgol Jae Hyuk. Semua yang ada di sana sangat terkejut termasuk ayah Jung Ah dan juga Jinwoo. ” Jinwoo, jangan khawatir, aku akan kembali dengan selamat. Jadi pulanglah…” kata Jae Hyuk. Dengan panik,Jinwoo berteriak melihat ayahnya di gelandang oleh polisi. Dia berusaha mengejar ayahnya namun dihalangi oleh polisi yang lain. Jinwoo benar – benar merasa panik. Dia hanya bisa memandangi ayahnya yang di bawa mobil polisi sambil meneriaki ayahnya. Memanggil ayahnya.

Jaehyuk berpikir bahwa dia akan diinterogasi di kantor polisi. Namun nyatanya mereka tidak menuju ke kantor polisi. Jae hyuk bertanya akan di bawa kemana dirinya. Namun petugas kepolisian tak menjawab. Mereka mematikan sirine mobil polisi dan membawa Jae Hyuk ke sebuah gedung kosong yang sepi.

Jinwoo kembali ke rumah dengan perasaan yang tak karuan. Tubuhnya basah karena kehujanan. Begitu kagetnya ia di saat ia memasuki rumah namun keadaan rumah sangat kacau. Sepertinya ada yang masuk kerumahnya dan menggeledah seluruh isi rumah. Karena barang-barang di rumahnya berserakan dan berantakan.

Tak lama berselang, keesokan harinya sudah ada berita yang menyatakan bahwa Seo Jae Hyuk mengaku sebagai pembunuh Oh Jung Ah. Berita itupun sudah tersebar seantero negeri Korea. Bahkan Inha dan keluarganya pun memyaksikan berita ini. ” Inha…bukankah dia teman mu di tingkat 5 ? Namanya Oh Jung Ah….??” tanya Ibu Inha. Inha nampak bepikir sebentar. Mengingat-ingat. ” Ahh….dia….Jung Ah itu??” Inha ikutan shock setelah sadar ternyata korban pembunuhan adalah temannya sekolah.

Jinwoo datang menemui ayahnya di penjara. Dengan perlahan Seo Ja Hyuk keluar dari penjara. Dia duduk di hadapan Jin Woo. ” Si….siapa….kau? ” tanya Jae Hyuk perlahan. Jinwoo kaget melihat ayahnya tak mengenalinya. ” Ayah…apa ini…? Ini aku….Jinwoo…..” kata Jinwoo sambil menangis. Ayahnya berusaha mengingat. ” Ayah?……Anak laki – laki? ” ucap Jae Hyuk perlahan. Jinwoo mengangguk. Air mata sudah turun di pipinya. Jinwoo mengangkat tangannya dan menempelkannha di kaca. Jae Hyuk yang berusaha mengingat siapa pria yang ada di depannya. Tak lama dia pun memyebut nama Jinwoo. Jae Hyuk ikut menempelkan tangannya di kaca. ” Apa kau sudah mengingatku sekarang?” tanya Jinwoo. Jae Hyuk mengangguk dan mulai menangis. ” Tak apa – apa. Semuanya akan baim – baik saja. Tak perlu minta maaf….” Jinwoo berkata kepada ayahnya sambil menangis. Pasangan bapak dan anak inipun saling menumpahkan perasaan mereka dengan menangis.

Banyak masyarakat yang berkumpul di depan pengadilan. Mereka ingin menuntut hukum yang adil untuk pembunuh. Tanpa sengaja Inha bertemu dengan Jinwoo di depan pengadilan. Inha menyapa Jinwoo namun sepertinya Jinwoo tak mendengar. ” A…..yah……” gumam Jinwoo. Inha langsung menoleh ke arah yang dilihat Jinwoo. Jae Hyuk turun dari mobil kepolisian dengan tangan diikat dan banyak orang yang meneriakinya ” pembunuh”. ” Itu anak dari si pembunuh!! ” kata salah satu demonstran. Seketika Jinwoo pun di serang oleh demonstran itu. Jinwoo tak bergeming dari tempatnya. Polisi segera mengamankan para demonstran yang menyerang Jinwoo. Jinwoo Mulai dilempari telur oleh mereka.

Inha melihat kalung yang dikenakan Jinwoo jatuh saat salah satu pendemo menarik bajunya. Inha menatap Jinwoo dengan pandangan cemas. Melihat Jinwoo yang terus berdiri mematung. Sementara para pendemo terus melemparinya dengan telur. Satu persatu telur mengenai wajahnya. Jinwoo tak peduli akan hal itu. Dia terus memandangi ayahnya yang diseret masuk ke pengadilan atas tuduhan yang tak pernah dilakukan oleh ayahnya.

 

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

 

 

 

 

 

 

>

 

 

 

 

Exit mobile version