Home Drama Korea Kdrama News Sinopsis Beautiful Gongshim – Eps 3

Sinopsis Beautiful Gongshim – Eps 3

0

Ahn Dan Tae, Gongshim dan Seok  Joon Soo merayakan keberhasilan Gongshim dalam mendapatkan pekerjaan.  Tapi Dan Tar dikejutkan oleh kedatangan seseorang. ” Ayah….” katanya sambil berdiri. Sementara Gongshim dan Joonsoo menoleh ke arah sosok yang disapa ayah oleh DanTae.

Kemudian Dan Tae dan ayahnya makan malam bersama. Dan Tae bertanya apa yang sudah dilakukan ayahnya selama 5 tahun tanpa menghubunginya sama sekali. Apakah ayahnya merindukannya atau tidak. Ayahnya menjawab bahwa dia sangat merindukan Dan Tae. Oleh karena itu dia datang. ” Aku pikir kau hanya ingin makan sup ayah. Kau mengatakan kau merindukanmu, tapi kau tak menatapku. ” kata Dan Tae. Ayahnya mendongak ke arah Dan Tae. DanTae tersenyum. Ayahnya mengatakan bahwa dia merasa bersalah pada DanTae, hingga tak berani menatapnya. ” Jika kau merasa bersalah kepadaku, tolong jangan pergi seperti itu lagi. ” kata Dan Tae. Ayahnya mengangguk setuju.

1Gongshim melihat Joonsoo yang sedang memperbaiki kursinya. Menurutnya Joonsoo adalah pria yang baik. Mungkin dia memperbaiki  kursi itu karena dia bilang bahwa dia menyukai kursi itu. Gongshim memberikan eskrim untuk Joonsoo. Namun es krimnya meleleh. Dia menjadi tak enak hati. Namun Joonsoo tersenyum dan mengatakan tidak apa – apa. Joonsoo meminta Gongshim untuk mencoba kursi yang diperbaiki nya. Gongshim merasa senang karena kursinya sudah tidak bergoyang – goyang lagi. Dia suka melihat pemandangan dengan menggunakan kursi itu. Gongshim bertanya dimana Joonsoo belajar memperbaiki kursi. ” Aku mempelajarinya di suatu tempat. Aku menyukai membuat kursi dan meja sendiri. ” jawab Joonsoo. Gongshim mengatakan bahwa dia juga tertarik mempelajari itu. ” Benarkah ? Belajarlah…membuat kursi dan meja sendiri sangat menyenangkan. Tapi di tempatku sudah tak ada tempat lagi untuk murid. Apakah kau mau aku mencarikan tempat yang lain untukmu?” Joonsoo menawarkan bantuan. Gongshim menolaknya dan berkata bahwa dia akan mempelajarinya lewat internet.

Joonsoo mengatakan bahwa mereka akan sering bertemu di kantor nanti. ” Ah….kau bisa berpura – pura untuk tidak mengenal ku…” kata Gongshim. Joonsoo bingung mengapa dia harus berbuat seperti itu.  ” Karena kau orang penting disana…” kata Gongshim. ” Tapi kita berteman? Bagaimana bisa aku melakukan itu pada temanku?” tanya Joonsoo. Mendengar Joonsoo menyebut kata ‘teman’, Gongshim benar – benar tak menyangka. Pria ini sangat baik. Berbeda jauh dengan Dan Tae. ” Ah…begini saja, daripada kau menganggapku orang yang lebih penting di kantor. Kau bisa menganggapku sebagai seorang senior..” kata Joonsoo. Gongshim pun makin kagum dengan sosok Seok Joonsoo.

Dengan girang, Gongshim berlari ke rumahnya dan memberitahu orangtuanya bahwa dia diterima bekerja. Orangtuanya tak percaya karena sebelumnya Gongshim mengatakan bahwa dia gagal dalam wawancara kerja. ” Kali ini aku  bersungguh – sungguh aku mendapatkan pekerjaan..” kata Gongshim. Dan begitu terkejutnya orang tua Gongshim, ketika Gongshim mengatakan bahwa dia lolos menjadi sekertaris president Star Group. GongMi yang mendengar kegaduhan ini pun keluar dari kamar. ” Apa katamu? Sekertaris President? Wah…kau pasti bercanda. Kau tidak tahu bagaiman seharusnya sekertaris itu. Mana bisa orang seperti mu menjadi sekertaris?” cibir GongMi. Gongshim sendiri juga hampir tidak percaya bahwa dia menjadi sekertaris President Star Group. Tapi dia diberitahu bahwa dia bisa mulai bekerja besok. Ibu Gongshim senang bukan main. Dia langsung memeluk anaknya. Sementara GongMi masih dengan ketidak percayaannya. Dan yang lebih parah lagi adalah ayah Gongshim. Beliau hampir pingsan!!.

Gongshim mulai membayangkan hal – hal indah bersama Joonsoo. Dia membayangkan dia menikah bersama Joonsoo dan tak mengundang semua temannya yang sudah mengabaikan Gongshim di pernikahan mereka. Bayangan hal indah itu pun membuat Gongshim senyum – senyum sendiri. Kemudian Gongshim sadar bahwa seharusnya dia tak memikirkan itu. ” Kau gila…gila..gila…” kata Gongshim pada dirinya sendiri sambil memukul – mukul kepalanya. Kedatangan Dan Tae membuatnya kaget. ” Kau pasti membayangkan hal yang tak sepantasnya karena kau memukul – mukul kepalamu sendiri. ” kata Dan Tae. Gongshim mencoba mengelak. Kemudian DanTae menebak bahwa pasti Gongshim suka pada Joonsoo. Tapi Gongshim masih coba mengelak. ” Besok Joonsoo mengajakku bertemu, aku tak tahu ada apa. Tapi mungkin dia tahu. ” kata Dan Tae. Wajah Gongshim berubah. ” Benarkah…apa itu benar – benar terlihat di wajahku kalau aku menyukainya? ” Gongshim kini mulai khawatir. Dan Tae pun mengangguk. Kemudian mereka membuat kesepakatan bahwa Dan Tae tak boleh mengatakan apapun pada Joonsoo. Namun Dan Tae memberikan syarat. Dia berencana pindah untuk hidup dengan ayahnya. Sedangkan kamar yang disewa ini dirasa cukup sempit untuk 2 orang. Dan Tae berencana untuk pindah. Tapi, karena dia baru tinggal sebentar dan dia sudah membayar uang sewa full selama 1 bulan, dia meminta beberapa uang sewanya dikembalikan. ” Bagaimana bisa seperti itu? Uang sewa yang sudah dibayarkan tak bisa dikembalikan. ” protes Gongshim.  ” Oke..baiklah…tapi tak ada jaminan bahwa aku tak mengatakan apapun pada Joonsoo. ” kata DanTae santai. Gongshim langsung buru – buru meralat perkataannya. Dia berjanji akan mengembalikan beberapa uang sewa Dan Tae.

” Ahh… Joonsoo – sshi….” panggil Dan Tae. Gongshim langsung memasang wajah senyum. Ketika dia menoleh, tak ada Joonsoo di belakangnya. Dan Tae telah mempermainkan nya. Dia mendengar suara tawa Dan Tae yang cukup keras karena berhasil mengelabuinya.

Ayah Joonsoo melontarkan lelucon yang tidak lucu bagi keluarganya saat makan pagi. Dia merasa aneh karena setiap kali dia melontarkan guyonan itu, para sekertaris nya tertawa terbahak – bahak. ” Jangan melontarkan lelucon itu lagi. Kau terlihat sangat rendah. Mereka semua pasti memaksa tertawa karena leluconmu..” kata Ibu Joonsoo. Kemudian nenek meminta Joonsoo untuk memanggil Dan Tae, karena dia ingin ke kuil. Joonsoo ingin mengatakan bahwa Dan Tae sudah memiliki pekerjaan. Tapi dipotong oleh ayah Joonsoo ya ga mengatakan bahwa mengapa nenek tak memakai supir rumah saja. Tapi nenek bersikukuh agar Joonsoo memanggil Dan Tae. Joonsoo pun tak bisa menolak.

Hari pertama Gongshim bekerja dan dia merasa gugup. Perutnya bergejolak. Tak biasanya dia merasa gugup seperti ini. Gongshim kemudian diantar ke mejanya. ” Siapa yang ada di belakangmu? ” tanya seniornya. Gongshim tak mengerti. Seniornya kembali mengulang pertanyaannya. Siapa yang ada di belakang Gongshim hingga Gongshim bisa menduduki jabatan keren seperti sekertaris President. ” Apa pekerjaan ayahmu?” tanya seniornya lagi. ” Aku tak punya siapa – siapa di belakangku. ” Gongshim menjawab polos. ” Ah…jadi kau tak ingin memberi tahu ku. Baiklah…duduklah disini dan President akan memanggilmu. ” kata seniornya. Gongshim mengucapkan terima kasih.

Gongshim sudah membayangkan bahwa dia akan menjadi sekertaris dan menjalankan pekerjaannya. Tak lama Ibu dan Ayah Joonsoo datang. Gongshim mengucapkan selamat pagi ke mereka berdua. Setelahnya dia mengikuti ayah dan Ibu Joonsoo masuk ke dalam ruangan president.

Ayah Joonsoo menceritakan kembali lelucon tentang Jjajangmyeon. Dia berharap Gongshim akan tertawa. Namun tidak. Gongshim memandang tanpa ekspresi ke arah ayah Joonsoo. Tidak seperti yang diharapkan oleh ayah Joonsoo. Ibu Joonsoo pun tertawa terbahak – bahak. Dia bisa membuktikan bahwa memang selama ini jika ada orang yang tertawa karena lelucon Jjajangmyeonnya orang tersebut pasti memaksakan senyumnya. ” Apa kataku…kita memilih sekertaris yang tepat..” kata Ibu Joonsoo. Gongshim menganggap ini sebuah pujian. Jadi dia mengucapkan terima kasih kepada ibu Joonsoo. Ayah Joonsoo merasa frustasi dengan sekertaris pilihan istrinya. Kemudian dia berpamitan untuk meeting.

Giliran ibu Joonsoo membriefing Gongshim. Dia mengatakan apa yang seharusnya dia lakukan sebagai sekertaris suaminya. ” Kau tidak boleh membocorkan rahasia pribadi CEO, President Direktur dan Direktur Seok kepada orang luar. Dan satu lagi. Semua yang berhubungan dengan President Direktur, termasuk hubungannya dengan para wanita. Kau harus memberitahu langsung kepadaku. ” kata Ibu Joonsoo. Gongshim mengangguk. ” Aku menerima mu karena aku mempercayaimu. Aku harap kau tidak mengecewakan ku. ” kata Ibu Joonsoo.

Ayah Dan Tae terlihat sedang mengamati keadaan rumah Joonsoo. Dia segera berlari ketika nenek Joonsoo keluar dari rumah. Nenek Joonsoo melihat ayah Dan Tae yang berlari setelah ketahuan melihatnya. Pikirannya teralihkan kepada Dan Tae yang datang dengan terburu – buru karena sudah terlambat. ” Mengapa kau datang terlambat?” tegur nenek. ” Maafkan aku…aku hanya terlambat tiga menit. Ah…nenek…kau terlihat lebuh muda…” kata Dan Tae. Mendengar pujian Dan Tae nenek langsung tersenyum.  ” Nenek…jika kau seperti ini disaat kita bertemu lagi nanti, mungkin kita bisa jadi teman. ” kata Dan Tae mencoba mengajak nenek bercanda. Namun nenek merasa bahwa guyonan Dan Tae sudah tak lucu. Oleh karenanya dia memarahi Dan Tae karena itu.

Nenek bersembahyang untuk Seok Joon Pyo, cucunya yang menghilang 26 tahun lalu. Dia berpesan kepada biksu kuil untuk menjaga agar lilin Joon Pyo tak mati. Biksu yang telah menjaga lilin Joon Pyo selama 20 tahun itu mengatakan akan terus menjaganya. Sementara Dan Tae menunggu nenek selesai di luar kuil.

Sesudah sembahyang nenek kembali ke mobilnya. Dia mengajak Dan Tae untuk makan mie dulu sebelum mereka pulang. ” Hmm…nenek….kau minta maaf…” kata Dan Tae dengan muka takut – takut. Ternyata Dan Tae telah membuat mobil nenek tergores sangat panjang. ” Aigooo…..ini bukan sedikit… tapi ini banyak…” kata nenek. Lalu dia meminta Dan Tae untuk segera pulang. ” Nenek….” kata Dan Tae dengan muka memelas. ” Apa lagi kali ini?” tanya nenek ketus. Dan Tae ingin minta ijin ke kamar mandi karena perutnya sakit. ” Aku akan kembali secepat aku bisa nek…” katanya, kemudian lari terbirit ke kamar mandi.

Selagi nenek menunggu di mobil.datanglah seorang nenek menanyakan dimana Dan Tae. Nenek menjawab bahwa Dan Tae ada di kamar mandi. Kemudian nenek itu memberikan sekantong sayuran untuk Dan Tae. ” Untuk apa kau berikan sayuran ini kepadanya. ” tanya nenek. ” Setelah dipikir – pikir aku merasa tak enak pada pemuda itu. Akulah yang menyebabkan goresan panjang di mobil mu ini. ” kata nenek itu. ” Jadi yang melakukan ini kau?!” Nenek Joonsoo tak percaya. Tadi, ketika  DanTae sedang menelpon kliennya, tiba – tiba terdengar bunyi ” BRAAKKK” cukup kencang dari belakang mobilnya. Nenek itu tidak bisa mengendalikan laju gerobaknya di jalanan menurun. Kemudian gerobaknya hilang kendali dan menabrak mobil nenek Joonsoo. Dan Tae panik. Nenek itu juga panik karena sudah menyebabkan goresan di mobil mahal. Dan Tae kemudian sadar bahwa yang menabraknya adalah seorang nenek – nenek miskin. Kemudian dia meminta nenek itu pergi. Seolah tak terjadi apa – apa. ” Pergilah nek… pergi dari sini. Aku tak melihatmu. Pergilah…” kata Dan Tae pada si nenek.

Di mobil, nenek masih tak berbicara apapun pada Dan Tae. Dan Tae menyangka bahwa nenek sangat marah kepadanya. ” Nenek…untuk masalah mobilmu, aku bisa menyicilnya dalam waktu 12 bulan. ” Dan Tae mencoba untuk bernegosiasi. ” Siapa kau, sehingga aku bisa mempercayaimu? ” kata nenek. ” Yeah…kau benar nek…” kata Dan Tae menyerah. Namun di belakang Dan Tae, nenek tersenyum melihat kelakuan Dan Tae.

Gong Mi meminta kepada pimpinan untuk menangani kasus yang melibatkan Star Group. Sebelumnya sudah ada pengacara yang menangani  hal ini. ” Kau tahu bahwa ini tak sesuai dengan etika pengacara kan?” tanya pimpinannya. Kemudian GongMi membocorkan rahasia bahwa pengacara yang menangani kasus Star Group sudah pindah ke Firma Hukum lain. Hal ini menjadi pertimbangan juga untuk pimpinan GongMi.

GongMi menyapa seorang pria yang ingin masuk ke dalam ruangan President Star Group. Dia menyapa dengan ramah. Ternyata pria itu adalah pria yang sempat dimaki oleh Gongshim dengan ” anjing ” , namun Gongshim tak mengingatnya. Setelah dia sadar. Senyumnya berubah menjadi kaku. Lalu president Star Group memanggil pria itu untuk masuk ke dalam ruangannya. Pria itu heran mengapa Gongshim bisa menjadi Sekertarisnya. ” Istriku yang memilihkannya untukku. Aku tak dapat memecatnya. Tapi kita bisa membuatnya keluar dengan sendirinya. ” kata ayah Joonsoo. ” Apakah kalian mau aku buatkan teh?” tanya Gongshim. ” Anjing tidak minum teh. ” kata Pria teman President Star Group. Tapi ayah Joonsoo meminta Gongshim untuk menyiapkan teh setelah 20 menit. Dengan patuh Gongshim menuruti perintahnya.

GongMi mengunjungi Star Group. Dia berharap dia bisa bertemu dengan Seok Joon Sok untuk bisa membicarakan hukum perusahaan mereka. Namun yang datang adalah karyawan Star Group dan bukan Seok Joon Soo. Gongmi terlihat kecewa. ” Maaf…aku diberitahukan bahwa Director Seok yang akan membahas masalah ini. ” kata GongMi. ” Aigo…..Director Seok adalah orang penting. Untuk apa dia mengurusi masalah seperti ini. Kau bisa berbicara saja denganku. ” kata staff tsb.

Joonsoo datang menemui Gongshim. Mereka mengobrol satu sama lain. Joonsoo bertanya bagaimana hari pertama bekerja Gongshim. Gongshim menjawab bahwa sekarang semua nampak membingungkan. ” Apakah kau melakukan kesalahan di hari pertama mu?” tanya Joonsoo lagi. Kemudian Gongshim menceritakan bahwa dia diminta untuk membuat teh setelah 20 menit. Tapi kemudian dia dimarahi karena dia belum menyiapkan mobil Presdir. Cerita ini pun membuat Joon Soo tertawa. Keakraban mereka tanpa sengaja dilihat oleh GongMi.  GongMi shock. Pria incarannya terlihat akrab dengan adiknya. Gongshim menyadari kehadiran GongMi. Namun GongMi buru – buru memberi kode abaikan saja dirinya. Kemudian GongMi pergi. Dia masih tak menyangka bahwa adiknya yang jelek bisa akrab  mengobrol dan bercanda bersama Direktur Seok.

Ayah Joonsoo datang menemui nenek. Tapi sekertaris nenek mengatakan bahwa nenek sedang ada tamu. ” Siapa tamunya?” tanya ayah Joonsoo. Sekertarisnya mengatakan bahwa tamunya adalah supir yang mengantarkan nenek,Dan Tae. Atah Joonsoo jiga bertanya – tanya. Mengapa nenek mengundang seorang supir masuk ke dalam kantornya. Ayah Joonsoo masuk dan nenek segera menyudahi pembicaraannya dengan Dan Tae. Dan Taepun pamit. Ayah Joonsoo bertanya mengapa supir itu berada di sini. ” Itu bukan urusan mu…” kata nenek.

Dan Tae memilih turun lewat tangga karena lift sudah tertutup. Tapi dia mengurungkan niatnya karena dia melihat ada Gongshim sedang dibully oleh kedua seniornya di sana. Mereka berdua melihat Gongshim mengobrol dengan Seok Joonsoo. ” Kau pikir kau siapa bisa mengobrol akrab dengan Direktur Seok? Kau diterima hanya karena wajah jelekmu. Dengan begitu, Presdir tidak akan melirikmu. ” kata seniornya itu kemudian meninggalkan Gongshim. Hati Gongshim terasa perih. Dia menangis. Dan Tae menyaksikan semuanya.

Dan Tae kemudian menyapa Gongshim di depan lift. Seolah tak terjadi apa – apa. Gongshim menanggapinya dengan malas. Gongshim bertanya apa yang dilakukan Dan Tae disana. ” Aku membuat beberapa kesalahan. Aku datang kemari untuk memperbaikinya. ” kata Dan Tae. Kemudian Gongshim memberikan beberapa nasihat untuk Dan Tae. Dan Dan Tae mendengarkan dengan patuh. Percakapan ini tanpa sengaja diketahui oleh Presdir. ” Siapa pria yang baru saja berbicara denganmu?” tanya Presdir. ” Ah…namanya adalah Ahn Dan Tae. ” jawab Gongshim. ” Ya…tapi siapa dia..?” tanya Presdir lagi. ” Dia adalah Ahn Dan Tae…” jawab Gongshim lagi. Presdir geregetan. Maksud dia adalah ada hubungan apa antara Gongshim dengan Ahn Dan Tae.

Presdir meminta Gongshim menceritakan semua tentang Dan Tae. Awalnya dia tak mau. Namun karena yang meminta adalah atasannya, jadi dia menceritakan semua yang dia tahu tentang Ahn Dan Tae. Dan dia juga mengatakan bahwa Ahn Dan Tae adalah seorang pengacara. ” Apa? Pengacara?” Presdir tak percaya. ” Aku awalnya juga tidak percaya. Tapi dia memang benar pengacara. Aku pernah datang ke kantor firmanya. ” kata Gongshim. Kemudian Gongshim diberi tugas oleh Presdir untuk mencari tahu tentang Ah Dan Tae. ” Ini adalah tugasmu sebagai seorang sekertaris. Dengan ini kau bisa membuktikan apakah kau layak menjadi seorang sekertaris atau tidak. ” kata Presdir.

Gongshim memegang ponselnya dengan ragu – ragu. Haruskah dia menghubungi Dan Tae atau tidak. Tapi ini adalah tugas dari Presdir untukknya sebagai sekertaris. Dia ingin membuktikan bahwa dia juga mampu bekerja sebagai Sekertaris. Dia menelpon Dan Tae dan berbicara dengan lubang hidung ditutup sebelah. Dan Tae tak percaya bahwa Gongshim menghubunginya. ” Ada apa dengan suaramu? Apakah kau sedang flu?” tanya Dan Tae. “Tidak sedang flu. Aku hanya ingin bertanya apakah kau punya waktu malam ini?” tanya Gongshim. Awalnya Dan Tae berkata bahwa dia ingin bertemu dengan seseorang malam ini. Dia ingat peristiwa Gongshim dibulli tadi. Akhirnya dia putuskan untuk menemui Gongshim malam itu.

” Mengapa kau tiba – tiba tertarik pada ceritaku ?” tanya Dan Tae curigam ” Heyy…tentu saja aku tertarik..kuta kan bisa bicara sebagai teman. ” kata Gongshim. Dan Tae berniat untuk mengambilkan minuman lagi. Dari obrolan tadi, Gongshim semakin yakin bahwa Dan Tae bukanlah tipenya. Dan Tae orang yang kuat minum. Jadi Gongshim berencana untuk membuatnya mabuk agar Dan Tae mengatakan semua kisah hidupnya. ” Orang mabuk tak akan pernah berbohong…” kata Gongshim. Gongshim kemudian mencampur soju dan bir kedalam gelas Dan Tae. Ibu pemilik kedai meminta Gongshim agar pindah dari tempat duduknya sekarang karena ada tamu rombongan yang butuh kursi lebih. Kemudian dia membantu Gongshim membawa minuman ke meja. Tanpa Gongshim sadari minumannya tertukar dengan milik Dan Tae.

Begitu Dan Tae kembali, mereka langsung menenggak minuman mereka masing – masing. Sepertinya Gongshim menyadari bahwa minumannya tertukar dengan Dan Tae. Tapi minuman itu telah diminum habis olehnya. Gongshim langsung menjatuhkan kepalanya diatas meja.

Setelah itu Gongshim mulai mengoceh. Pipinya memerah, tanda bahwa dia sudah mabuk berat. ” Aku….aku bukan type orang yang suka mengatakan ini kepada orang lain. Tapi aku mengatakannya kepadamu…” oceh Gongshim. Gongshim mengatai dirinya sendiri bodoh. Bukan bodoh karena dilihat dari penampilannya. Tapi dia memang bodoh. Bahkan dia tak hapal perkalian dengan benar. ” Ahn Dhan Taek….” panggil Gongshim. ” Kau salah memanggil namaku. Bukan Ahn Dham Taek, tapi Ahn Dan Tae…” koreksi Dan Tae, tapi karena Gongshim sedang mabuk, tetap saja dia salah mengucap nama. ” Kau sudah melihat wajah kakakku kan? Kau menyukainya? Kau pasti menyukainya karena semua lelaki menyukainya. ” kata Gongshim dalam mabuknya. Dia mengatakan bahwa kesalahannya adalah menjadi jelek. Permainan yang dia sukai adalah petak umpet. Dari dulu, ibu dan ayahnya hanya selalu memanggil nama kakaknya. Oleh karena itu dia selalu bersembunyi sampai tengah malam. Nanti orang tuanya akan pergi mencarinya. Dan dia merasa senang akan hal itu. Oleh karena itu dia akan terus bersembunyi dimana orang tuanya tidak bisa menemukannya. Dan Tae menjadi pendengar yang baik malam itu. Dia melihat sepertinya Gongshim benar – benar melimpahkan seluruh perasaannya. Kemudian Dan Tae mengajak Gongshim untuk pulang karena Gongshim sudah benar – benar mabuk. Tapi Gongshim menolak. ” Kau tahu aku baru bisa makan paha ayam di umur ku yang ke 20. Karena apa? Karena setiap kali memesan, ayah dan kakakku yang selalu makan bagian itu. Wah…aku tak tahu bahwa rasa paha ayam seenak itu. ” kata Gongshim.

Dengan sempoyongan Dan Tae berusaha mengajak Gongshim pulang. Gongshim terus menolak. Dia bahkan meminta Dan Tae unyuk bermain petak umpet kemudian baru pulang. ” Baiklah…kita main satu putaran kemudian kita pulang…” kata Dan Tae setuju. Kemudian Gongshim berlari untuk sembunyi. Dan Tae mencarinya. Di sepanjang jalan menuju pulang. Hampir saja Dan Tae tak menemukannya. Kemudian dia melihat ada plastik bergerak – gerak di sela – sela sampah. Dan Tae mengambil plastik itu. Ternyata di dalamnya ada kepala Gongshim.  Dan Tae terkejut bukan main. Bagaimana nisa wanita itu bersembunyi di tempat sampah. Mengerikan. Tapi Gongshim justru terbahak – bahak. Dia merasa bahwa Dan Tae bodoh tak bisa menemukannya. ” Wahhh… lucu sekali. Kau dari tadi bolak – balik di jalan ini dan tak menemukanmu kan? Sangat lucu sekali. ” kata Gongshim sambil terus tertawa. Dan Tae makin sedih menatap Gongshim. ” Gongshim…kau tak bisa bersembunyi di tempat seperti ini…” katanya. Gongshim bahkan meminta Dan Tae untuk mengambil foto dirinya di tempat sampah tsb. Dan Tae menurutnya.

” Ah…tak bisa…kau bersembunyi terlalu lama. Ayo kita main 1 putaran lagi. ” Gongshim kemudian segera berlari untuk bersembunyi. Dan Tae kembali mencari Gongshim. Di sepanjang jalan dia berteriak memanggil nama Gongshim. Kemudian dia melihat wig Gongshim di rumah seekor anjing. Bukan hal yang mustahil jika Gongshim bisa bersembunyi disana jika sebelumnya dia pernah bersembunyi di tempat sampah. ” Gongshim…ayo pulang….keluar dan pulanglah…” ajak Dan Tae. Tapi Dan Tae terkejut karena yang keluar adalah anjing yang menggunakan wig Gongshim. Dan Tae kembali mencari Gongshim. Dia menemukan sepatu Gongshim di depan ember besar. Dengan takut – takut dia membuka wadah itu. Benar saja. Gongshim pulas tertidur di dalam.

Dan Tae menggendong Gongshim pulang. Gongshim masih terus mengoceh dalam tidurnya. ” Supir…kau pernah mendengar ada orang diterima kerja karena kejelekannya. Apa salahnya dengan hal itu? Aku seharusnya berterima kasih akan hal itu…” kata Gongshim. Dan Tae tak mengatakan apa – apa. Begitu banyak perasaan yang Gongshim simpan sendiri selama ini. Kesedihannya, keterpurukanya. Dan Tae hanya mendengarkan tanpa berkata apapun.

Keesokan harinya Gongshim masih merasa mual sisa mabuk semalam. GongMi juga mengeluhkan mengapa adiknya minum terlalu banyak padahal dia harus bekerja. ” Aku juga menyesal, jadi jangan memarahiku..” kata Gongshim. GongMi kemudian bertanya apakah Gongshim dekat dengan Seok Joonsoo. Gongshim mengatakan bahwa dia tak bisa menceritakan apapun tentang Seok Joon Sok. Ini salah satu tugas sekertaris nya. GongMi pun berpura – pura tak butuh info apapun dari Gongshim. Gongshim menerima pesan text dari Seok Joon Sok. Yang mengatakan bahwa ada slot kosong di kursus carpenternya. Jadi Gongshim diminta mendaftar pas jam makan siang. Gongshim tersenyum lebar. Tetapi kemudian ibunya meminta Gongshim untuk mencicipinya masakannya. Gongshim meninggalkan ponselnya dalam keadaan terbuka. GongMi ya ga tahu bahwa Gongshim mendapat pesan text dari Direktur Seok pun melihat sms itu tanpa sepengetahuan Gong Shim. Entah rencana apa yang dia buat akan hal ini.

Dan Tae menyapa Gongshim yang hendak berangkat kerja. ” Gongshim sshi… apakah kau akan berangkat kerja? Kau terlihat sangat mabuk semalam…” kata Dan Tae. Dengan malu – malu Gongshim mengatakan kepada DanTae bahwa sebaiknya Dan Tae melupakan apa yang terjadi semalam. Dan Tae pun mengatakan demikian. ” Sebaiknya juga aku menghapus foto mu…” kata Dan Tae. Begitu DanTae menyebut kata ‘foto’,  Gongshim teringat kejadian semalam. Dia ingat saat dia meminta foto di tempat sampah. Gongshim buru – buru ingin merebut ponsel dari tangan Dan Tae.

Gongshim meminta agar Dan tae menghapus  foto itu dulu. ” Aku akan mengirimkan ya kepadamu dulu. Kau harus lihat wajahmu semalam. Lalu kau hapus sendiri. ” kata Dan Tae. Gongshim setuju. Celaka!!  Dan Tae salah mengirim fotonya, bukan ke Gongshim melainkan ke Joonsoo. Dan Tae berpura – pura tak terjadi apa – apa. Diam – diam dia ingin melarikan diri. Tapi tiba – tiba rambutnya ditarik ke belakang oleh Gongshim. “AYOOO…KITA MATI BERSAMA – SAMA…!!!” teriak Gongshim. Pagi itu suasana sudah gaduh oleh teriakan Gongshim dan teriakan kesakitan Dan Tae.

Karena Gongshim gagal mencari tahu tentang.ga DanTae, presdir nampak tak semakin menyukainya. ” Aku beri kau waktu 2 hari untuk mencari tahu siapa Ahn Dan Tae. Jabatanmu sebagai sekertaris akan dipertaruhkan disini. Kalau kau tidak bisa, kita lihat apakah kau masih bisa menjadi sekertaris. ” kata Presdir.

Gongshim dilema. Ini Jam makan siang. Jika dia mendaftar untuk kursus carpenter, dia pasti akan bertemu dengan Joonsoo. Sementara kejadian memalukan baru saja terjadi tadi pagi. Bagaimana bisa dia bertemu dengan Joonsoo setelah Joonsoo menemukan foto melakukannya ketika mabuk? Tetapi akhirnya Gongshim memutuskan untuk mendaftar. Dalam perjalanannya GongMi menelponnya. Sebelumnya GongMi sudah membaca pesan Joonsoo yang ditujukan kepada Gongshim. Dia ingin mendaftar di kursus carpenter itu. Kemudian dia menelpon Gongshim, meminta tolong agar Gongshim membantunya mengambil Cap di rumah. ” Aku sibuk…aku harus pergi ke suatu tempat…” kata Gongshim. Tapi GongMi tetap memaksa agar Gongshim mengambil capnya. ” Mengapa kau melakukan ini kepadaku?” Gongshim terlihat frustasi. Gongshim terburu – buru mengambil cap di rumah. Tak lama GongMi menelpon kalau ternyata Capnya ada dan terselip. Gongshim kesal bukan main.

Ternyata maksud dari semua itu adalah, GongMi tak ingin adiknya yang mendaftar kursus itu. Melainkan dia yang mendaftar. Benar saja, sewaktu Gongshim kesana, dia sudah tidak bisa mendaftar karena sudah terisi. Gongshim pulang dengan kecewa.

Joonsoo bertemu dengan Dan Tae di sebuah taman. Dan Tae meminta JoonSoo untuk menghapus photo Gongshim yang tadi pagi dia kirimkan. “ Mengapa kau mengirimkannya kepadaku, jika kau minta aku menghapusnya? Aku akan menyimpan photo itu dan aku lihat jika aku merasa sedih. “ kata JoonSoo sambil tersenyum. “ Begini…aku secara tidak sengaja mengirimkan photo itu. Photo itu adalah di saat Gongshim sedang mabuk dan…..” Dan Tae tak meneruskan kata – katanya. Dia tak ingin mengatakan betapa kacaunya Gongshim tadi malam. Dia hanya terus meminta Joonsoo untuk menghapus photo tsb. “ Ah….aku jika ingin merasakan minum bersama dengan Gongshim dan bermain petak umpet seperti itu. Aku tak pernah melakukannya. “ kata Joon Soo. Joon Soo kemudian berkata bahwa malam nanti dia akan bertemu dengan Gongshim. “ Apa yang harus aku lakukan jika aku bertemu dengannya nanti malam?’ tanya JoonSoo. “ Kau akan bertemu dengannya? Nanti malam? Dimana?” tanya Dan tae. Joonsoo kemudian menceritakan tentang kursus menjadi carpenter. DanTae tersenyum.  Ada arti di balik senyumnya.

Di tempat kursus carpenter, JoonSoo terus memandang meja yang kosong. Dia berharap Gongshim yang akan datang dan menempati meja itu. Tapi harapannya tidak tercapai. Justru Gongmilah yang datang dan menjadi peserta baru. GongMi memperkenalkan diri di hadapan yang lain. Kemudian disaat diantar di mejanya, dia melirik ke arah JoonSoo yang tengah serius dengan pekerjaannya.

Sementara itu, Gongshim terus berusaha untuk mendapatakan cerita lengkap tenteng siapa Ahn Dan Tae. Dia pun berkunjung ke kantor dan Tae. Namun tak ada orang disana. Gongshim melihat ada beberapa buah foto di atas meja. Foto tentang beberapa orang yang tengah berkelahi. Tiba – tiba ‘ PRAAANGGG….’ bunyi kaca dipecahka. Gongshim kaget dan langsung berlindung di bawah meja. Beberapa orang dengan berbadan tegap masuk dan di tangan mereka membawa pemukul. Mereka bertanya dimana Ahn Dan Tae. Gongshim yang tak tahu apa – apa terlihat gemetar. Salah satu pria tsb mendatangi Gongshim dan bertanya dimana Dan Tae. “ Aku tak…tahu….” kata Gongshim gemetar. Tapi lelaki itu tak percaya. “ Aku benar…benar…tak tahu dimana dia. Kenapa kalian melakukan ini? Kalian tak seharusnya melakukan ini…” kata Gongshim. Kata – kata ini membuat lelaki itu makin marah. Dia mengayunkan pukulan ke arah Gongshim. Tetapi ada tangan yang menghentikannya. Ahn Dan Tae.

Dia menepiskan tangan  berandal itu. Kemudian mendekati Gongshim, “ Kau tidak apa – apa?” tanya Dan tae. Gongshim mengangguk lemah. Jelas sekal bahwa dia ketakutan. “ Minta maaf kepadaku karena kau sudah merusak kantorku dan sudah membuat wanita ini takut. “ kata Dan Tae. Namun sepertinya berandalan tsb tak mendengarkan. “ Kau ingin menyelesaikan ini menngunakan hukum atau tinju? “ tanya Dan tae lagi.

Akhirnya mereka sepakat untuk berduel di luar. Gongshim memandangi Dan Tae dengan cemas. Dan Tae harus melawan kelompok berandalan itu sendirian. Tanpa senjata pula. Itu yang membuat Gongshim khawatir. Para berandalan itu tampak menakutkan. Akhirnya Dan Tae melawan para berandalan tsb. Dengan kemampuan yang dia miliki dia bisa mengatasi berandalan itu semua. Kemudian dia menghampiri Gongshim yang duduk di tangga depan kantornya. Bertanya apakah Gongshim baik – baik saja atau tidak. Gongshim mengangguk perlahan. Kemudian terdengar suara mobil polisi. Bibi Ji Won datang bersama mereka. Dan Tae kemudian meneui polisi. Sepertinya dia sudah mengenal polisi tsb. Kemudian Dantae diminta untuk ikut ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

Gongshim dan bibi Jiwon membersihkan sisa – sisa keributan di kantor. Gongshim akhirnya tahu bahwa Dan Tae adalah bekas narapidana. Bibi Jiwon menceritakan kehidupan Dan Tae. Dulu sewaktu masih di bangku sekolah, Dan Tae mengalami kasus pembulian dan akhirnya dia dimasukkan ke dalam penjara.  Dulu lawannya adalah seorang anak orang kaya sehingga dia tidak dipenjara dan hanya Dan Tae yang dipenjara. Itu semua karena DanTae miskin dan tak memiliki kekuatan apapun. “ Ahh..jadi sebabnya sekarang dia menjadi pengacara. Mingkin dia ingin membantu yang lemah. “ kata Gongshim. “ Bukan…aku rasa bukan itu. Dia hanya membayar arsa bersalahnya. “ kata bibi Jiwon. Gongshim tak mengerti apa yang dimaksudkan dengan membayar rasa bersalahnya. “ Dulu Ibu Dan Tae meninggal sewaktu dia ada di penjara. Dia tak bisa menemani ibunya di saat terakhirnya, itu sebabnya dia melakukan ini semua untuk membayar rasa bersalahnya kepada sang ibu. “ kata bibi Jiwon.

Dan Tae kembali dari kantor polisi di saat Gongshim dan bibi Jiwoon telah selesai merapikan kantor. Dan Tae dan Gongshim kemudian pulang bersama.

“ Ah…aku pikir aku kan mati disana..” kata Gongshim. “ Mengapa kau bisa berkata seperti itu kepada para berandal?’ tanya Dan Tae. Gongshim agak berteriak kesakitan. Sepertinya pergelangan tangannya terluka. Benar saja, di saat Dan Tae melihat pergelangan tangan Gongshim, ada darah. Kemudian Dan Tae menggandeng tangan Gongshim. Tapi tiba – tiba Gongshim melepaskan genggaman tangan Dan Tae dan dengan ekspressi wajah panik dia memegang kepala Dan Tae. Dan Tae bingung. “ Ahh…bagaimana ini…keluar darah dari kepalamu..” kata Gongshim cemas. Dahi Dan Tae terlihat terluka dan mengeluarkan darah.

Tak lama Gongshim menyadari bahwa wajahnya terlalu dekat dengan wajah Dan Tae. Kemudian dia segera melepaskan tangannya dengan sikap gugup.

……………………………………………………………..

 

Exit mobile version