Home Film Korea Sinopsis Beautiful Gongshim – Eps 16

Sinopsis Beautiful Gongshim – Eps 16

0

Joonsoo kembali dari perjalanan bisnisnya di China.  Dia mengingatkan DanTae akan janji mereka untuk bertemu.  Mereka berdua pun merencanakan pertemuan malam itu di jam 6 sore.

1Tujuan DanTae ingin bertemu dengan Joonsoo adalah dia ingin memberitahukan semua pada Joonsoo.  Dia ingin mengatakan bahwa dia adalah Seok JunPyo.  Dan Ibu Joonsoo adalah tersangka yang menculik dirinya sewaktu dia masih kecil.  Dengan begitu Joonsoo tak perlu menutupi kesalahan ibunya,  karena dia sudah mengetahui semua.  DanTae merasa bahwa itu adalah keputusan yang Bagus.

Tiba – tiba Gongshim mengetuk pintu.  DanTae menyuruhnya masuk.  Ternyata beberapa waktu lalu,  Gongshim sudah melamar pekerjaan yang berhubungan dengan hobinya menggambar.  Dan sekarang perusahaan itu memanggilnya untuk melakukan wawancara.  Gongshim meminta bantuan DanTae untuk membantunya melakukan latihan interview.  DanTae dengan senang hati membantunya. ” Mereka mungkin akan melakukan pertanyaan yang keras untukmu,  apakah kau siap untuk itu Gongshim? ” tanya DanTae.  ” Ya.. Aku siap.  ” kata Gongshim percaya diri.  DanTae mulai membantunya memberikan beberapa pertanyaan.  Tetapi pertanyaan yang dilontarkan DanTae memang sangat kejam.  Gongshim menahan amarahnya.  Sambil dia mengepalkan tangannya.

Tanpa sadar,  karena DanTae terus mengeluarkan kata- kata yang membuatnya marah,  Gongshim mencekik DanTae.  DanTae meronta kesakitan.  Kemudian Gongshim sadar apa yang sedang ia lakukan.  Ia segera melepaskan tangannya.  Dengan wajah ketakutan,  Gongshim meminta maaf.  ” Gongshim,  apa kau memiliki masalah untuk mengontrol amarahmu?  Kau tak boleh melakukan itu di wawancara sungguhan nanti.  ” kata DanTae.  ” Ya.. Aku minta maaf.  Aku tak bisa mengontrol amarahku.  Aku hanya merasa sangat marah tadi.  ” jawab Gongshim.  Kemudian DanTae mengajak Gongshim bertemu kembali nanti malam setelah dirinya bertemu dengan Joonsoo.  Gongshim sempat bertanya,  mengapa DanTae harus bertemu dengannya setelah bertemu dengan Joonsoo.  DanTae hanya tersenyum.  ” Yeah.. Aku pikir kau tak akan mengatakannya kepadaku.  ” kata Gongshim dan segera berpamitan.

Di depan rumahnya,  Gongshim penasaran apa yang akan DanTae katakan kepadanya.  DanTae sebenarnya akan mengatakan alasan mengapa dia tak bisa mengatakan bahwa dia menyukai Gongshim.  Dia akan mengatakan bahwa dia bukanlah Ahn DanTae melainkan Seok JunPyo.

Sementara itu,  Joonsoo sudah mengumpulkan keluarganya di rumah.  Dia ingin memberitahukan pengumuman bahwa DanTae adalah Seok JunPyo lewat hasil tes darah yang sudah ia minta beberapa saat lalu.  ” Joonsoo.. Apa yang ingin kau sampaikan?  Kau sudah membuat kita menunggu terlalu lama.  ” kata Seok Dae Hwang.  Joonsoo tak percaya dengan hasil tes genetik di tangannya.  Hasilnya menunjukkan bahwa DanTae bukanlah JunPyo.  ” Aku sangat yakin bahwa DanTae adalah JunPyo.  Aku tak percaya ini.  ” kata Joonsoo dalam hati.  Sementara TaeCheol terlihat gelisah.  Dia takut Joonsoo akan membongkar rahasianya dan mungkin saja DanTae adalah benar JunPyo.  Nenek kembali menegur Joonsoo yang sudah membuat mereka menunggu terlalu lama.  Joonsoo memasukkan tes tsb ke saku di jasnya dan dia segera datang ke tempat semua orang menunggu.  Apa yang akan disampaikan Joonsoo?

Wajah TaeCheol tampak sangat tegang.  Dia menunggu apa yang akan Joonsoo katakan.  ” Aku… Akan menyerahkan surat pengunduran diriku ke perusahaan besok.  ” kata Joonsoo.  Tentu saja berita ini membuat ibunya shock.  Joonsoo yang akan mewarisi Star Grup.  Lalu mengapa dia mengundurkan diri?  Nenek juga merasa tak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Joonsoo. Joonsoo tak ingin bekerja disana sebagai bagian keluarga dari Star Grup.  Sebaliknya,  dia ingin berusaha untuk mendapatkan sukses dan berhasil dengan usahanya sendiri.  ” Apakah kau ingin membuka bisnis di luar Star Grup? ” tanya nenek.  Joonsoo mengangguk.  ” Aku tak mengerti apa yang kau katakan,  tapi mengapa kau menempuh jalan yang lebih susah? ” tanya nenek kandungnya.  Ibunya juga bertanya apakah terjadi sesuatu pada Joonsoo,  karena pernyataan Joonsoo dianggap tidak masuk akalnya.  Joonsoo hanya minta maaf kemudian pergi ke kamarnya.  Ibunya hendak mengejar namun dihalangi oleh ayahnya.

Joonsoo masuk ke dalam kamarnya dengan lesu.  Dia membuka kembali hasil tes genetik yang di dapatkannya.  Hasilnya tidak cocok.   Joonsoo masih tak percaya dengan apa yang sudah ia lihat sebelumnya.  Dugaannya salah selama ini.  Ahn DanTae bukanlah Seok JunPyo.

Ternyata ada kejadian sebelumnya.  Ini semua adalah siasat DanTae.  DanTae melihat saat Joonsoo datang ke rumahnya,  kemudian Joonsoo mencuci tangannya di kamar mandi.  Dia melihat sekilas bahwa Joonsoo memegang sikat giginya.  Dari situ dia tahu bahwa Joonsoo akan berbuat sesuatu dengan sikat giginya.  Kemudian dia meminta Goo Nam untuk mengambil sikat giginya.  DanTae ingin menukar sikat giginya dengan sikat gigi milik Goo Nam.  Itulah sebabnya mengapa hasil tes genetik mereka tidak cocok.

Yeom Tae Hee bertanya kepada kakaknya apakah ada yang terjadi dengan Joonsoo.  Mengapa Joonsoo tiba – tiba meminta untuk mengundurkan diri.  ” Tak ada yang terjadi.  Mungkin saja dia merasa terlalu nyaman akhir – akhir ini.  ” kata TaeCheol.  Tae Hee mengkhawatirkan jika tiba – tiba nenek menemukan Joonsoo dalam waktu genting seperti ini.  TaeCheol kemudian mengatakan bahwa dia sudah menemukan Ahn Soo Young.  TaeCheol menceritakan bahwa Soo Young sedang koma di RS.  Entah karena berjuang melawan penyakit atau koma karena bertengkar.  ” Ahn DanTae adalah anaknya.  Jika dia sadar,  maka dia akan menceritakan semua kepada DanTae.  ” kata Tae Hee.  Tae Cheol berkata,  jika DanTae mengatakan semua kebenarannya,  maka dia dan Tae Hee akan berakhir.  ” Disaat dia kehilangan JunPyo,  kau bilang biarkan saja itu berlalu.  Kau ingat itu kan? ” kata TaeCheol.  ” Mengapa kau tiba – tiba mengatakan itu? Hanya awasi terus saja dia.. ” kata Tae Hee.  Tanpa mereka ketahui,  Joonsoo mendengarkan percakapan mereka.  Dia tidak tak tahu harus bersikap seperti apa.  Dia perlahan kembali ke kamarnya.

Joonsoo tak menyangka bahwa ibunya juga terlibat dalam hal ini.  Dia menyenderkan tubuhnya ke dinding kemudian terduduk.  Tak berdaya.

Bibi Jiwoon kembali mengunjungi Ahn Soo Young di ICU.  Tiba – tiba Ahn Soo Young menunjukkan tanda – tanda akan sadar.  Tak berapa lama,  dia membuka matanya.  Hal ini tentu saja membuat bibi Jiwoon terkejut.  Dengan tergesa – gesa,  dia berlari memanggil suster.  Tak berapa lama,  anak buah TaeCheol muncul disana.  Dia segera menelpon Tae Cheol.  Mengatakan bahwa Ahn Soo Young telah sadar dari komanya dan dia membuka matanya.  Dia bertanya apakah dia harus membereskan Ahn Soo Young sekarang juga?  ” Apakah dia membuka matanya?  Aku perlu melihatnya sendiri dengan dua mataku.  Tunggu aku,  aku akan segera kesana.  ” kata TaeCheol dan dia segera pergi.  Joonsoo yang melihat pamannya pergi dengan terburu – Buru segera pergi mengikutinya.

DanTae sangat senang ketika dia diberitahu bahwa ayahnya sudah sadar.  Dia segera berangkat menuju Rumah Sakit. Dantae terus tersenyum di sepanjang perjalanan ke rumah sakit.  ” Ini Bagus,  ayah sudah sadar.  Semuanya akan menjadi baik sekarang.  ” kata DanTae.

TaeCheol bertemu dengan anak buahnya di RS.  Dia meminta anak buahnya untuk kembali ke ICU sementara dia sendiri menelpon Bibi Jiwoon.  Joonsoo terus mengikuti kemana pamannya pergi.  TaeCheol menelpon bibi Jiwoon mengatakan kalau dia datang untuk memberikan hadiah untuk Soo Young.  Bibi Jiwoon mengatakan bahwa dia tak bisa menemui sahabat kakak iparnya itu.  Tapi TaeCheol mengatakan bahwa itu tak akan lama.  Akhirnya bibi Jiwoon mau menemui teman kakak iparnya itu di loby.  Saat bibi Jiwoon pergi ke loby,  TaeCheol naik ke atas untuk menemui Soo Young.  Di belakangnya,  Joonsoo terus mengikutinya.  TaeCheol melihat bahwa Ahn Soo Young sudah membuka matanya.  Kemudian dia segera pergi.  Di belakangnya,  Joonsoo mengikutinya.  Dia melihat juga ayah DanTae yang sedang terbaring di ICU.  Dia ingat wajah itu saat dia mengunjungi rumah DanTae untuk pertama kalinya.  Kala itu Soo Young mendatangi Rumah atap DanTae.  Dan DanTae memanggilnya ” ayah”.

TaeCheol kemudian meminta anak buahnya untuk melaksanakan apa yang sudah mereka rencanakan.  Saat anak buahnya itu menuju ruang ICU,  dia berpapasan dengan Joonsoo.  Namun Joonsoo tak menaruh curiga karena dia tak mengenal pria tsb.  DanTae yang tiba di RS,  bertemu dengan bibi Jiwoon di loby.  Dia menanyakan keadaan ayahnya.  Bibi Jiwoon mengatakan bahwa ayahnya sudah membuka matanya. ” Dia belum mengenali kita.  Tapi dokter mengatakan bahwa kondisinya akan membaik.  ” kata Bibi Jiwoon.  Lalu DanTae bertanya mengapa bibinya ada di loby.  Bibinya mengatakan bahwa dia sedang menunggu teman ayahnya dari militer.  Tapi temannya itu tidak muncul bahkan temannya itu juga tidak mengangkat teleponnya.  DanTae kemudian segera berpamitan ingin melihat ayahnya.  Bibinya berkata bahwa dia akan menyusul nantinya.

DanTae menaiki lift.  Dia agak tertegun karena dia melihat Joonsoo yang keluar dari lift di sebelahnya.  Namun dia tak tahu mengapa Joonsoo berada di sana.  Dia juga tak sempat menyala karena pintu lift segera tertutup.

Anak buah TaeCheol masuk ke dalam ruang ICU.  Ahn Soo Young yang melihatnya,  tapi tak bisa berbuat apapun.  Anak buah TaeCheol,  dengan disaksikan Ahn Soo Young,  mulai melepas alat bantu pernapasan Ahn Soo Young.  Soo Young yang melihatnya tak dapat melakukan apapun.

DanTae melihat para suster dan dokter dengan tergesa – gesa menuju ke ICU.  Dia berpikir mereka bukan mengurusi ayahnya karena ayahnya baru saja bangun.  Tapi dia segera berlari setelah ingat bahwa hanya ayahnya yang berada di ICU.  Benar saja,  dokter dan perawat sedang berusaha menyelamatkan ayahnya.  DanTae tak tahu apa yang sedang terjadi.  Dia hanya bisa berteriak memanggil nama ayahnha.  Kemudian salah satu dokter keluar untuk menenangkan DanTae.  Dokter mengatakan bahwa dia juga tidak tahu apa yang terjadi.  Yang terpenting saat ini dia berusaha untuk menyelamatkan ayah DanTae terlebih dulu.  Tak lama bibi Jiwoon datang.  Dia melihat DanTae yang histeris.  Dia bertanya apa yang terjadi.  ” Bibi.. Mungkin hal yang buruk terjadi pada ayah.  ” kata DanTae.  Kemudian Bibi Jiwoon memelum DanTae yang menangis.

Sementara itu Joonsoo juga tak tahu apa yang terjadi. Dia tak tahu apa yang sedang direncanakan oleh pamannya.  Tentu saja dia merasa shock atas apa yang terjadi pada ayah DanTae.

Dokter mengatakan pada DanTae bahwa ada seseorang yang sengaja mematikan alat bantu untuk ayah DanTae.  Pihak Rumah Sakit akan memanggil polisi untuk menyelidiki hal ini.  ” Aku tak mengerti dokter,  apakah menurutmu ada orang lain yang ingin membunuh ayahku dengan sengaja? ” tanya DanTae.  ” Aku tak tahu kenapa.  Tapi ini jelas bahwa ada yang melepas alat bantu napas untuk ayahmu.  ” kata dokter.  DanTae kemudian teringat akan Joonsoo.  Dia melihat Joonsoo sebelumnya saat akan naik ke ruang ICU.  Dia meyakinkan dokter lagi apakah benar ada yang sengaja melepas alat bantu pernapasan.  Dan dokter mengatakan bahwa itu memang benar.

 

DanTae kemudian datang menemui Joonsoo sesuai dengan janjinya.  DanTae bertanya apakah Joonsoo langsung datang ke tempat itu dari bandara.  Joonsoo mengatakan bahwa dia sampai tadi pagi dan beristirahat di rumah terlebih dahulu. ” Aku penasaran apa yang membuatmu ingin menemuiku di tempat sepi seperti ini? ” tanya DanTae.  ” Ada yang ingin aku sampaikan kepadamu.  Mulai saat ini,  berhentilah mencari JunPyo.  ” kata Joonsoo serius.  DanTae tak mengatakan apapun.  Dan Joonsoo menganggap diamnya DanTae sebagai ” yes” atas jawaban pertanyaannya.  DanTae mengatakan bahwa awalnha dia juga akan mengatakan hal yang sama.  Dia akan berhenti mencari JunPyo.  ” Namun,  aku merubah pikiranku.  Aku akan tetap mencari tersangka yang menculik JunPyo.  ” kata DanTae dengan yakin.  Kemudian dia meninggalkan Joonsoo yang hanya bisa tersentak dengan perkataan DanTae.

Malam itu Gongshim menunggu DanTae di Taman.  DanTae ingin mengatakan sesuatu pada Gongshim,  oleh karena itu Gongshim menunggu DanTae.  DanTae juga melihat Gongshim yang sedang menunggu dirinya.  Sepertinya Gongshim sudah menunggu lama.  Terlihat dia sangat gelisah menatap terus ke ponselnya.  Menunggu panggilan dari DanTae.  Gongshim menebak – nebak apa yang sedang terjadi pada DanTae hingga dia tak menghubungi Gongshim malam itu.  DanTae melihat Gongshim,  dia kemudian berjalan ke balik pohon.  Agar Gongshim tak mengetahui keberadaannya.  DanTae mengambil ponselnya dan menelpon Gongshim.  Gongshim terlihat bersemangat saat DanTae menghubunginya.  Dan ternyata DanTae membatalkan janjinya.  Dia meminta maaf karena tak bisa menepati janjinya bertemu dengan Gongshim malam itu.  Gongshim berpura – pura bahwa dia baik – baik saja jika DanTae membatalkan janjinya.  Gongshim bahkan berbohong bahwa dia belum meninggalkan rumah.  Setelah menutup teleponnya,  Gongshim terduduk lesu.  Dia menepuk – nepuk kakinya yang terasa pegal karena menunggu DanTae.  ” Aku lapar… ” katanya dengan wajah sedih.  Kemudian Gongshim berdiri dan meninggalkan Taman dengan kepala tertunduk.  DanTae tak bisa melakukan apapun.  Dia tahu bahwa dia sudah membuat Gongshim kecewa.  Tapi dia hanya bisa melihat Gongshim berlalu dari pandangannya.

Gongshim tak berselera untuk makan meskipun dia lapar.  Ibunya sudah membuatkan makanan favoritnya,  namun dia menolak ketika ibunya menawarkan untuk makan malam.  Gongshim langsung masuk ke dalam kamarnya.  Melempar tas dan ponselnya ke kasur,  kemudian terduduk di sebelah barang- barangnya tersebut.  Dia merasa lelah menunggu tapi DanTae malah membatalkan janjinya.  DanTae juga melangkah lesu ke dalam rumahnya.  Mengulang apa yang terjadi hari ini membuatnya lelah.  Seseorang mencoba membunuh ayahnya dan dia mencurigai Joonsoo.  Pria yang selama ini DanTae sayangi sebagai seorang sahabat.  Kemudian dia harus membatalkan janjinya pada Gongshim.  Padahal dia tahu jelas bahwa Gongshim telah menunggunya daritadi.  Gongshim bahkan berbohong agar membuat DanTae tak merasa bersalah.  Haruskah dia melakukan sejauh ini kepada orang yang dia sayang?  Kemudian dia segera mengambil ponselnya.  Menelpon Gongshim.  Gongshim kembali mengangkat ponselnya dengan semangat.  ” Gongshim,  aku baru sampai di rumah,  apakah terlalu terlambat untuk menemuimu sekarang? ” tanya DanTae.  DanTae mengatakan bahwa dia menunggu di bawah untuk bertemu dengan Gongshim.  Gongshim mengatakan dengan senang bahwa dia akan turun ke bawah.  Dengan segera dia melompat dari tempat tidurnya,  merapikan dandannya dan segera turun menemui DanTae.

DanTae mengajak Gongshim menikmati bioskop malam itu.  Gongshim sangat senang.  Dia terus menatap DanTae.  Kemudian dia mengatakan bahwa ini adalah pengalaman pertama kalinya nonton film tengah malam.  DanTae tersenyum pada Gongshim.  Perlahan tangannya mulai menyentuh tangan Gongshim.  Dan tak lama keduanya saling berpegangan tangan.  Gongshim senang begitu juga dengan DanTae.  Keduanya pun juga tertidur di bioskop.  Masih dengan berpegangan tangan.  Sepertinya malam itu terasa sangat berkesan untuk Gongshim dan DanTae.

Keesokan harinya,  Gongshim datang ke interview kerja.  Sepanjang jalan dia menghapal jawaban yang akan dia katakan nanti kepada pihak yang merekrutnya kerja.  Di belakangnya,  Ahn DanTae membuntuti Gongshim.  Mencari tahu apa yang sedang Gongshim lakukan.  Kemudian dia menyapa Gongshim.  ” Gongshim.. Kau harus membelikanku makan siang hari ini” kata DanTae.  Gongshim tak mengerti mengapa tiba – tiba DanTae melakukan hal itu.  DanTae mengatakan bahwa semalam dia bermimpi hal yang Bagus.  Dan dia ingin menjual mimpi itu kepada Gongshim.  DanTae mengatakan bahwa dia sangat yakin bahwa Gongshim akan berhasil dalam wawancaranya kali ini.  ” Baiklah.. Aku akan membelikanmu makan siang.  ” kata Gongshim sambil tersipu malu.  Kemudian keduanya berangkat ke tujuan masing – masing.  Gongshim pun masih menghapal jawaban yang akan dia berikan nanti.

GongMi terkejut dengan kedatangan tiba – tiba Joonsoo ke ruangannya.  Hal ini merupakan hal yang sebelumnya tak pernah terjadi.  ” Aku ingin berbicara denganmu.  Apakah kau memiliki waktu? ” tanya Joonsoo.  ” Tentang apa? ” tanya GongMi takut – takut.  Joonsoo mengatakan bahwa dia tak bisa membicarakan hal tsb di kantor.  Jadi dia mengajak GongMi berbicara di luar.

GongMi masih terlihat khawatir.  Dia tetua memandangi Joonsoo yang sedang memesan makanan.  Dia teringat peristiwa yang terjadi antara dia,  ibunya, dan ibu Joonsoo beberapa waktu lalu.  Apakah Joonsoo akan membicarakan hal itu sekarang?  Joonsoo memberikan makanan pada GongMi dengan wajah tersenyum.  Joonsoo mengatakan pada GongMi bahwa dia sudah mendengar semua ceritanya dari ibunya.  GongMi berusaha meminta maaf pada Joonsoo.  Namun Joonsoo mengatakan bahwa dia tak pernah memikirkan hal tsb.  Jadi GongMi tak perlu meminta maaf padanya.  ” Alasanku ingin bicara denganmu adalah,  aku ingin meminta bantuanmu.  ” kata Joonsoo.  GongMi terkejut.  Mengapa Joonsoo ingin minta bantuan padanya?  Padahal dia sudah membohongi Joonsoo dan keluarganya.  Joonsoo menceritakan bahwa dia sedang memulai bisnis barunya.  Dia ingin GongMi bekerja untuknya.  GongMi tak percaya jika Joonsoo memintanya untuk hal ini.  ” Kau tak perlu langsung menerimanya.  Jika kau ingin kau bisa menerimanya.  Tapi jika tidak,  kau bisa menolaknya.  ” kata Joonsoo.  ” Baiklah,  aku akan memikirkannya.. ” kata GongMi sambil tersenyum.

GongMi kembali ke ruangannya dengan lega.  Lega karena pertemuannya dengan Joonsoo tak seperti yang ia bayangkan.  Joonsoo bahkan memintanya untuk bekerja di perusahaan yang dibangun oleh Joonsoo sendiri.  GongMi merasa lega karena dia tak perlu mengkhawatirkan masalah ibunya dan ibu Joonsoo lagi.  Bahkan kali ini Joonsoo langsung yang mendekati dirinya dan meminta bantuan.  GongMi merasa tersanjung akan hal itu.

GongShim sedang dalam proses interview pekerjaannya. Sepertinya Gongshim cukup lancar dalam menjawab pertanyaan.  Dia menceritakan sejak kapan dia mulai menggambar.  ” Gambarmu cukup unik.  ” kata salah satu interviewer.  ” Sangat sulit mencari gambar sepertimu di kalangan orang yang belajar seni.  ” kata salah satu interviwer lagi.  Gongshim merasa tersanjung dengan pujian tsb.  Dia juga menceritakan bahwa dia ingin belajar menggambar di Italia.  Oleh karena itu dia sempat belajar bahasa Italia.  Gongshim bahkan sempat mempratekkan beberapa bahasa Italia di depan para interviwer.  ” Wah.. Aku dapat melihat bahwa kau sangat bersemangat.  ” kata interviewer ke tiga.  ” Terima Kasih.. ” kata Gongshim sambil tersenyum puas.

Tanpa sengaja,  Joonsoo dan Gongshim bertemu di loby.  Mereka berdua saling bertanya apa yang mereka lakukan di perusaahn tsb.  ” Aku baru saja melakukan wawancara kerja.  ” kata Gongshim.  Joonsoo hanya mengatakan bahwa ada dia perlu menghadiri suatu acara di tempat tsb.  ” Gongshim.. Aku tidak tahu bahwa kau melamar pekerjaan disini.  ” kata Joonsoo.  Joonsoo ingin sekali mengajak Gongshim minum teh.  Namun dia harus menghadiri rapat.  ” Baiklah.. Lain kali kita bertemu lagi.. ” kata Gongshim.

Joonsoo datang kesana untuk menemui para interviewer yang tadi mewawancarai Gongshim.  Sepertinya mereka adalah partner kerja Joonsoo nantinya.  Salah satu leader interviewer bahkan memberi data kandidat pegawai yang baru saja mereka wawancarai.  Mereka menemukan banyak kandidat yang potensial.  Joonsoo melihat ada Gongshim di daftar para kandidat.  ” Apakah kau mengenal seseorang?  Kau ingin memberikan bonus point pada orang tsb? ” tanya leader tsb.  Joonsoo mengatakan bahwa dia tak akan mencampuri urusan perekrutan karyawan.  Dia menyerahkan sepenuhnya pada partnernya tsb.  Sedang asyik mengobrol,  tiba – tiba ponsel miliknya berbunyi.

Ternyata dari nenek.  ” Joonsoo apakah kau sedang di luar? ” tanya nenek.  Joonsoo mengatakan bahwa dia memang ada urusan di luar.  Neneknya meminta Joonsoo untuk menemuinya jika Joonsoo sudah kembali ke kantor.

Nenek meminta Joonsoo untuk pergi ke daerah Yeoju. Nenek memesan barang tembikar kepada prof.  Kang.  Prof.  Kang ingin bertemu dengan Joonsoo karena dia merindukannya.  Karena itulah nenek meminta Joonsoo untuk pergi ke Yeoju.  DanTae masuk ke ruangan nenek.  ” Kau harus pergi ke Yeoju bersama dengan Joonsoo ” kata nenek.  Prof.  Kang baru saja pindah,  nenek sudah pernah mengajak DanTae beberapa saat lalu ke tempat prof.  Kang yang baru.  Tempatnya agak sulit ditemukan,  karena itulah nenek meminta DanTae untuk menemani Joonsoo ke Yeoju.  Mereka berdua hanya bertatapan.  Tak bisa menolak perintah nenek.

Dalam perjalanan keduanya hanya diam saja.  Tak berkata sepatah katapun apalagi mengobrol.  Sampai akhirnya Joonsoo sadar bahwa DanTae menempuh jalan yang salah. Jalan yang mereka lalui bukan jalan ke Yeoju.  DanTae mengatakan bahwa dia harus pergi ke suatu tempat untuk mengambil barang.  Sampai akhirnya mereka tiba di Arboretum Blue Sky.  Joonsoo berpura – pura tidak tahu tempat tsb.  DanTae mengatakan bahwa tempat itu adalah Blue Arboretum Sky.  ” Aku perlu mengambil beberapa barang dari seseorang.  ” kata DanTae.  ” Pergilah. ” kata Joonsoo.  Namun DanTae mengatakan bahwa Joonsoo harus ikut turun mobil.  Dengan alasan banyak barang yang harus dia bawa dan dia tak bisa membawanya sendiri.  Joonsoo dengan enggan ikut turun dari mobil.

DanTae mengajak Joonsoo masuk ke dalam kantor Arboretum.  Disana ada gambar beberapa karyawan Arboretum,  termasuk pria yang membantu Joonsoo untuk menyampaikan pesan kepada ibunya pada saat itu.  Joonsoo menahan ekspressinya.  ” Permisi.. Aku kesini untuk bertemu dengan karyawan bernama Kim Gil Bong.. ” kata DanTae.  Staff disana mengatakan bahwa Kim Gil Bong sudah tidak bekerja lagi disana sejak hari itu.  DanTae menanyakan apakah ada cara lain bagi mereka untuk menghubungi Kim Gil Bong.  Joonsoo mendesak DanTae agar segera pergi dari tempat itu.  Dia tahu bahwa Kim Gil Bong adalah orang yang ia mintai tolong untuk menyampaikan pesan di kertas untuk ibunya.  Namun sepertinya DanTae mengabaikan keinginan Joonsoo.  Staff akhirnya memberikan no telp Gil Bong kepada DanTae meskipun sebenarnya itu tak diijinkan.  DanTae mencoba menghubungi Kim Gil Bong namun sepertinya ponselnya tak bisa dihubungi.

Kim Gil Bong ternyata sedang bertemu dengan Yeom Tae Cheol.  Yeom Tae Cheol memberikan Kim Gil Bong sejumlah uang.  Yeom TaeCheol menginstruksikan pada Gil Bong agar dia mengganti no ponselnya.  ” Aku akan mencarikanmu pekerjaan yang dekat dengan rumahmu.  Kau tak perlu khawatir.  Kau bisa gunakan uang itu untuk apa saja.  ” kata Taecheol.  Kim Gil Bong sangat berterimakasih pada TaeCheol untuk hal ini.

Sebelumnya,  saat TaeCheol menjemput Kim Gil Bong,  dia melihat Ahn DanTae dan Joonsoo datang ke Arboretum.  Namun dia tak mengetahui apa rencana dari DanTae dan Joonsoo.  Setelah melihat mereka berdua tiba disana,  TaeCheol langsung Buru – Buru kabur dari tempat tsb.

Kim Gil Bong hanya disuruh untuk mengganti nomer ponselnya dan jangan pernah menghubungi Arboretum lagi.  Hanya itu yang perlu ia lakukan.  ” Dan jangan sebutkan apapun tentang wanita yang kau berikan catatan kecil itu jika ada orang yang bertanya.  ” kata TaeCheol lagi.  ” Ya.. Aku tak akan menyebutkan jika aku melihat seorang wanita.  ” jawab Gil Bong berjanji.

Yeom TaeCheol kembali melihat Joonsoo dan Ahn DanTae di parkiran mobil.  Sepertinya mereka sedang bertengkar atau berdebat tentang sesuatu.  Yeom TaeCheol memutuskan untuk tetap melihat mereka dari dalam mobil.  Joonsoo mengatakan bahwa DanTae sengaja mengajaknya ke Arboretum.  Sebelumya Joonsoo sudah memperingatkan bahwa DanTae harus berhenti mencari JunPyo.  ” Mengapa aku harus melakukan itu?  Mengapa aku harus berhenti mencari JunPyo? ” tanya DanTae balik.  Joonsoo mengatakan bahwa alasannya adalah DanTae sendiri.  Saksi menghilang,  kemudian saksi sulit dihubungi.  Itu adalah pertanda bahwa DanTae harus menghentikan pencarianya pada JunPyo.  ” Lalu mengapa kau membawaku ke Arboretum?  ” tanya Joonsoo lagi.  Yang lebih mengagetkan lagi adalah DanTae menuduh Joonsoo menyembunyikan Kim Gil Bong.  DanTae tahu bahwa Joonsoo pergi ke Arboretum hari itu.  ” Semua akan terungkap jika aku bertemu denganya.  Oleh karena itu kau menyembunyikannya.  ” kata DanTae.  ” Jaga mulutmu.  ” kata Joonsoo.  Sepertinya dia tidak diterima jika dia dituduh melakukan kejahatan tsb.  ” Aku tak peduli apakah kau datang ke Arboretum hari itu atau tidak.  Atau apakah kau menyembunyikan Kim Gil Bong atau tidak.  Tapi yang ingin aku tahu adalah siapa sebenarnya orang yang ingin kau sembunyikan.  Aku ingin tahu apa yang sebenarnya kau coba untuk sembunyikan.  ” kata DanTae.  Joonsoo memperingatkan DanTae agar jangan keras kepala.  Joonsoo tak akan tinggal diam jika DanTae terus mengusiknya.  Yeom Tae Cheol terus memperhatikan mereka dari dalam mobil.

Yeom Tae Cheol akhirnya tahu bahwa DanTae menaruh curiga pada Joonsoo.  ” Ini semakin menarik. ” katanya sambil tertawa licik.

DanTae kembali mengunjungi ayahnya di RS.  Disana dia bertemu dengan bibi Jiwon.  Bibi Jiwoon merasa bersalah atas apa yang terjadi pada ayah DanTae.  Jika dia tak meninggalkan ayah DanTae untuk bertemu dengan seseorang yang menelponnya,  mungkin kejadian itu tak akan terjadi.  DanTae menghibur bibinya.  Mengatakan bahwa itu bukan kesalahannya.  Pihak RS sudah memperketat keamanan.  Hanya orang yang memiliki kartu yang bisa masuk ke dalam ruang ICU.  Pihak RS juga sudah melaporkan hal ini ke kepolisian.  DanTae meminta bibinya untuk menceritakan detil kejadian hari itu.  Bibinya kemudian bercerita saat teman ayahnya di militer menelponnya mengatakan bahwa dia akan menitipkan hadiah untuk Sooyoung.  Kemudian bibi Jiwoon turun ke loby untuk menemuinya.  ” Aku bertemu denganmu pada saat di loby.  ” kata Bibi Jiwoon.  Tapi teman Soo Young bahkan tak muncul walaupun sudah di kirimin pesan dan ditelp.  Oleh karena itu Bibi Jiwoon kembali ke atas.  Dan Saat itu Ahn Soo Young sudah mengalami kecelakaan tsb.  DanTae meminta nomer ponsel teman ayahnya yang menelpon bibi Jiwoon.  Ketika DanTae mencoba menelponnya,  orang tsb tidak menjawab.

Panggilan telp tsb tentu saja masuk ke ponsel Yeom Tae Cheol.  Nomor tsb tidak ada di kontaknya jadi dia tak ingin sembarangan mengangkat.  Dia curiga siapa yang menelponnya ke nomor tsb.  Kemudian dia bertanya pada staff kantor tentang no ponsel Ahn Dan Tae.  Cocok!  No telp yang menelponnya barusan adalah Ahn Dan Tae.  Yeom Tae Cheol cukup terkejut akan hal ini.  Dia mencari cara untuk mengatasi hal ini.  Dia menggulung salah satu lengan bajunya,  dan muncullah tatoo tsb.  Tatoo kupu – kupu yang selama ini dicari oleh DanTae.

DanTae mengajak Gongshim makan malam.  Gongshim merasa khawatir dengan keadaan DanTae yang sepertinya dalam keadaan tidak baik. Namun Dantae mengatakan bahwa dirinya baik – baik saja. Kemudian Dantae bertanya tentang wawancara Gongshim hari itu. “ Aku pikir aku melakukannya dengan baik hari ini. Aku memiliki perasaan yang bagus kali ini. “ kata GongShim sambil tersenyum. DanTaepun ikut senang. Lalu Gongshim membahas pertanyaan yang DanTae ajarkan disaat mereka melakukan latihan wawancara kemarin. DanTae sangat yakin bahwa pertanyaan yang dia ucapkan kemarin sangat membantu Gongshim. Namun Gongshim mengatakan bahwa tak ada satupun pertanyaan yang DanTae keluarkan kemarin itu ada di wawancara hari ini. DanTae terlihat malu. Namun Gongshim segera mengatakan bahwa latihan wawancara kemarin membantunya lebih percaya diri. DanTae mengucapkan selamat pada gongshim. “ Hey…aku belum mendapatlan pekerjaanku. “ kata Gongshim sambil tersenyum. Ketika Gongshim ingin mengambil tissue, DanTae meletakkan tangannya di atas Gongshim. Gongshim menatap DanTae. Ketika Gongshim ingin mnarik tangannya ke,bali, DanTae justru memegangnya lebih erat. Kemudian DanTAe meletakkan tangan Gongshim di meja masih dengan posisi tangannya memegang tangan Gongshim. “ Mari makan..” kata Gongshim.  “ Mari kita makan 3 sendok makan penuh dengan posisi seperti ini. “ kata DanTae. Kemudian meraka pun bercanda dengan keadaan seperti itu.

Mereka berjalan di sepanjang trotoar setelah makan. Kemudian mereka melihat ada pembuat tatoo kontemporer di jalan. gongShim dari dulu ingin membuat salah satu tatoo tsb. DanTae melihat ada seorang perempuan yang sedang membuat tatoo kupu – kupu di lengannya. Hal itu membuat dia juga ingin membuat tatoo jga. Diam – diam Gongshim memandang DanTae dan meraih tangannya. Menggandengnya. “ Maukah kau berjalan seperti ini hanya sampai melewati 2 kali halte bus?” tanya Gongshim sambil terus menggandeng tangan DanTae. DanTae tersenyum, kemudian mengucapkan “ terima kasih “ dengan gaya Aegyonya. “ Aku lebih menyukai 2 halte bus dibandingkan dengan 2 sendok makanan..” kata DanTae.

Sampai di rumah, DanTae masih mengingat kebersamaannya dengan Gongshim. Ini membuatnya tak berhenti tersenyum sambil mengatakan bahwa Gongshim sangat lucu. Kemudian tiba – tiba dia ingat akan tatoo kupu – kupu di lemham wamita tadi. “ Kupu – kupu..” katanya. Saksi yang melihat kecelakaan ibunya mengatakan bahwa sebelum ibunya meninggal, dia sempat mengucapkan 2 kata, ‘ JunPyo ‘ dan ‘ Kupu – kupu ‘ .  “ Itu Toatoo…orang yang menculik JunPyo, mungkin memiliki tatoo kupu – kupu..” kata Dantae.

Gongshim sedang menanti – nanti telepon dari perusahaan tempat dia melamar pekerjaan kemarin. Dia gelisah apakah dia lolos atau tidak. Dia mengatupkan 2 telapak tangannya, dengan hanphone berada di antara 2 telapak tangannya sambil mengatakan, “ hubungi aku..  “ berulang kali. Benar saja, tak lama tulisan “ Bou Design muncul di layar poselnya. Gongshim segera menerima panggilan tsb.

GongMi juga menceritakan kepada kedua orang tuanya bahwa mulai minggu depan dia akan bergabung dengan perusahaan Seok joonSoo. Kedua orang tuanya merasa senang mendengar hal itu terutama ibunya. Dia merasa terganggu dengan sikap Yeom Tae Hee padanya. “ Mengapa dia memilih jalan yang lebih keras daripada jalan yang mudah?” tanya ayah GongMi. “ Yang jelas, dia tidak menuruni sifat ibunya. “ kata ibu GongMi. Ayahnya setuju akan hal itu. Dia mengenali cara kerja GongMi, oleh karena itu Joonsoo meminta GongMi untuk bergabung di perusahaannya. Tiba – tiba dari arah belakang Gongshim berteriak bahwa dia juga diterima kerja. Ayah dan ibunya langsung bangkit dari tempat duduk. “ Apakah ini hari keberuntungan untuk kita? 2 anak perempuanku mendapatkan berita bagus hari ini..” kata ayah gongshim. GongMi juga mengucapkan selamat pada GongShim. “ terima kasih semuanya…Aku mendapatkan pekerjaann !!” kata Gongshim sambil berlari menuju kamarnya. Dia benar – benar terlihat sangat bahagia.

Tak lupa Gongshim memberitahu DanTae akan kabar gembira ini. danTae pun mengucapkan selamat untuknya.  Mereka pun berjani akan makan siang bersama hari itu untuk merayakannya.  Gongshim terus bersorak di kamarnya karena dia berhasil mendapatkan pekerjaannya.

Gongshim memperkenalkan diri di hadapan timnya dengan penuh semangat. Temannya juga menyambut hangat kedatangan Gongshim. Di belakang gongshim, Seok Joonsoo datang. Semua yang ada di sana menyambutnya.  Gongshim terkejut melihat joonsoo ada disana. “ gongshim, apakah kau karyawan baru disini?” tanya Joonsoo yang sepertinya juga sama kagetnya melihat Gongshim ada disana. “ Ya..” jawab Gongshim masih dengan wajah bingung. Gongshim bertanya sedang apa Joonsoo disana. Joonsoo menjawab bahwa dirinya juga sedang bekerja. Gongshim kaget bahwa leader disana memanggil joonsoo dengan sebutan CEO. “ Ah..jadi ini yang kau sebut kau ingin memulai bisnis barumu sendiri, ada hubungannya dengan perusahaan ini?” tanya Gongshim. Joonsoo mengangguk membenarkan. Gongshim kemudian curiga, apakah Joonsoo yang membuat dirinya diterima di perusahaan tsb. “ Ah..bukan aku. Aku tidak ada hubungannya dengan tim perekrutan karyawan. Aku juga baru tahu kalau mereka trnyata memilihmu. “ kata Joonsoo yang dibenarkan oleh leader. Mereka sendiri yang memutuskan untuk menerima Gongshim, dan Joonsoo tak ada kaitannya dengan hal tsb. Gongshim merasa lega. Dia berjanji pada Joonsoo akan melakukan yang terbaik.

“ CEO Seok, apakah ada berita bagus hari ini? Mengapa kau begitu banyak tersenyum? “ kata leader menegur Joonsoo yang terus tersenyum sambil mencuci tangannya. “ Tidak apa – apa..” jawab joonsoo. Mungkin dia senang karena kan sering bertemu dengan gongshim. Selain itu, akhirnya gongshim bisa membuktikan dirinya bisa melakukan sesuatu dengan kemampuannya tanpa bantuan orang lain. Hal itu yang membuat Joonsoo tak berhenti tersenyum.

DanTae datang ke kantor Gongshim siang itu. ,ereka berdua sudah berjanji akan makan siang bersama.  Bibi Jiwoon menelponnya. Mengatakan bahwa dia mendapat telepon dari nomor tak dikenal. Dia merasa aneh akan hal itu. Karena panggilannya mati begitu bibi Jiwoon menjawab teleponnya. Bibi Jiwoon menelpon DanTae menanyakan apakah no ponsel teman ayahnya masih belum bisa dihubungi/ “ Baiklah, aku akan mencoba menghubungi nomor itu lagi. “ kata DanTae.

Gongshim akan mulai bekerja keesokan paginya. Dia berkata pada Joonsoo bahwa Dantae sedang dalam perjalanan ke kantornya. “ Akan sangat baik jika kita bertiga bisa makan bersama. Sudah lama sekali kita tidak makan bersama. Aku yang traktir. “ kata GongShim. Joonsoo tak menjawabnya.

DanTae menelpon nomor ponsel teman ayahnya. Belum ada jawaban. Gongshim dan joonsoo tiba di pintu keluar. Gongshim mengatakan bahwa ponsel  Joonsoo berdering. Joonsoo merasa ponselnya tidak berdering. Dia mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya dan menunjukkannya pada Gongshim bahwa ponselnya tidak berdering. “  Aku Pikir itu berasal dari dalam tasmu..” kata Gongshim. Joonsoo langsung mencari di dalam tasnya.  Benar saja, Ponsel yang berdering itu ada di dalam tasnya. Joonsoo mengeluarkan ponsel tsb dengan pandangan aneh. Itu bukan miliknya. DanTae yang berada di depan mereka mendengar dering ponsel Joonsoo dan dia menoleh ke belakang. Ke Arah GongShim dan Joonsoo berada.  Ponsel Joonsoo berdering bersaamaan dengan panggilan keluar yang dia lakukan. “ Ahn DanTae..’ panggil gongShim. Joonsoo menoleh. Dia melihat dantae sedang berdiri disana, menatapnya.  Untuk sesaat keduanya hanya saling bertatapan. Dantae mematikan panggilan keluar di ponselnya dan dering di ponsel yang Joonsoo pegang juga ikut terhenti.

DanTae memandang tajam ke arah Joonsoo. Dan Joonsoo membalas tatapan DanTae tanpa rasa takut.

…………………………………………………

Exit mobile version