Home Drama Korea Kdrama News Sinopsis Beautiful Gongshim _ Eps 13

Sinopsis Beautiful Gongshim _ Eps 13

0

Yeom Tae Cheol,  Ahn Dan Tae dan Seok Joonsoo pergi menuju ke Arboretum Blue Sky.  Yeom Tae Hee,  menunggu kakaknya karena dia akan menyerahkan uang untuk membeli video tsb.  Tapi yang ditunggu tak segera datag, Tae Hee pun merasa cemas. Ternyata TaeCheol terlibat insiden.  Dia menabrak rombongan pesepeda hingga beberapa dari mereka terluka.  TaeCheol bernegosiasi bahwa dia akan membayar semua perawatan rumah sakit.  Namun mereka tidak terima dan meminta TaeCheol tetap disana hingga ambulans datang.  ” Jika kau pergi,  ini akan menjadi tabrak lari.. ” kata salah satu anggota pesepeda.  Akhirnya TaeCheol meminta ijin untuk menelpon Tae Hee.  TaeCheol mengatakan bahwa dia terlihat insiden kecil.  Dia meminta Tae Hee menggantikannya ke Arboretum untuk menyerahkan uang tsb.

1Jadi itulah kenapa sebabnya Joonsoo melihat ibunya di sana.  Harusnya yang berada di sana adalah pamannya,  Yeom Tae Cheol. Joonsoo langsung menghindar agar ibunya tak melihat bahwa dirinya ada disana.  Joonsoo sangat shock.  Sedangkan DanTae sudah dalam perjalanan menuju ke sana.  Saat tiba dilokasi,  waktu sudah menunjukkan pukul 04.59 sore.  DanTae merasa ada yang aneh.  Tersangkanya tidak datang.  Apa yang sedang terjadi?

Ketika pukul 04.56, Tae Hee menerima pesan di kertas yang mengatakan bahwa pertukaran uang dan video itu dibatalkan.  Dan dia harus segera pergi dari tempat itu.

Pukul 04.59, DanTae datang kesana dan tak menemukan siapapun.  Ternyata yang memberikan kertas itu adalah Joonsoo.  Dia tak ingin DanTae melihat ibunya ada disana.  Ketika DanTae sedang melihat ke lokasi,  tanpa sengaja Joonsoo menginjak ranting.  Saat DanTae menoleh,  Joonsoo segera bersembunyi.  DanTae tak melihat Joonsoo.  Joonsoo melihat DanTae meninggalkan lokasi dan dia pun berlari sekencang mungkin agar tak terlihat oleh DanTae.

Joonsoo tak percaya bahwa ibunya adalah pelaku penculikan JoonPyo.  Tapi untuk apa ibunya ada disana?  Ibunya datang dengan membawa uang.  Apakah benar ibunya ada di balik peristiwa penculikan JoonPyo?.

Joonsoo pun mendatangi ibunya di kamar.  Ibunya sedang tidak enak badan.  Harusnya malam itu mereka berkencan sebagai ibu dan anak.  Tapi terpaksa dibatalkan karena ibunya sakit. ” Berjanjilah bahwa dihari lain kau akan meluangkan waktumu untuk menghabiskan waktu bersamaku.  ” kata Ibu Joonsoo.  ” Baiklah… ” kata Joonsoo perlahan.  Ibunya berpesan agar Joonsoo tak melewatkan makan malamnya.  Terlihat sekali bahwa ibunya sangat menyayangi dirinya.  Joonsoo benar – benar bingung.

Malam itu Joonsoo mabuk sendirian.  DanTae masih terus berpikir mengapa tersangkanya tak datang ke lokasi?  Pasti ada sesuatu.

Kemudian Joonsoo menelpon Gongshim.  Gongshim merasa khawatir karena Joonsoo terdengar sedang mabuk.  Gongshim bertanya dimana Joonsoo berada dan diapun datang.  Gongshim menjemput Joonsoo dan memanggilkannya taksi.  Namun Joonsoo menolak pulang.  Dia ingin mengantarkan Gongshim dulu karena hari sudah larut.  ” Baiklah… Setelah mengantarkanku,  kau harus segera pulang… ” kata Gongshim.  Joonsoo mengangguk.  Kemudian keduanya naim taksi bersama.

Ternyata Joonsoo mabuk berat malam itu.  Ketika Gongshim datang membawakannya air mineral,  tiba – tiba Joonsoo tertidur di bahunya.  Gongshim tak tega untuk meninggalkannya.  Namun dia juga tak mampu membawa Joonsoo sendirian ke rumahnya.  Akhirnya dia menelpon DanTae untuk meminta tolong.

DanTae datang dan melihat mereka berdua. Gongshim menceritakan apa yang terjadi.  Gongshim datang menjemput Joonsoo karena dia cemas.  Dan benar saja,  ternyata Joonsoo sudah mabuk berat.  ” Kau menjaganya dengan baik Gongshim.  ” kata DanTae.  DanTae kemudian meminta Gongshim untuk membantunya menggendong Joonsoo.

Perlahan,  DanTae membaringkan Joonsoo di tempat tidurnya.  ” Aku tak tahu kenapa dia seperti ini.. ” kata Gongshim.  Karena sudah larut,  DanTae meminta Gongshim untuk pulang.  Dia yang akan menjaga Joonsoo.  Sepeninggal Gongshim,  DanTae menatap Joonsoo yang sedang terlelap.  Dia mengkhawatirkan Joonsoo.

Keesekon paginya Joonsoo terbangun.  Masih dalam keadaan belum sadar sepenuhnya,  dia mencari tahu dimana dia berada.  Dia melihat kalender.  Nampak hari itu tanggal yang dilingkari oleh spidol merah dan di dekatnya ada tulisan,  ‘ Mengunjungi makam ayah di Hyuan Memorial Park ‘. Joonsoo melihat ada papan nama bertuliskan nama ‘ Ahn Dan Tae ‘ . Akhirnya dia menyadari bahwa dia berada di rumah DanTae.

Sementara DanTae menunggu Joonsoo bangun di luar.  Gongshim datang membawakan 2 gelas jus detox.  Dia ingin memberikannya pada Joonsoo untuk menghilangkan rasa mabuknya dan satunya untuk DanTae.  DanTae memberitahu Gongshim bahwa Joonsoo belum bangun.  Tak lama,  terdengar pintu dibuka dan Joonsoo keluar.  Joonsoo menghampiri mereka. Gongshim mengucapkan selamat pagi.  DanTae bertanya apakah Joonsoo ingat kejadian semalam.  ” Gongshim,  kau yang membawaku kemari semalam?  ” tanya Joonsoo.  Gongshim meng-iyakan.  Joonsoo segera berpamitan kepada Gongshim dan DanTae.  Bahkan dia menolak minum jus detox buatan Gongshim dan juga sup anti mabuk meskipun Gongshim dan DanTae sudah memaksanya.  Gongshim merasa ada yang aneh dengan Joonsoo.

Hari itu adalah hari peringatan kematian ayah JunPyo.  Seok Dae Hwang,  ibunya dan istrinya sudah melakukan kunjungan ke rumah abu pagi – pagi sekali.  Kali ini giliran nenek JunPyo.  Nenek JunPyo selalu pergi sendiri.  Dia selalu menolak jika diajak pergi bersama dengan keluarga Joonsoo.  Ibu Seok Dae Hwang merasa kasihan dengan nenek JunPyo.  Dia sudah tua,  tapi hidupnya sendirian.  ” Akan lebih baik jika di hari tuanya dia memiliki cucu yang mendampinginya. ” kata nenek Joonsoo.

Tak lama Joonsoo datang.  Wajahnya keliatan pucat dan lelah.  Ibunya menyambut Joonsoo dengan cemas.  Mengatakan bahwa Joonsoo tak perlu tidur di luar jika dia mabuk.  ” Kau terlihat tidak baik… ” kata Tae Hee.  Joonsoo menanyakan keadaan ibunya.  ” Aku sudah baik sekarang.  Aku sudah tidak sakit.  ” jawab ibunya.  Ayahnya mengingatkan Joonsoo agar dia mengunjungi makam pamannya, ayah JunPyo.  ” Ya… Aku akan datang.  Nama rumah pemakamannya adalah Hyuan kan? ” tanya Joonsoo.  Ayahnya membenarkan.  Joonsoo kemudian teringat sesuatu.  ” Ada apa Joonsoo? ” tanya Tae Hee melihat anaknya terpaku seperti itu.  Joonsoo langsung pergi ke kamarnya tanpa mengatakan apapun.

Joonsoo ingat akan tulisan yang ia baca di kalender DanTae.  ‘ Mengunjungi makam ayah di Hyuan ‘. Sedangkan baru saja ayahnya mengatakan bahwa ayah JunPyo dimakamkan di Taman makam Hyuan.  ” Apa yang terjadi di sini? ” tanya Joonsoo pada diri sendiri.  Dia dan DanTae tanpa sengaja memiliki kemiripan.  Mereka sama – sama alergi telur.  Sangat aneh jika ini dikatakan sebagai kebetulan.  ” Apakah DanTae adalah JunPyo? ” tanyanya lagi.  Kali ini Joonsoo tak bisa menahan air matanya.  Dia benar – benar sangat shock.

Benar saja,  saat itu DanTae sedang mengunjungi makam ayahnya.  Dia menatap photo keluarganya.  Dia sudah tahu bahwa dia adalah DanTae.  Dia berusaha mengingat wajah ayah dan ibunya.  Joonsoo juga berjalan ke rumah makam.  Hampir saja dia bertemu dengan DanTae jika nenek tak memanggilnya.  Nenek hampir saja terjatuh karena tiba – tiba merasa sakit.  Joonsoo langsung berlari menghampirinya.  Dia kemudian memapah nenek untuk kembali ke mobil.  DanTae segera keluar melihat apa yang terjadi.

Joonsoo mengantar nenek ke mobilnya.  Dia menyarankan agar nenek pergi ke rumah sakit.  ” Aku sudah tidak apa – apa sekarang. Tadi aku hanya merasa pusing.  ” kata nenek.  ” Benarkah kau sudah tidak apa – apa? ” tanya Joonsoo.  Nenek mengangguk.  Kemudian nenek menyuruh Joonsoo untuk kembali ke dalam dan mengunjungi pamannya.  Joonsoo pun segera kembali.  Namun saat dia tiba disana,  dia sudah tidak menemukan siapapun.

DanTae berjalan di sepanjang restoran,  sepertinya dia ingin menemui seseorang secara tertutup.  ” Nenek… ” panggilnya setelah dia masuk ke sebuah ruangan di restoran tsb.  Ternyata disana sudah ada Nam Soon Cheon.  DanTae datang dan memegang wanita yang ia panggil nenek tsb.  ” Tadi hampir saja kau ketahuan oleh Joonsoo.  ” kata nenek.  DanTae senang karena nenek menolongnya.  ” Kau tidak berpikir bahwa Joonsoo tau akan sesuatu kan? ” tanya nenek lagi.  DanTae mengatakan bahwa itu semua hanya kebetulan.  Neneknya kemudian menanyakan sampai kapan mereka akan bertemu dengan cara sembunyi – sembunyi seperti ini.  ” Nenek.. Kau sudah berjanji padaku,  sampai kau bisa memanggilku JunPyo di hadapan semua orang.  Kau akan tetap memanggilku DanTae.  ” kata DanTae.  Nenek menyetujuinya.  Nenek tak peduli apakah dia JunPyo ataupun DanTae,  yang jelas baginya setelah dia menemukan JunPyo,  dia merasa hidup di dalam mimpi.  Dan dia merasa bahwa dia bisa merasa mati dengan tenang.

15 hari yang lalu……

DanTae bertemu dengan Nam Soon Cheon di tempat yang sama.  Dia membawa berkas yang ingin dia tunjukkan kepada nenek.  DanTae sudah 1 Bulan tak menemui nenek.  Dia mengatakan bahwa wajah DanTae terlihat tak baik.  ” Nyonya… Sepertinya aku sudah menemukan JunPyo… ” kata DanTae.  Nenek langsung bangun dari kursinya.  Dia mendesak DanTae untuk memberitahu dimana JunPyo berada.  DanTae menyerahkan berkas yang dibawanya.  Berkas itu adalah hasil uji DNA yang menunjukkan bahwa DanTae adalah cucu dari Nam Soon Cheon.  Dengan kata lain,  DanTae adalah Seok JoonPyo.  ” Nenek… ” kata DanTae sambil menghampiri nenek.  Keduanya berpelukan erat,  menangis.  ” Kemana saja kau selama ini?  Kau sangat dekat denganku… JunPyo… ” kata nenek sambil memeluk cucunya.  Keduanya berpelukan,  seakan tak pernah melepasnya lagi.  DanTae menangis dengan keras.  Nenek meminta agar DanTae tinggal disisinya dan jangan pergi lagi.  DanTae berjanji bahwa dia tidak akan pergi meninggalkan nenek.  Kemudian keduanya berpelukan lagi dengan erat.

12 hari lalu….

DanTae tak ingin orang lain tahu bahwa dia adalah JunPyo.  Jadi dia meminta nenek untuk merahasiakannya.  ” Baiklah jika itu yang kau inginkan.. ” kata nenek setuju.  DanTae bersikeras untuk menangkap pelaku penculikannya.  Dia mengatakan bahwa penculiknya berada di Star Grup.  Oleh karena itu dia butuh bantuan nenek untuk masuk ke dalam perusahaan.  ” Aku pikir posisi sekertarismu akan sangat cocok.. ” kata DanTae.  Nenek kemudian menunjuk sekretarisnya ke bagian lain dan membiarkan posisi sekertarisnya kosong.  Kemudian dia menunjuk DanTae untuk menjadi sekretarisnya.  Disaat hari pertama masuk,  DanTae sempat berdebat dengan Seok Dae Hwang dan Yeom Tae Cheol,  dimana kemudian nenek datang membelanya.  Sebenarnya pada saat itu nenek hanya berakting saja.  Dia sudah tahu bahwa DanTae adalah cucunya.

Nenek terus menangis.  Dia ingat saat DanTae mengatakan bahwa DanTae adalah JunPyo.  Nenek ingin memberitahu semua orang bahwa dia telah menemukan cucunya.  Mereka bisa pergi kemanapun bersama. Namun saat ini mereka belum bisa melakukan hal itu.  DanTae bersikeras untuk menangkap pelaku penculikkannya.  ” Aku sudah tidak lagi peduli siapa tersangkanya.  Kau kembali dengan hidup saja aku sudah merasa lega.. ” kata nenek.  Justru nenek takut,  DanTae akan terluka dalam pencarian terasangka penculikannya.  ” Penculik itu,  tidak hanya menculikku,  tapi dia juga membuat ibu ku meninggal dalam kecelakaan.  Dan juga ayahku tak sadarkan diri… ” kata DanTae.  Dia akan menangkap pelaku itu bagaimanapun caranya.  Dia berpikir bahwa penculiknya akan datang ke Arboretum.  Namun sepertinya prediksinya salah.

Nenek bertanya apakah ada berita Bagus dari DanTae belakangan ini.  DanTae kemudian menceritakan bahwa ada wanita yang dia sukai.  Nenek langsung tertarik,  bertanya wanita seperti apa yang ia sukai.  Nenek meminta DanTae untuk memperkenalkan wanita itu pada nenek.  Namun wajah DanTae tak tampak kalau dia sedang menyukai seorang gadis.  Dia berkata bahwa dia menyukai gadis itu,  tapi dia tak bisa mengatakannya.  Jujur,  saat ini dia bingung.  Dia hidup sebagai JunPyo atau DanTae.  Dia merasa bahwa dia masih harus hidup sebagai DanTae sampai pelakunya tertangkap.  ” Aku ingin memperlakukan dia dengan jujur.  Jika aku tidak bisa menceritakan siapa aku sebenarnya,  bagaimana bisa aku menerima perasaannya? ” kata DanTae pada nenek.  ” Bagaimana jika dia salah paham dan akhirnya meninggalkanmu? ” tanya nenek.  ” Itu yang aku takutkan.  Aku tak ingin kehilangannya.  ” jawab.  DanTae.  Nenek meminta maaf pada DanTae karena dia harus melewati banyak kesulitan dan sakit hati.

DanTae sedang memikirkan sesuatu ketika Gongshim datang mengetuk rumahnya.  Gongshim datang dengan membawa 2 tiket film.  Pemilik restoran nakjji memberikan tiket itu pada Gongshim.  ” Kau bisa menontonnya hari ini.  Tapi jika kau tak ingin menontonnya juga tak apa… ” kata Gongshim.  Dia memberikan tiket itu karena waktu tiketnya akan habis hari itu.  DanTae mengatakan bahwa dia mungkin sibuk malam ini,  jadi dia tak bisa menontonnya.  Cara Gongshim mengajaknya kencan kali ini sepertinya tak berhasil.  ” Kalau begitu buang saja.  Aku tak apa akan hal itu.  ” kata Gongshim.  Kemudian dia pergi meninggalkan DanTae.  DanTae teringat kata Gongshim yang mengatakan bahwa dia akan terus maju dengan caranya meskipun DanTae tak memberikan lampu hijau kepadanya.

Malam harinya,  DanTae mulai bimbang.  Dia menatap tiket film pemberian Gongshim.  ” Haruskah aku melupakannya dan menonton film ini? ” kata DanTae pada dirinya sendiri.  Namun dia segera membantahnya.  Dia takut dia tak bisa lagi menahan perasaannya.  Kemudian dia menyembunyikan tiketnya di dalam sebuah buku,  kemudian dia mengacak susunan buku tsb.  Dia tersenyum puas karena dengan begini,  dia tak akan menemukan tiket tsb.  Kemudian dia mendengar langkah Gongshim menaiki tangga.  Kemudian DanTae kebingungan mencari tiketnya di sela – sela buku.

DanTae datang menghampiri Gongshim.  Gongshim sedang meminta pendapat DanTae tanaman mana yang akan dia berikan pada Pemilik restoran Nakjji.  DanTae ingin membicarakan masalah tiket film itu.  Tapi Gongshim keburu menyela,  ” Sudah kukatakan kau tak perlu merasa menyesal.  Aku tak apa soal itu.  Anggap saja aku sudah gagal hari ini.  Aku akan mencobanya lain kali.  ” kata Gongshim.  Kemudian dia berpamitan pada Gongshim.  Padahal maksud DanTae bukan itu.  Dia ingin menonton film itu bersama Gongshim.  ” Aku yang gagal hari ini.. ” kata DanTae sambil menatap tiket film di tangannya setelah Gongshim pergi.

Keesokan paginya,  Gongshim menunggu di depan supermarket untuk menunggu DanTae.  Saat DanTae muncul dia langsung menghampirinya.  DanTae hari itu akan mencukur rambutnya.  Gongshim pun mengatakan bahwa dia juga akan melakukan perawatan pada rambutnya.  Bukan rambut wignya,  tapi rambut aslinya.  ” Aku akan pergi ke barber shop… ” kata DanTae.  Gongshim tak berkutik.  Barber shop adalah tempat cukur untuk pria.  Tidak ada pelayanan untuk wanita disana.  Gongshim hanya bisa menatap DanTae yang berjalan menjauh darinya.

DanTae terkejut ketika melihat ayah Gongshim berada di barber shop yang sama.  ” Apakah kau juga akan memotong rambutmu? ” tanya DanTae.  ” Tidak.. Aku kesini untuk melakukan perawatan.  Gongshim menyarankanku untuk melakukan ini.  Dia memang Putri yang baik.  ” kata ayah Gongshim.  DanTae dibuat terkejut lagi ketika Gongshim,  dengan senyumannya berdiri di sampingnya.  Kemudian dia memberikan pengarahan kepada hairstylish untuk mencukur rambut DanTae.  DanTae merasa aneh.  Tapi ketika hairstylish bertanya,  dia ingin gaya rambut seperti apa,  dia menjawab,  ” Lakukan saja seperti apa yang wanita tadi katakan… ” . Gongshim menatap DanTae dengan senyum.  DanTae sudah selesai dicukur,  kemudian dia pergi ke bilik untuk keramas.  Disaat yang sama,  ibu Gongshim menelpon.  Gongshim punya janji dengan ibunya bahwa dia harus berbelanja sprei musim panas. Jadi Gongshim terpaksa pergi lebih dulu tanpa sepengetahuan DanTae.

Saat DanTae selesai keramas,  dia melihat Gongshim tak ada di bangkunya.  Dia ingin bertanya kepada ayah Gongshim,  namun ditahannya.  Kemudian ayah Gongshim bercerita bahwa Gongshim akan melakukan perjalanan bisnis menggambar.  ” Pemilik restoran Nakjji merekomemdasikannya untuk menggambar di restoran sashimi di pinggiran kota.  Gongshim sangat senang karena dia bisa menghasilkan uang dari menggambar. ” kata ayah Gongshim.  Tapi sayang,  orang tua Gongshim tak bisa mengantar anaknya karena mereka harus melakukan pemeriksaan di rumah sakit.  ” Kalau begitu,  aku yang akan pergi dengannya.  ” kata DanTae.  Awalnya ayah Gongshim sudah meminta Gongshim untuk meminta bantuan DanTae.  Tapi Gongshim mengatakan bahwa DanTae sangat sibuk.  ” Kebetulan aku memiliki waktu luang besok.  ” kata DanTae lagi.  ” Kalau begitu baguslah.  Kau bisa membantunya.  Dia pasti memiliki banyak barang untuk dibawa.  ” kata ayah Gongshim.

Gongshim sebenarnya juga khawatir jika harus pergi sendiri.  Dia ingin mengajak DanTae.  Namun dia mengurungkan niatnya karena tahu DanTae pasti akan sangat sibuk.

Sambil menunggu Gongshim di luar,  DanTae mengatakan pada GooNam,  tak perlu menyisakan King LunchBox untuknya malam ini.  Ketika Gongshim keluar,  DanTae langsung mengajak Gongshim berangkat.  Gongshim agak tak mengerti.  ” Kau akan melakukan perjalanan bisnis kan? ” tanya DanTae.  ” Bagaimana kau tahu? ” tanya Gongshim balik.  DanTae mengatakan bahwa Ayah Gongshim meminta bantuannya untuk pergi bersama Gongshim.  Gongshim terlihat sangat senang.  Pemilik restoran sashimi berjanji akan memberikannya banyak sashimi.  Dia merasa tak enak karena harus berangkat sendirian.  Gongshim mengajak DanTae untuk segera berangkat dengan menggunakan bus.  ” Tunggu dulu… Kita akan pergi dengan menggunakan mobil ini.  Aku membawanya dari kantor.. ” kata DanTae sambil membuka pintu mobil.  Gongshim tersenyum dan segera masuk ke dalam mobil.

Di dalam perjalanan,  Gongshim tak berhenti menatap DanTae dan terus tersenyum.  ” Bukankah mengemudi terasa melelahkan? ” tanya Gongshim.  ” Tak masalah… ” jawab DanTae.  Gongshim terus menguap karena mengantuk.  Dia begadang semalaman karena menyusun beberapa draft.  Namun dia menolak untuk tidur saat DanTae menyuruhnya tidur.  Tidak sopan tidur jika yang lain sedang mengemudi.  Gongshim kemudian makan permen karet.  Berharap permen itu bisa membuatnya terus terjaga.  Namun,  kantuknya semakin menjadi – menjadi.  Dia tetap saja tertidur.  Dengan kepala tergoyang kanan dan kekiri.  Dan Tae berusaha menahan kepala Gongshim agar tak terus bergerak.  Namun kepala Gongshim terus begerak dan terbentur kaca.  Akhirnya dia terbangun.  ” Apakah aku tertidur? ” tanya Gongshim.  ” Hati – hati… Aku meminjam mobil ini dari kantor.  Kau hampir saja memecahkan kaca jendelanya.  ” kata DanTae.  Gongshim minta maaf.  Akhirnya mereka sepakat berhenti di tempat peristirahatan.

Di tempat istirahat,  DanTae membantu pasangan orang tua mengangkat barang mereka ke mobil.  DanTae sangat disukai oleh kedua orang tua tsb.  Bahkan si wanita berusaha menjodohkan DanTae dengan anak perempuannya.  Gongshim yang melihat kejadian ini,  tak tinggal diam.  Dia menghampiri DanTae,  menggandeng tangannya,  ” Sayang…. ” panggil Gongshim pada DanTae.  DanTae terkejut.  Tak bisa berkata apa – apa.  Sementara pasangan tua itu tampak salah tingkah.  Mereka mengira bahwa DanTae masih single.  Gongshim kemudian memberikan tanda bahwa mereka harus berakting.  DanTae segera paham dan tersenyum pada Gongshim.  ” Sayang… Kita harus segera pergi dari sini… ” kata Gongshim masih terus berakting.  Kemudian keduanya mengucapkan salam pada pasangan tua itu dan segera masuk mobil. Gongshim dan Dan Tae saling bertatapan di dalam mobil.  Gongshim langsung menjelaskan bahwa sikapnya tadi hanya membantu DanTae agar dia tak merasa canggung.  ” Jadi jangan salah paham… ” kata Gongshim.  DanTae mengangguk mengerti.

GongMi sedang teringat akan Direktur Seok. Joonsoo pernah mengajaknya makan bersama sebagai ucapan terima kasih.  Kemudian beberapa waktu yang lalu saat di lift,  Joonsoo juga pernah memegang lengannya,  membantunya agar dirinya tak tertabrak kereta barang.  GongMi terkesan akan hal itu.

Dia kemudian protes kepada ibunya.  Ayah,  nenek bahkan Ibu Joonsoo sangat menyukai dan mencintai GongMi.  Tapi ibu GongMi menghancurkannya dengan pernah membanting tubuh ibu Joonsoo.  Ibu GongMi mengatakan bahwa dia akan melakukan apa saja untuk kedua putrinya.  Bahkan dia akan memohon dan berlutut untuk meminta maaf pada ibu Joonsoo.  ” Jadi kapan pihak kedua keluarga akan bertemu? ” tanya Ibu GongMi.  ” Ah… Kita belum sampai pada tahap seserius itu.  ” kata GongMi.  Ibu GongMi pun marah.  Dia marah,  mengira bahwa hubungan GongMi dan Joonsoo sudah serius.  ” Aku bahkan sudah ingin berlutut meminta maaf padanya.  Lain kali,  jelaskan lebih detil.  ” katanya dengan suara keras pada GongMi.

Akhirnya,  DanTae dan Gongshim tiba direstoran sashimi.  Mereka langsung datang menemui pemilik restoran.  Ternyata disana sudah ada 2 orang yang akan menggambar mural.  Pemilik restoran terlihat kebingungan.  ” Mengapa kau meminta banyak rekomendasi untuk menggambar? ” omel istrinya.  Penggambar mural yang satu berasal dari Busan dan dia datang dari malam hari.  Sementara yang satu lagi kakinya patah dalam perjalanan ke toko sashimi.  Gongshim tak punya pilihan lain.  Dia sudah hampir mengalah.  Tapi tiba – tiba.. ” Sayang…. ” panggil DanTae dengan tersedu – sedu.  Gongshim memandang aneh pada DanTae.  ” Maafkan aku… Jika mita punya uang nanti.. Mari kita lakukan pernikahan yang layak.  Ini semua karena kau memiliki suami yang tidak layak… Kau harus mencari uang dengan cara seperti ini.  ” kata DanTae sambil berakting menangis.  Gongshim akhirnya mengerti bahwa DanTae sedang berakting untuknya.  Gongshim pun ikutan berakting.  Sang pemilik melihat sedih ke arah mereka.

Akhirnya Gongshim yang mendapatkan kesempatan menggambar mural di toko sashimi tsb. DanTae mengatakan alasannya memanggil ” sayang ” adalah karena dia berpikir mungkin Gongshim akan kehilangan pekerjaan menggambarnya.  ” Ya… Aku tahu.  Aku berterima Kasih kau melakukan hal tadi.  ” kata Gongshim.

Gongshim pun mulai menggambar di dinding.  Dengan hati – hati dia menggambar pola dan bentuk.  Dia menggambar dengan tema laut.  DanTae terus memperhatikan Gongshim yang sedang menggambar.  ” Jangan terus menatapnya… Nanti dia bisa habis..” kata pemilik restoran.  DanTae tersadar dari lamunanya menatap Gomgshim.  Pemilik restoran mengatakan bahwa DanTae beruntung memiliki istri seperti Gongshim.  Dia pun bertanya,  dimana DanTae bertemu dengan Gongshim.  ” Aku mengejarnya karena aku menyukainya.  ” kata DanTae sambil tersenyum.  Gongshim meminta diambilkan penghapus.  DanTae mengambilnya dan memberikannya kepada Gongshim.  DanTae mengacungkan jempol ke arah Gongshim sebagai tanda bahwa Gongshim bekerja dengan sangat baik.  Gongshim bertanya apakah mereka bisa segera mewarnainya.  ” Apakah kau tidak diberitahu?  Aku memiliki tamu malam ini,  jadi kau baru bisa mewarnainya setelah mereka pergi.. ” kata pemilik restoran.  Gongshim mengatakan bahwa dia tak menerima pesan tsb.  Istri pemilik restoran  mengatakan bahwa dia sudah menyiapkan makanan di kamar untuk Gongshim dan DanTae.

Gongshim dan Dan Tae menikmati sashimi mereka.  Terlihat mereka sangat menikmati hidangan laut tsb.  Tiba – tiba pemilik restoran datang dan meminta mereka untuk ikut menemui tamu pemilik restoran. Teman – teman pemilik restoran meminta DanTae dan Gongshim untuk minum karena mereka menganggap bahwa DanTae dan Gongshim adalah pengantin baru.  Tapi DanTae dan Gongshim menolak karena DanTae harus menyetir dan Gongshim harus menggambar.  Sebagai gantinya,  teman – teman pemilik restoran eminta mereka untuk bernyanyi dan menari.  Dengan malu – malu DanTae dan Gongshim menuruti permintaan mereka.  DanTae bernyanyi dan Gongshim menari.  Mereka terlihat sangat baik melakukan hal tsb.  Semua yang ada di sana bersorak dan menikmati penampilan Gongshim dan DanTae.  Bahkan mereka meminta Gongshim dan DanTae melakukan hal tsb sekali lagi disaat mereka berhenti.

Mereka bersulang malam itu.  Salah satu tamu ada yang menanyakan mengapa mereka tidak memiliki anak.  Meskipun mereka tidak punya uang,  setidaknya mereka harus punya anak.  Jari – jari anak kecil dan bayi itu sangat menggemaskan.  ” Kalian bisa mendapatkan satu malam ini… ” kata Istri pemilik restoran.  DanTae dan Gongshim tersipu malu.  Mereka berdua salah tingkah.  Sementara yang lain terus menyoraki mereka agar mereka bisa membuat anak malam ini.  Pemilik restoran mengkaitkan tangan Gomngshim dan DanTae agar mereka bisa bergandengan.  Kemudian mendorong mereka berdua ke kamar.

Gongshim dan DanTae salah tingkah. Pemilik restoran mengantarkan kasur dan meminta mereka untuk bermalam.  Karena tamu mereka masih belum pulang.  Gongshim dan DanTae kaget.  Mereka tak bisa melawan.  ” Apakah kau memiliki kamar yang lain? ” tanya Gongshim.  ” Tentu saja tidak ada.  Semoga berhasil malam ini.. ” kata pemilik restoran sambil mengedipkan sebelah matanya pada DanTae.  DanTae semakin bingung.  Sepeninggal pemilik restoran,  mereka kembali bersikap salah tingkah.

DanTae mengatur tempat tidur agar Gongshim bisa berbaring,  tapi hal itu malah terlihat aneh untuk Gongshim.  ” Jika kau merasa tak nyaman,  kau bisa melepasnya.. ” kata DanTae sambil meletakkan tangan di pundak Gongshim.  ” Apa?! ” pikiran Gongshim kemana – mana.  Dia menutupi bagian depan tubuhnya dengan tangannya.  Kemudian DanTae menyuruhnya untuk mandi dan ini juga terasa sangat aneh.  Pikiran mereka sudah terkontaminasi dengan kata – kata ‘ membuat anak ‘. Itu yang membuat mereka merasa canggung.  DanTae merasa bahwa dia terus melakukan kesalahan dan suasana makin canggung antara mereka berdua.  Akhirnya DanTae memutuskan untuk keluar dengan alasan mencari angin segar.

Gongshim tertidur dengan posisi duduk ketika DanTae kembali ke kamar.  DanTae kemudian membaringkannya di tempat tidur dan menyelimutinya.  ” Gongshim… Terima  Kasih  karena  sudah  menyukaiku selama ini.  Tapi bisakah kau tinggal lebih lama dan menungguku?  ” kata DanTae pada Gongshim yang sedang tertidur.  DanTae terus menatap Gongshim dalam tidurnya.

DanTae terbangun dalam posisi tertidur di tempat tidur.  Dia melihat Gongshim sudah tidak ada di kamarnya.  DanTae pun berjalan keluar kamar.  Dia melihat Gongshim sudah mewarnai gambarnya.  DanTae bertanya apakah ada yang bisa ia bantu.  Gongshim meminta DanTae untuk membantu menebalkan mata gurita.  Mereka saling berkonsentrasi pada gambar masing – masing.  Mereka saling berpandangan dan tersenyum.

Akhirnya gambar Gongshim selesai.  DanTae memuji bahwa gambar Gongshim sangat menakjubkan.  Gongshim tersenyum puas.  ” Kau telah melakukan pekerjaanmu dengan baik… ” kata DanTae sambil menepuk pundak Gongshim.  ” Terima Kasih DanTae… ” jawab Gongshim sambil tersenyum. Pasangan pemilik restoran juga merasa puas dengan karya Gongshim.  Mereka menyukainya.  Gongshim berseri – seri menerima pembayaran dari menggambar.  DanTae meminta Gongshim berpose di depan gambarnya untuk diphoto.

Tapi pemilik restoran meminta DanTae juga ikut berphoto bersama Gongshim.  DanTae berdiri di samping Gongshim dengan canggung.  ” Kalian kurang dekat.  Lebih mendekat lagi.. ” kata pemilik restoran.

Akhirnya tanpa sungkan – sungkan,  DanTae merangkul pundak Gongshim dan menariknya agar masuk ke dalam pelukan DanTae.  Gongshim terkejut tapi tak bisa melawan.

…………………………………………………………………..

Exit mobile version