Home Drama Korea Kdrama News Sinopsis Beautiful Gongshim – Eps 7

Sinopsis Beautiful Gongshim – Eps 7

0

” Aku punya banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu…” kata Dan Tae. Dia meminta maaf. Karena sudah salah paham pada Gongshim. Dia pikir malam itu Gongshim ada di rumah. Dia hanya tak bisa berhenti khawatir pada Gongshim. Gongshim meminta Dan Tae untuk berhenti mengkhawatirkannya. ” Kalau begitu hentikan aku agar tak selalu khawatir denganmu…” kata Dan Tae. Gongshim terdiam. ” Kenapa aku harus melakukan itu? ” tanyanya. Mereka berdebat. Gongshim tak ingin melakukan apa yang Dan Tae perintahkan. Dia bukan orang bodoh. Dan dia akan melakukan apa yang dia inginkan. Dan Tae ingin menjelaskan mereka mendengar ada orang yang masuk di lantai bawah. Mereka adalah Senior Gongshim yang membencinya. Dan Tae langsung mendorong Gongshim keluar meskipun dia tak mau. Dan Tae tak mau Gongshim mendengar seniornya berkata buruk lagi tentang Gongshim.

1Benar saja, kedua seniornya membicarakan Gongshim. Mereka menjelek – jelwkkan Gongshim. Keduanya langsung berhenti saat melihat Dan Tae datang. ” Apakah begitu menyenangkan bagi kalian membicarakan orang di belakang?” tanya Dan Tae. ” Siapa kau? Selain karyawan dilarang masuk disini…” kata seniornya. Dan Tae memperkenalkan diri sebagai pengacara CEO. Dia mengatakan jika perempuan – perempuan itu terus membicarakan orang di belakang, dia akan membawa kasus itu ke pengadilan. Untuk tuduhan pencemaran nama baik. Senior Gongshim tampak ketakutan. Mereka meminta maaf pada Dan Tae. ” Jangan minta maaf kepadaku. Minta maaflah kepada Gongshim. ” kata Dan Tae. Mereka pun segera pergi. Gongshim melihat Dan Tae membelanya si depan para seniornya. Dia tersenyum.

Joonsoo mengundang ibunya ke restoran untuk bertemu dengan GongMi. Ibu Joonsoo berterima kasih kepada GongMi karena telah menyelamatkan anaknya. Dia sangat berterima kasih akan hal itu. Ayah Joonsoo ingin bertemu dengan GongMi, ibu Joonsoo mengajak GongMi ke kantor Joonsoo.  GongMi berpura – pura tidak tahu bahwa Joonsoo memiliki kantor. Hingga akhirnya ibu Joonsoo mengatakan bahwa mereka adalah bagian dari Star Group. ” Itu adalah perusahaannya. Perusahaan anakku…” kata ibu Joonsoo. GongMi berpura – pura terkejut. ” Aku pikir dia hanya seorang chef…” kata GongMi sambil terseyum.

Saat GongMi ingin pulang, Joonsoo memberinya obat. ” Untuk apa ini?” tanya GongMi. ” Untuk mengobati lukamu. Kau bisa membersihkannya dengan ini dan mengobatinya agar tak infeksi. ” kata Joonsoo. GongMi kembali tersenyum.

Dan Tae memberikan banyak wig kepada Gongshim sebagai hadiah. Dan Tae mendapatkan banyak wig itu dari kliennya yang sudah berhasil ia menangkan kasusnya. Gongshim terlihat senang. Dia mencoba wig satu persatu. Pada saat Gongshim mencoba wig pendek dengan poni, Dan Tae terkesan dengannya. Di matanya Gongshim benar – benar cantik. Dia pun menyarankan Gongshim untuk menggunakan wig itu di saat kerja. Namun Gongshim menolak. ” Mengapa aku harus menuruti perkataanmu. Aku akan menjaga diriku sendiri. ” kata Gongshim. Lalu dia berpamitan untuk pulang.

Dan Tae bermain peluang perjodohan antara dirinya dan Gongshim. Goo Nam tahu akan hal itu. ” Apakah kau percaya permainan anak kecil seperti ini?” tanya Dan Tae. ” Permainan anak kecil?  Tapi itu benar bekerja hyung…” kata Goo Nam. Dan Tae pun tersenyum sambil menatap kertas coret – coretannya. Gongshim datang hendak berangkat ke kantor. Dan dia menggunakan wig yang disarankan oleh Dan Tae. Tampak sangat imut dan menggemaskan. ” Bagaimana? ” tanya Gongshim pada Dan Tae tentang penampilannya. Dan Tae tak mengatakan apapun. Hanya mengacungkan jempolnya. Kemudian Gongshim pun berangkat kerja.

Ibu Joonsoo mendapatkan foto – foto kedekatan antara Joonsoo dan Gongshim. Dia merasa marah. Dia memperkerjakan Gongshim untuk mengawasi ayahnya. Bukan malah untuk mendekati putranya. Joonsoo berusaha menjelaskan bahwa itu semua adalah salah paham. Tak ada hubungan apapun antara dia dan Gongshim. ” Jika aku tak akan menunjukkan foto – foto ini apakah kau akan terus berbohong pada ibu?” tanya Ibu Joonsoo. Giliran Joonsoo yang marah karena tahu ibunya menyewa paparazzi untuk mengawasi anaknya. ” Kau mengecewakan ku ibu…” kata Joonsoo. Joonsoo kemudian pergi meninggalkan ibunya. Mengabaikan ibunya yg terus memanggil namanya.

Gongshim tertawa di saat Joonsoo mengatakan bahwa ibunya memarahinya dan itu membuat perasaannya tidak bagus. ” Aku pikir sesuatu yang buruk telah terjadi. Syukurlah bahwa itu hanya kau yang dimarahi ibumu…” kata Gongshim. Gongshim mengatakan bahwa itu bukanlah sesuatu yang besar. Ibunya berteriak kepadanya hampir setiap hari. Gongahim meminta Joonsoo untuk mengabaikannya saja. ” Apa kau menyuruhku untuk berbicara balik kepadanya?” tanya Joonsoo. Gongshim menggeleng. ” Aku akan memberitahumu untuk hal yang lebih mudah. Abaikan saja…hanya abaikan saja…” kata Gongshim. Biasanya…orang yang berteriak setelah itu akan menjadi lebih sakit. Dan itu namanya pembangkang. ” Apakah kau mau mengajariku menjadi pembangkang?” tanya Joonsoo. Gongshim tersenyum sambil mengatakan bahwa menjadi pembangkang itu sangat mudah. Gongshim juga meminta Joonsoo tak menerima panggilan telp dari ibunya.

Gongshim kemudian mengajak Joonsoo ke suatu tempat. Di mana mereka bisa menyewa koatum baju hanbok korea dan menghabiskan waktu di sana. Joonsoo terlihat sangat tak nyaman. Tapi Gongshim meyakinkan bahwa semuanya akan baik – baik saja. Sampai ada turis yang meminta foto bersama mereka tetapi karena menggunakan bahasa inggris, Gongshim tak mengerti bahasa yang digunakan. ” Gongshim…mereka hanya ingin berfoto dengan kita…” kata Joonsoo menjelaskan. Dan barulah Gongshim mengerti.

Ponsel Joonsoo tertinggal di taksi. Gongshim mencoba menghubunginya dan untunglah supir taksi itu masih menyimpannya. Lalu mereka segera bergegas menuju ke tempat taksi tsb. Mereka harus bergegas karena supir taksi tsb akan segera pulang. Mereka tak ada waktu untuk mengganti kostum mereka lagi. Akhirnya mereka berlari menuju ke tempat taksi.  Sepanjang perjalanan orang – orang yang mereka lewati memperhatikan mereka dalam kostum tradisional korea.

Untunglah supir taksi itu belum pergi. Ponsel Joonsoo dikembalikan. Tiba – tiba staff Joonsoo menelpon dan meminta Joonsoo untuk menandatangani suatu dokumen. Joonsoo berjanji akan mengirimnya via email. ” Aku tahu dimana kau bisa meminj laptop…” kata Gongshim. Mereka berdua segera berlari lagi ke kafe yg dimaksud.

Mereka berhenti di sebuah kafe yang dimaksud oleh Gongshim. Masih menggunakan b ab ju hanbok tsb. Orang – orang yang ada disana memperhatikan mereka. Bahkan ada ya g sampai mengambil gambar mereka. Joonsoo sudah selesai dengan pekerjaannya. ” Apakah kita sebaiknya pergi saja jika kau merasa tak nyaman?” kata Gongshim. Joonsoo mengatakan bahwa dia tak pernah berpikir bahwa dia akan  bisa membuat orang tertawa. Semuanya karena Gongshim. Gongshim susah mengajarkannya banyak hal. Joonsoo berterima kasih akan hal itu.

Dan Tae menerima telepon dari teman ayah nya. Sebenarnya dia mencari bibi Jiwoon. Tapi karena bibi Jiwoon tidak ada di tempat, sehingga Dan Tae yang menerima teleponnya. Sahabat ayah Dan Tae mengatakan bahwa dia juga agak kesulitan menghubungi ayah Dan Tae. Lalu Dan Tae memperkenalkan diri. ” Lalu apakah kau Ahn Dan Tae?” kata sahabat ayahnya. Dan Tae membenarkan.

Bibi Jiwoon kembali dari berbelanja. Dia bertanya siapa yang menelpon Dan Tae. Dan Tae mengatakan bahwa orang itu mencari bibinya. ” Dia sahabat ayah. Bibi…pohon apa yang ada di Yang Pyeong? Mereka mengatakan bahwa mereka akan mencabutnya…” kata Dan Tae. PRAAANG!!!! Gelas yang dipegang bibi Jiwoon terjatuh dan pecah. Sepertinya bibinya kaget saat Dan tae mengucapkan pohon tsb. Dan Tae bertanya apakah bibinya baik – baik saja.

Dan Tae akhirnya pergi ke YangPyeong. Dalam perjalanannya dia melihat orang yang berjualan tanaman bunga. Dia teringat akan Gongshim. Kemudian, si pemilik memberi Dan Tae bibit bunga matahari. Dengan senang Dan Tae menerimanya.

Sahabat Ayahnya menunjukkan pohon itu pada Dan Tae. Sahabat ayahnya menceritakan bahwa dulu ayahnya yang membesarkan pohon itu. ” Ayahmu memintaku untuk menjual pohon itu kepadanya. Dia membesarkan pohon itu seperti bayi. Dia pasti sangat menyanyangi pohon itu…” kata Sahabat ayahnya. Daerah itu akan dibangun sebuah bangunan. Dan pemilik barunya meminta agar pohon itu ditebang. Oleh karenanya si paman menelpon ayah Dan Tae. ” Hubungi aku jika kau sudah memutuskannya…” kata paman tsb. Dan Tae mengangguk.

DanTae mendatangi pohon itu. Menyentuh batangnya. Menebak – nebak mengapa ayahnya sangat menyayangi pohon tsb. Tiba – tiba ayah Dan Tae datang. Dia langsung lari terbirit – birit begitu melihat Dan Tae ada di sana. Dan Tae sempat melihat ayahnya. Dia langsung mengejar ayahnya secepat mungkin. Namun ayahnya sudah lebih dulu naik taksi. ” Tidak mungkin.m.ayah kan berada di Philipina…” kata Dan Tae kepada dirinya sendiri.

Joonsoo berusaha keras untuk mendapatkan boneka di mesin permainan. Namun usahanya selalu gagal. Berbeda dengan Gongshim yang selalu usaha langsung bisa mendapatkan boneka anjing lucu. ” Ini hadiah dariku karena kau sudah bertingkah melawan hari ini…” kata Gongshim.  Joonsoo menerimanya dengan senyum. Dulu Gongshim sempat bekerja di tempat pemainan sewakti dia gagal ujian masuk. Dia mendapat pelatihaan gratis. Oleh karena iti dia mahir dalam permainan tsb.

Rumah Dan Tae tergenang air! Dia shock begitu memasuki rumahnya yang tergenang air. Ternyata air itu berasal dark pipa wastafel Yang bocor. Dan air terus mengalir dari sana.

Sementara Joonsoo mengucapkan terima kasih karena sudah diajari menjadi anak yg melawan hari itu. ” Aku bahkan hampir lupa kalau ibuku memarahiku. ” kata Joonsoo. Tapi menurut Gongshim, Joonaoo belum sepenuhnya lupa. Karena dia masih mengingat ibunya. Joonaoo mengajak Gongshim until makan makanan Yang enak. Tapi tiba – tiba ponselnya berdering. Dark Dan Tae yang melaporkan bahwa rumahnya banjir. Dan Tae meminta bantuannya. Tapi Gongshim mengatakan bahwa Dan Tae sebaiknya memanggil tukang pipa saja. ” Aku memintamu datang Karena kau adalah pemilik rumahnya. Kau her tang hung has an sebagai pemberi sewa…” kata Dan Tae. Tapi Gongshim malah menutup teleponnya. ” Beginilah caranya menjadi pembangkang…” kata Gongshim. Gongshim pun memutuskan untuk ikut pergi dengan Joonsoo.

Tetapi di dalam taxi, Gongshim hanya terdiam. Dia sepertinya merasa bahwa sikapnya take benar. Dia take menanggapi saat Joonsoo bercerita restoran Yang akan mereka kunjungi. Kemudian, Gongahim meminta ijin  pada Joonsoo  untuk pulang. ” Bagaimanapun juga aku adalah tuan rumah. Apapun yang terjadi pada penyewaku, aku juga bertanggungjawab atas itu…” katanya pada Joonsoo. Joonsoo mengijinkan Gongshim untuk pulang. ” Kau harus semangat…sekali kau sudah membangkang, kejadian selanjutnya akan lebih mudah untukmu…” kata Gongshim sebelum pergi. Joonsoo pun tersenyum.

GongMi menatap Obat yang diberikan Joonsoo kepadanya. Tatapannya penuh arti dan sambil tersenyum.

Ternyata GongMi dan Ibu Joonsoo memiliki janji untuk makan malam bersama. Ibu Joonsoo terus menelpon Joonsoo namun Joonsoo tak mengangkatnya. Ibu Joonsoo meminta maaf pada GongMi karena Joonsoo tak bisa ikut. ” Tak apa…mungkin dia sedang meeting…” kata GongMi. ” Akan lebih baik jika dia bisa ikut bersama kita..” kata ibu GongMi. GongMi menatap kursi Joonsoo yang kosong. Ada sedikit rasa kecewa di hatinya.

Di dalam mobil, ibu Joonsoo membuka kotak pemberian GongMi. GongMi memberikan kepadanya sewaktu mereka akan berpisah tadi. Isinya adalah sebuah syal dan amplop berisi uang. Amplop itu adalah pemberiannya sendiri sewaktu GongMi bertemu dengannya pertama kali. Dia menyeliokan amplop itu di tas GongMi. GongMi merasa tak pantas menerimanya. Oleh karena itu dia mengembalikannya. ” Ah…dia cukup lucu…” kata ibu Joonsoo.

Dan Tae sedang mengangkat barang – barangnya keluar untuk dijemur ketika Gongshim datang. Dan Tae mengira bahwa Gongshim tak akan datang.

Kemudian Gongshim membantu memperbaiki saluran air yang rusak. ” Wah….kau seperti tukang pipa proffesional…” kata Dan Tae setelah Gongshim selesai membereskan saluran air yang rusak. Kemudian dia membantu Dan Tae untuk mengangkat barangnya keluar. Tiba – tiba Gongshim melihat plester yang Dan Tae pasang di cermin rumahnya. Plester yang Gongshim pasang di dahinya saat dia terluka dulu. Dan Tae sedikit terkejut. Dia tak ingin Gongshim tau bahwa dia masih menyimpannya. Gongshim  bertanya mengapa Dan Tae masih menyimpan plester itu. ” Aku membuangnya…yah..aku membuangnya…” kata Dan Tae. ” Hey…kau tak membuangnya…itu masih menempel disitu…” kata Gongshim. Dan Tae mengatakan bahwa itu cara dia untuk membuangnya. Dia tak memiliki tempat sampah jadi dia membuangnya dengan cara itu. ” Jika kau ingin membantuku… jangan diam saja di sana dan cepat bawa barang – barang ini keluar…” kata Dan Tae berusaha mengalihkan perhatian Gongshim. Tetapi kali ini Gongshim menemukan kertas coret – coretan permainan cinta yang pernah di buat oleh Dan Tae. Kali Dan Tae langsung merebutnya. ” Apa itu tadi? Mengapa  ada namaku di dalamnya? Berikan padaku!!  Kau pasti menuliskan yang buruk tentangku kan?” tuduh Gongshim. Dan Tae tak mau memberikannya. Dia berkata bahwa kertas itu bukan berisi tulisan yang buruk tentang Gongshim. Karena Gongshim terus penasaran ingin mengambilnya, akhirnya Dan Tae memakan kertas tsb. Gongshim berusaha membuat Dan Tae memuntahkannya. Tapi tak berhasil. Akhirnya Gongshim menyerah.

Cuaca sangat panas siang itu. Dan Tae mengajak Gongshim melakukan laundry bersama – sama. Karena itu akan terasa menyegarkan. Tapi Gongshim menolak mengira Dan Tae akan membodohinya kali ini dan melakukan pekerjaan laundry itu seorang diri. ” Aku memintamu bergabung bukan karena aku butuh bantuanmu. Tapi aku melihat bahwa kau sangat kepanasan. ” kata Dan Tae. Akhirnya Gongshim menurut. Sewaktu airnya masuk ke dalam bak cucian, benar saja, dia langsung merasakan kesegaran. Keduanya akhirnya melakukan laundry dengan senang. Sedang asyik – asyik menginjak selimut, Gongshim hampir terjatuh. Dan Tae segera menahan punggung Gongshim agar ia tidak terjatuh. Posisi menyelamatkan Gongshim itu berakhir dengan Dan Tae memeluk Gongshim. Mereka terdiam untuk beberapa saat. Setelah sadar, Gongshim melepaskan pelukannya. Suasana menjadi canggung. Aneh. Kaku. Tiba – tiba Dan Tae memercikan air di wajah Gongshim. Gongshim tersenyum. Kemudian gantian dia memyiramkan air di wajah Dan Tae. Akhirnya suasana mencair dan mereka bermain semprot – semprotan air. Wajah keduanya sudah basah kuyup. Saat itu datanglah Joonsoo. Melihat mereka berdua bermain seperti itu, Joonsoo merasa tak enak jika menganggu. Tetapi Dan Tae sudah melihat dan memanggilnya. ” Aku kemari karena mendengar rumahmu kebanjiran dan ternyata kalian hanya melakukan laundry bersama. ” kata Joonsoo. Dan Tae bertanya dari mana Joonsoo tahu bahwa rumahnya kebanjiran. Joonsoo menjawab dia tahu dari Gongshim. ” Jadi..saat aku menelponmu kau sedang bersamanya?” tanya Dan Tae. Gongshim mengangguk. Lalu dia berkata pada Dan Tae bahwa Joonsoo belum pernah membantah orang tuanya selama hidupnya. ” Apakah kau pikir itu masuk akal?” tanya Gongshim pada Dan Tae.

Dan Tae mengatakan bahwa Joonsoo adalah anak yang innocent. Kemudian dia menjelaskan, salah satu hal yang perlu dilakukan jika melawan orang tua adalah tidak pulang selama satu malam. Gongshim dan Joonsoo saling berpandangan. Karena Dan Tae juga tidak bisa tidur di rumah karena banjir, maka Dan Tae mengajak Gongshim dan Joonsoo pergi camping. Joonsoo langsung setuju. Semangat sekali. Sedangkan Gongshim perlu meminta ijin dulu kepada orang tuanya untuk hal ini. Belum selesai Gongshim meminta ijin, ibu Gongshim sudah berteriak bahwa Gongshim bisa melakukan apa yang dia suka. Tanpa harus minta ijin. Sepertinya memang orang tua Gongshim tak peduli jika anak bungsunya tak pulang sekalipun.

Gongshim mendapatkan suapan daging pertama dari Dan Tae. Tapi dia memuntahkannya lagi karena panas. ” Itu baru saja keluar dari panggangan, aku pikir dia tahu bahwa itu panas..” kata Dan Tae. Kemudian giliran Joonsoo yang menyuapkan daging. Kali ini Joonsoo berhasil dan Gongshim mengatakan bahwa dagingnya enak. Joonsoo dan Dan Tae saling membanggakan dirinya masing – masing. Bahwa Gongshim lebih memilih mereka daripada yang lain. ” Kalian bilang kalian sedang bersama dan Gongshim langsung datang kepadaku disaat aku mengatakan bahwa rumahku tergenang air dan dia membantuku melakukan laundry. ” kata Dan Tae bangga. ” Faktanya adalah Gongshim mengajariku untuk menjadi pembangkang. Kita pergi ke Insadong, menyewa kostum hanbok dan bersenang – senang disana..” kata Joonsoo tak kalah bangga. Tak mau kalah, Dan Tae mengatakan bahwa Gongshim adalah orang yang baik. Oleh karena itu dia menemani Joonsoo pergi ke sana karena agak sulit mengajari orang untuk menjadi pembangkang. Joonsoo juga mengatakan bahwa Gongshim pergi ke rumah Dan Tae karena dia merasa bertanggung jawab sebagai tuan rumah. Keduanya merasa perdebatan mereka tak akan ada habisnya. ” Wah…mendengarkan music di luar sangat menyenangkan. Mengapa kalian tak makan?” tanya Gongshim.  ” Jadi…daritadi kau tak mendengar apa yang kami bicarakan?” tanya Joonsoo. ” Apa yang kalian bicarakan? Apa sesuatu yang menarik?” Gongshim bertanya. ” Ya…..baguslah…baguslah kau tak mendengar apa yang kami bicarakan…” kata Dan Tae. Akhirnya mereka bersulang. Sementara Gongshim masih dengan ekspressi bingungnya.

Dan Tae dan Joonsoo sedang memperhatikan Gongshim yang asyik bermain dengan anjing. Dan Tae merasa bahwa Gongshim sangat bahagia seperti anjing. ” Sangat lucu…” kata Joonsoo. Dan Tae mengira itu untuk Gongshim. Tapi ternyata untuk anjing. Dari dulu Joonsoo ingin memiliki anjing. Tapi dia tak melakukannya karena ibunya tak menyukainya. ” Tapi mulai sekarang aku akan melakukan apapun yang aku inginkan. ” kata Joonsoo. Di a merasa berani dan berubah pikiran setelah bertemu Dan Tae. ” Kau bisa bayangkan betapa menyesalnya aku ketika aku bisa berubah murid yang baik menjadi nakal…” kata Dan Tae. Joonsoo meminta Dan Tae untuk berhenti menggodanya.

Joonsoo dan Dan Tae tahu dari Id card Gongshim bahwa Gongshim sebentar lagi ultah. Mereka mendapatkan ID Gongshim disaat mereka mengembalikan perlengkapan kemah. Joonsoo tampak memikirkan sesuatu. Kemudian Joonsoo meminta agar Dan Tae pergi duluan dan dia akan menyusul.

Gongshim sedih karena harus berpisah dengan anjing yang sejak tadi bermain dengannya. Joonsoo datang dan mengucapkan selamat ulang tahun pada Gongshim. Gongshim kaget karena tak menyangka bahwa Joonsoo tahu akan ulang tahunnya. Dia menghadiahkan sebuah boneka yang ingin dia berikan saat di taman bermain tadi. ” Saat kau pergi, aku kembali ke sana dan mendapatkan ini…” kata Joonsoo. Gongshim tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Tak lama Dan Tae datang. Dia membawa gelas keras berisi pupuk dan tanah. Dia sudah tanami bibit bunga matahari di dalamnya. Untuk Gongshim, baru pertama kali dalam hidupnya dia mendapatkan hadiah sebuah boneka, pupuk dan tanah dalam ulang tahunnya. Joonsoo dan Dan Tae menyanyikan lagu ulang tahun utk Gongshim. Gongshim tersipu malu.

Dan Tae kembali menemui nenek. Kali ini Manager Yeom dan Direktur berada di ruangan nenek. Mereka mengetahui bahwa belakangan ini nenek sering menundang Ahn Dan Tae untuk datang. Hal ini menimbulkan kecurigaan mereka. Dengan sengaja Manager Yeom meningglkan ponselnya di ruangan nenek. Dengan maksud bisa merekam pembicaraan nenek dengan Dan Tae. Dan tae memberikan pada nenek sktsa wajah Jun Pyo jika dia masih hidup saat ini. Dia sudah meminta detektif handal untuk menggambarkannya. Dan Tae meminta nenek untuk bersabar hingga dirinya menemukan Jun Pyo. “ Ya…aku haris lebih bersabar lagi…” kata nenek. Dan Tae bertanya apakah ada sesuatu yang melintas di pikirn nenek tentang kupu – kupu ? Nenek menjawab tidak ada yang ada di pikirannya selain dasi kupu – kupu yang pada saat itu digunakan oleh Jun Pyo. Nenek kemudian memberikan foto Jun pyo sewaktu dia menghilang hari itu. Dan Tae melihat foto itu dengan seksama.

Manager Yeom menunggu Dan Tae pergi dari ruangan nenek. Dia menatap Dan Tae dengan pandangan curiga. Kemudian dia segera masuk ke dalam ruangan nenek.  Dia mengatakan pada nenek bahwa ponselnya ketinggalan. Nenek tak menaruh perasaan curiga pada Manager Yeom.

Ibu Joonsoo memeriksa data kartu kredit Joonsoo. Diketahu bahwa Joonsoo menyewa pakaian di Insadong, kemudian menyewa peralatan kemah juga. Dia lalu bertanya kepada Gongshim apakah Gongshim kemarin pergi ke tepat – tempta itu juga. Tanpa menaruh curiga, Gongshim menjawab bahwa kemarin memang dia pergi ke tempat yang disebutkan oleh ibu joonsoo. “ Kalau begitu kau bersama dengan Joonsoo seharian kemarin ? “ tanya Ibu Joonsoo marah. Dengan tertunduk Gongshim mengatakan dia memang bersama direktur Seok. “ Tapi kami tak hanya berdua, ada teman kami yang ikut juga pada saat kami kemah..” kata gongshim. Tanpa basa – basi lagi, Ibu Joonsoo meminta Gongshim menyerahkan surat pengunduran dirinya. Dibentak seperti itu, Gongshim hanya diam saja. “ Aku bilang kau pergi dari hadapanku !! Kemasi barangmu dan pergilah…” kata ibu Joonsoo sambil pergi meninggalkan Gongshim. “ Apakah kau pikir uang dapat menyelesaikan semuanya ?’ kata Gongshim. Ibu Joonsoo langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah gongshim. Gongshim terus mengoceh. Hal yang paling mudah yang dilakukan oleh ibu Joonsoo di saat dia tak menyukai seseorang adalah memecatnya. Gongshim merasa bahwa kalaupun dia bertarung kali itu, posisinya mengharuskan dia harus pergi. Gongshim sadar akan hal itu. Tapi Gongshim hanya ingin ibu Joonsoo tahu. Mungkin baginya ini luka hanyalah seperti tusukan jarum, tapi baginya, ini meruntuhkan hatinya. “ Jangan hidup seperti itu. Berhentilah bersikap arogan..pada dasarnya kita semua adalah manusia. Kita memiliki perasaan..” kata Gongshim. Kemudian dia membungkuk dan pergi meninggalkan ibu Joonsoo yang tak percaya bahwa Gongshim begitu berani menceramahinya.

Gongshim mengemasi barangnya. Dia berusaha menahan air matanya. Sambil menatap id cardnya, tak tahan, akhirnya air matanya turun juga. Gongshim menatap karyawan Star Grup yang masuk ke dalam gedung tsb. Mereka semua memiliki nasib yang baik. Tak seperti dirinya. Orang tuanya menelpon. Hari itu adalah hari ulang tahunnya.

Ayah dan ibunya meminta Gongshim pulang cepat karena mereka akan masak makanan kesukaan Gongshim. Tapi Gongshim mengatakan bahwa dia sedang tidak dalam mood yang bagus untuk makan. Gongshim kemudian mematikan ponselnya.

Joonsoo marah karena sudah memecat Gongshim. Dia memecat orang yang tak bersalah karena Joonsoo. Tapi ibunya membantah bahwa dia telah memecat Gongshim. Dia mengatakan bahwa Gongshim mengundurkan diri. “ Dia mengatakan bahwa sekertaris tak sesuai dengan dirinya. “ kata ibu Joonsoo. “ Kau mengecewakanku..” kata Joonsoo kemudian meninggalkan ibunya.

Dia menuju ke meja Gongshim yang kosong. Melihat id card Gingshim yang terletak disana. Joonsoo benar – benar merasa bersalah. Dia mencoba menghubungi Gongshim namun ponsel Gongshim mati. Dia mencoba mengirimkan beberapa pesan teks, namun juga tak ada jawaban. Dia sebenarnya ingin mencari lebih lanjut lagi, namun tak bisa karena rapat menghalanginya. Akhirnya dia menghubungi Da Tae, menceritakan apa yang terjadi dan meminta Dan Tae mencari Gongshim.

Gongshim sedang sendiri di atas jembatan. Sambil memakan eskrim yang dibawanya. Entah apa yang sedang dipikirknnya saat ini.

Sementara Dan Tae sedang berusaha keras mencarinya. Di rumah loteng, di jalan sekitar rumah, menunggu di halte bus namun tetap tak ditemukan. Joonsoo tak bisa sepenuhnya berkonsentrasi pada meetingnya. Terus memikirkan Gongshim. Berkali – kali dia menegok ponselnya. Sepi. Tak ada panggilan telepon ataupun pesan dari Gongshim

Malam pun tiba. Dan Tae kembali ke rumah loteng. Senyumnya langsung terkembang ketika dia melihat Gongshim sedang menyirami tanamannya. Gongshim menengok bibit bunga yang dan tae berikan kepadanya. Tak ada daun. Belum berkembang dan belum tumbuh.

Dan Tae menghampirinya. Tanpa Dan Tae sadari dia menyapa Gongshim dengan bersahabat. Karena dia merasa lega tak terjadi sesuatu apapun pada Gongshim. “ mengapa kau terlihat sangat kotor?’ tanya Gongshim. Dan tae tak mengatakan apapun. Dia tak mengatakan bahwa dia mencari Gongshim sepanjang hari. Gongshim bertanya kepada Dan tae, mengapa bibit yang dia berikan tidak tumbuh kecambahnya. Dan Tae mengatakan bahwa itu akan tumbuh dan gongshim hanya perlu menunggu.

“ Kau bilang kemarin, itu kaan tumbuh dalam waktu 1 hari? Aku menjaganya dan merawatnya dengan hatiku..” kata Gongshim. Dia mengatakan bahwa dia melakukan 1000 kali usaha daripada yang orang lain berikan, tapi mengapa itu masih belum tumbuh?. Dan tae tak tahu apa yang dimaksud oleh perkataan Gongshim .

Gongshim menceritakan dirinya sendiri. Seberapapun usaha keras yang dia lakukan, itu tak akan berhasil. Dia tak akan pernah berkembang. Kali ini Gongshim mengatakan dengan menangis. Dan Tae tak mengatakan apapun. Dia meraih bahu Gongshim perlahan dan membawa tubuh Gongshim ke pelukannya. Gongshim melepaskan tangisan di pelukan Dan Tae. Dan dengan lembut dan tae membelai rambut Gongshim.

…………………………………………………………..

 

Exit mobile version