Home Drama Korea Kdrama News Beautiful Gongshim – Eps 10

Beautiful Gongshim – Eps 10

0

Gongshim membuat makanan untuk DanTae kemudian menaruhnya di dalam rumah DanTae. Disamping makanan itu ada gambar Gongshim yang menyuruh DanTae makan, dan minum obat. Entah mengapa DanTae tak bisa menahan air matanya. Dia menangis. Menangis menatap makanan dan gambar dari Gongshim.

1Seok Dae Hwa dan Yeom Tae Cheol terkejut karena mendapati Ahn DanTae tengah duduk di meja Presdir dengan kaki diangkat ke atas meja. Mereka kemudian membangunkan DanTae yang tertidur. ” Halo…Mulai hari ini aku akan menjadi Sekertaris Ketua Presdir, perkenalkan saya Ahn DanTae yang ceria..” kata DanTae memperkenalkan diri. Seok Dae Hwa sekan shock bahwa DanTae bisa menjadi Sekertaris Ketua Presdir.

Seminggu yang lalu….

DanTae berencana akan bertemu dengan ayahnya. Ayahnya akan menceritakan semua kepada DanTae. Ayahnya berulang kali meminta maaf pada DanTae karena telah menyembunyikan kenyataan selama ini. Mungkin itu sebabnya mengapa ayah DanTae jarang memberi kabar kepadanya. ” Bukan aku menculikmu, aku yang membawamu ke rumah dari orang yang ingin membunuhmu..” kata ayah DanTae. Dan Tae bertanya siapa yang menculiknya. ” Ayah…siapa aku?” tanya DanTae. Ayahnya berjanji akan menceritakan semuanya kepada DanTae ketika mereka bertemu besok.

Ternyata Yeom Tae Cheol juga mencari tahu tentang keberadaan Ahn Soo Young, ayah DanTae. Ayah DanTae bekerja sebagai tukang bersih – bersih di Blue Sky Arboretum. Yeom Tae Cheol mengetahui itu semua dari orang yang memiliki pohon dimana DanTae yang asli dikubur di bawahnya. ” Hmm…tapi ada keperluan apa kau mencari Ahn Soo Young?” tanya sahabat itu. Yeom Tae Cheol hanya mengatakan bahwa dia ingin berterima Kasih kepada Ahn Soo Young.

Ahn Soo Young menunggu DanTae di bangku dekat kolam. Namun ternyata yang datang adalah Yeom Tae Cheol. Hal ini cukup membuat Ahn Soo Young terkejut. Yeom Tae Cheol membuka kedua lengannya ingin memeluk Soo Young, namun Soo Young melangkah mundur menghindari Tae Cheol. ” Ahn Soo Young…apa kabar? Sudah lama tidak mendengar kabarmu…aku kemari karena ingin melihatmu..apakah kau tidak senang?” kata Tae Cheol sambil tertawa. ” Bukan..bukan itu…aku hanya tidak menyangka kedatanganmu..dan aku sangat kaget…” jawab Soo Young terbata – bata. Soo Young menanyakan maksud kedatangan Tae Cheol bertemu dengannya. Namun Tae Cheol meminta Soo Young duduk terlebih dahulu. Soo Young mengatakan bahwa dia tak pernah memberitahu siapapun soal peristiwa penculikan dulu. Soo Young juga terkejut saat dia mengetahui bahwa Yeom Tae Cheol telah mengenal Ahn DanTae.

DanTae sendiri sedang dalam perjalanan menuju ayahnya. Soo Young mengatakan bahwa saat ini dia sedang dalam pelarian hutangnya. Jadi dia tidak berbicara dengan Dan Tae selama 10 tahun.

Tapi tiba – tiba DanTae menelpon karena dia sudah berada di lokasi. Soo Young tak mengangkat telponnya dan ingin menaruh kembali ke ponselnya. Namun terjatuh. TaeCheol terlebih dulu mengambil ponselnya dan dia tahu bahwa yang menelpon adalah DanTae. ” Mengapa kau berbohong tak berbicara dengan Dan Tae selama 10 tahun? ” kata TaeCheol. Dia terlihat kesal. Sooyoung berusaha merebut kembali ponselnya. TaeCheol bertanya apa yang berusaha disembunyikan oleh Sooyoung dengan berbohong kepadanya. TaeCheol memaksa Soo Young untuk mengatakan seberapa banyak yang sudah ia katakan kepada DanTae. Seberapa banyak DanTae tahu tentang masa lalunya. Sooyoung bersikeras bahwa dia tak pernah mengatakan apapun pada DanTae. Terjadi perkelahian kecil antara Sooyoung dan Tae Cheol. Mereka saling menarik kerah satu sama lain. Tanpa sengaja tubuh Sooyoung terlempar dan kepalanya mengenai kursi kayu di belakangnya. Soo Young jatuh tak sadarkan diri. Melihat hal ini TaeCheol panik. Dia berusaha membangunkan Sooyoung, namun SooYoung tetap tak bergerak. Akhirnya dia pergi melarikan diri.

Tak lama DanTae datang. Melihat ayahnya jatuh tak sadarkan diri, DanTae langsung berlari ke arahnya. Dia mencoba membangunkan ayahnya namun ayahnya tak membuka matanya. Akhirnya dia membawa ayahnya ke RS dengan menggunakan ambulans.

Dalam ambulans pun DanTae masih berusaha untuk membangunkan ayahnya. ” Ayah…bangun..” kata Dan Tae. Ternyata ayahnya menggenggam sesuatu. Badge Star Grup. Berarti sebelum jatuh pingsan ayahnya bertemu dengan seseorang dari Star Grup.

Dokter mengatakan bahwa Sooyoung terkena benturan keras. Dia tak sadarkan diri karena pendarahan otak. Dokter juga menanyakan apakah tadi Sooyoung menerima penyerangan? Karena ditemukan memar di wajah serta di lehernya. ” Tapi yang paling parah adalah tumor otaknya..” kata dokter. ” Apa? Tumor Otak?” tanya DanTae. Dia tak tahu bahwa selama ini ayahnya mengidap tumor otak yang cukup parah. DanTae bertanya apakah kondisi ayahnya masih bisa diselamatkan. Dokter mengatakan bahwa DanTae harus siap dengan apapun yang terjadi. Sepeninggal Dokter, Dan Tae menatap ayahnya yang tak berdaya di tempat tidur. Dia menahan tangisnya.

Dan Tae berencana untuk menangkap orang yang sudah menculiknya dan mencelakakan ayahnya dengan tangannya sendiri. ” Tersangkanya ada di Star Grup..” kata DanTae sambil memegang badge dengan logo Star Grup di tangannya.

Keesokan paginya Dan Tae datang ke Star Grup. Dia harus menyelidikinya sendiri. Dia meminta pekerjaan kepada nenek Joonsoo, Nam Soon Cheon. Namun sebelum dia pergi menemui nenek, DanTae yang nyeleneh inipun bermain – main dulu dengan mobil pembersih lantai. Dia bahkan memberikan minuman kesehatan ke petugas kebersihan. Yeom TaeCheol melihat kehadiran DanTae. Dia menebak – nebak sedang apa Dan Tae disana. ” Mungkin dia belum tahu apa yang terjadi dengan ayahnya..” kata TaeCheol. Tae Cheol kemudian menerka – nerka apa yang terjadi dengan Ahn Sooyoung. Apakah dia masih hidup atau sudah mati.

Seok Dae Hwa menceritakan pada nenek tentang kinerja Joonsoo yang semakin membaik. Nenek meminta agar Seok Dae Hwa terus mengamati Joonsoo dan tak hanya secara acak mengambil kesimpulan. Kemudian DanTae datang menemui nenek. Nenek senang karena DanTae yang sudah lama tak menghubunginya datang dan  menemuinya. ” Aku butuh uang nek..” kata DanTae jujur.  Nenek mengira bahwa DanTae datang kesana untuk meminta atau meminjam uang. Seok Dae Hwa sudah akan mencibirnya. Namun DanTae mengatakan bahwa dia akan berterimakasih jika nenek mau memberinya pekerjaan.

Dalam perjalanan pulang, DanTae bertemu dengan GongMi. GongMi yang melihat DanTae segera berbalik dan melarikan diri. Namun DanTae malah mengejarnya dan memanggilnya dengan keras sekali. ” Kakaknya Gongshim..” panggil DanTae. GongMi kemudian terjatuh dan DanTae menolongnya. DanTae bertanya mengapa GongMi melarikan diri setelah melihatnya. ” Kapan aku melarikan diri? Apakah kau tadi memanggilku? Aku sedang terburu – buru sehingga aku tidak mendengarmu…” kata GongMi beralasan. Dan Tae bertanya apakah GongMi bekerja di Star Grup? Padahal Star Grup adalah perusahaan dimana Gongshim pernah dipecay secara tidak hormat disana. GongMi mengatakan dia tahu akan hal itu. Karena hal itu juga dia belum memberitahu siapapun bahwa dia adalah kakak Gongshim. Dan Tae menawarkan diri dia akan membantu GongMi untuk memberitahukan bahwa dia adalah kakak Gongshim. GongMi mengatakan bahwa dia yang akan mengatakan sendiri nantinya. Setelah itu DanTae berpamitan. GongMi bernapas lega. Tapi tiba – tiba, ” Kakaknya Gongshim!” panggil DanTae lagi. GongMi benar – benar terkejut. ” Apakah kau tidak ingin tahu kenapa aku ada disini?” tanya DanTae. Dia kemudian menceritakan bahwa perusahaan ini adalah milik sahabatnya Seok Joonsoo. Orang yang menjadi direktur di StarGrup.

Joonsoo bertemu dengan GongMi di depan lift. Joonsoo meminta maaf karena dia belum sempat mengucapkan terima kasih dengan cara yang baik pada GongMi karena telah menyelamatkan hidupnya pada saat itu. GongMi tersipu malu. Joonsoo pun mengajak GongMi untuk makan malam sebagai ucapan terima kasihnya. GongMi menerimanya dengan senang.

Gongshim diminta untuk menahan manager cabang mereka sewaktu dirinya bekerja di Jeju. Para pekerja ingin menangkap manager itu tapi mereka kehilangan jejak. Pesawat manager baru aaja lepas landas menuju Seoul. Jadi Gongshim diminta untuk menahan manager itu selama 30 menit. ” Kami akan segera berangkat ke Seoul sekarang. Kita harus meminta dia membayar uang kita…” kata ahjumma teman Gongshim. Dengan semangat Gongshim langsung berlari keluar.

Di luar dia bertemu dengan DanTae. DanTae mencegat Gongshim. Dia bertanya Gongshim hendak kemana terburu – buru seperti itu. ” Aku tidak punya banyak waktu untuk berbicara. Aku harus pergi menahan pencuri yang membawa uangku. ” kata Gongshim. ” Ah…pencuri yang membawa lari uangmu?” tanya DanTae sambil ikut berlari di samping Gongshim.

Kemudian keduanya naik taksi. Gongshim harus menahan managet itu selama 39 menit. Karena kalau tidak, dia akan melarikan diri ke China. ” Gongshim..bagaimana kau akan menahannya? Badanmu kan kecil. ” kata DanTae. ” Bukankah kau akan membantuku? Kita naik taksi bersama dan akan menuju bandara..” kata Gongshim. DanTae pun akhirnya sadar bahwa dia berada di sana untuk menolong Gongshim. Dia pun meminta agar supir taksinya sedikit lebih cepat.

Sampai di bandara, ternyata sudah ada orang suruhan yang menjemput si managet cabang, Ko Young Bae. DanTae meminta Gongshim untuk mengawasi jika saja si manager sudah keluar terlebih dahulu.  ” Apa rencanamu?” tanya Gongshim. DanTae memjwabnya dengan kedipan mata dan senyum. Membuat Gongshim bergidik. Perlahan DanTae menghampiri pria tsb, lalu merangkulnya dari belakang dengan tiba – tiba. DanTae mengaku bahwa dirinya adalah kepolisian. ” Serahkan paspor palsu dan boarding pass atas nama Ko Young Bae..” kata Dan Tae setengah berbisik. Akhirnya orang itu mau memberikan paspor dan boarding passnya dengan iming – iming bahwa dia tak akan melaporkan perbuatannya sekarang.

Tak lama, Ko Young Bae pun datang. Gongshim segera bersembunyi. DanTae menyambut Ko Young Bae. Setelah mereka bertemu, Ko Young Bae langsung meminta paspor serta alamat tempat tinggalnya di China. DanTae beralasan karena terburu- Buru, dia meninggalkannya di mobil. ” Aku pikir kau orang Yanbian..” kata Young Bae, membuat DanTae terkejut. DanTae segera merubah aksennya. Youngbae tak curiga. Akhirnya dia membawa Ko Young Bae ke parkir mobil. Sementara Gongshim menghubungi temannya mengatakan bahwa dia sudah berhasil mendapatkan Ko Young Bae.

Ko Young Bae mendesak DanTae agar segera menemukan mobilnya. Kalau tidak, dia akan ketinggalan pesawat ke China. Sementara DanTae terus mengulur waktu hingga teman – teman GongShim datang. DanTae berpura- pura ingin mencari tahu plat nomor mobilnya, namun dia mengirim pesan teks ke Gongshim. Agar dia dan teman – temannya menuju tempat parkir dimana dia menahan Ko Young Bae. Tiba – tiba ponsel Ko Young Bae berdering . ” Ah..jadi ini lagu yang dibicarakan oleh Gongshim…” kata DanTae sewaktu mendengar nada dering yang bernada ” Andante”. Begitu mendengar nama Gongshim disebut, Ko Young Bae terkejut. ” Apa kau bilang? Shim? GongShim ?” Tanya Young Bae. Tak lama Gongshim dan teman – temannya datang. Mereka langsung menangkap dan memukuli Ko Young Bar meminta agar Ko Young Bae membayar uang mereka. Gongshim tersenyum pada DanTae. Dia mengacungkan jempolnya. Dan Tae mengedipkan sebelah matanya lagi pada Gongshim dan Gongshim langsung menunjukkan ekspresi aneh.

” Apa yang dia lakukan di dalam? Mengapa membuatku menunggu seperti ini?” kata Gongshim. Gongshim sedang menunggu DanTae yang berbelanja di toko buku. Tiba – tiba ponselnya berdering. Dari Seok Joonsoo. Joonsoo ingin mengajak Gongshim makan karena dia tak ada teman makan. Gongshim kemudian ingat janjinya akan mentraktir Joonsoo jika dia mendapat gaji pertama. ” DanTae juga ada disini..” kata Gongshim. Akhirnya mereka sepakat untuk mengajak Dan Tae makan bersama. Gongshim terkejut karena DanTae tiba – tiba ada di  belakangnya. Gongshim mengatakan pada DanTae bahwa dirinya dan Joonsoo ingin mengajaknya keluar untuk makan. Tapi Dan Tae sibuk hari itu jadi tidak bisa bergabung. ” Bagaimana ini? Dia sudah ingin menjemput kita. Aku tak tahu kalau kau sibuk. Harusnya aku bertanya dulu tentang jadwalmu. ” kata Gongshim. ” Tak apa..kalian makanlah duluan..aku akan menyusul jika aku bisa..” kata DanTae. Kemudian dia menyerahkan belanjaannya pada Gongshim. Itu adalah seperangkat peralatan untuk menggambar. DanTae senang melihat gambar Gongshim. Dan dia ingin Gongshim meneruskan hobi menggambarnya. Gongshim tersenyum. ” Aku adalah penggemarmu. Aku juga yakin bahwa seniman besar dimulai dari penggemar tunggal..” kata DanTae. ” Baiklah…terima Kasih..aku akan menggunakan ini dengan baik.” kata Gongshim sambil mengikuti DanTae yang berjalan meninggalkan toko buku.

Joonsoo menyesal karena DanTae tak bisa bergabung dengan mereka. Gongshim meminta maaf juga karena mengajak DanTae tanpa menanyakan jadwalnya terlebih dulu. Padahal Joonsoo sudah berencana unyuk makan makanan mahal. ” Ini akan menjadi sangat mahal…kau sudah berjanji..” kata Joonsoo. ” Orang kaya memang serakah.. ” kata Gongshim manyun. Melihat hal inu, DanTae merasa tak nyaman, kemudian dia berpamitan dan mengatakan bahwa mereka bisa makan bertiga lain kali. Dengan sedikit kecewa, Gongshim melihat Dan Tae pergi. Kemudian Joonsoo mengajaknya pergi.

DanTae membongkar kantornya. Dia meminta maaf pada bibi Jiwoon karena sudah memintanya bekerja dimana mereka tidak mendapatkan uang. DanTae meminta agar bibinya terus menjaga ayahnya. ” Aku akan menemuinya setiap hari..” kata Bibi Jiwoon. Bibi Jiwoon juga menanyakan bagaimana DanTae bisa mendapatkan pekerjaan di Star Group. ” Itu adalah perusahaan milik temanku. Aku melamar untuk sebuah lowongan.” kata DanTae. Bibibya merasa lega karena Dan Tae sudah bekerja disana. Dia khawatir jika DanTae terus bekerja sebagai supir setiap malam. Bibi Jiwoon juga berpesan agar DanTae bersikap sopan kepada atasannya.

Ternyata Gongshim memang diajak ke restoran mahal oleh Seok Joonsoo. Gongshim melihat daftar menunya dan menghela nafas. ” Baiklah..aku sudah berjanji pada Joonsoo akan membelikannya makan malam. Aku hanya perlu melewatkan makan malam beberapa hari..” kata Gongshim pada dirinya sendiri. Tiba – tiba Gongshim dikejutkan akan kehadiran sahabat sekolahnya, Eun Jin. Eun Jin mengatakan bahwa dia senang melihat Gongshim disana. Gongshim adalah sahabatnya yang tak pernah terdengar kabarnya. Itu semua Gongshim lakukan karena dia selalu tak dianggap kehadirannya oleh teman – temannya karena dia jelek. Eunjin bertanya saat ini Gongshim bekerja dimana. Dengan terbata – bata Gongshim mengatakan bahwa dia belum bekerja. ” Menjadi pengangguran bukanlah dosa besar. Mengapa kau harus memutuskan komunikasi dengan kita?” tanya temannya. Tapi sepertinya temannya itu hanya bermaksud menghina Gongshim. Dia kemudian memperkenalkan pacarnya. ” Siapa dia?” tanya pacar Eunjin. Eunjin mengatakan bahwa Gongshim adalah temannya. ” Tapi walaupun kalian teman, kalian terlihat sangat berbeda. Kemudian Eun Jin menceritakan semua tentang Gongshim. Bahwa Gongshim memiliki kakak yang sangat cantik dan dia selalu dibandingkan dengan kakaknya. Bahkan terkesan keduanya menghina Gongshim dengan wajah jeleknya. Tanpa sengaja, Joonsoo melihat kejadian ini. Kemudian dia menghampiri Gongshim. Pacar Eunjin langsung memberi salam pada Joonsoo. Ternyata pacar Eunjin bekerja di Star Group. Jadi dia langsung mengenali wajah Joonsoo. Eunjin merasa heran bahwa Gongshim datang ke sana dengan seorang Direktur. ” Apakah dia pacarmu? ” tanya Eunjin. Gongshim langsung mengatakan ‘ tidak ‘. ” Tapi aku menyukainya…aku menyukai gadis ini..” kata Joonsoo. Eunjin, pacarnya dan Gongshim merasa terkejut mendengar hal ini.

Joonsoo meminta maaf jika sikapnya Tadi pada Eunjin membuat Gongshim merasa tak nyaman. Gongshim malah berterima Kasih dengan sikap Joonsoo tadi. Gongshim menceritakan bahwa Eunjin sering mengabaikannya waktu SMA. ” Wah… seharusnya aku bisa bersikap lebih keren tadi.. ” kata Joonsoo. ” Tidak.. kau sudah cukup keren tadi..terima Kasih..” kata Gongshim. Joonsoo senang bisa membantu Gongshim. Karena hingga saat ini dia masih menyimpan perasaan pada Gongshim.

Dan Tae senang karena Goo Nam menyediakan pesanan makanan yang dia minta. DanTae mengambilnya dan makan di dekat jendela minimarket. Dari sana dia melihat Joonsoo yang mengantar Gongshim pulang. DanTae menyaksikan Gongshim tersenyum pada Joonsoo. Joonsoo juga bersikap manis pada Gongshim. DanTae hanya bisa memandangi mereka dari dalam minimarket. Dan entah apa yang ada dipikirannya saat ini.

Gongshim mampir ke rumah atap. Namun sepertinya DanTae tidak ada dirumah. Tak berapa lama DanTae sudah ada di belakang Gongshim. Gongshim menyesalkan DanTae tak ikut makan malam dengannya. Makanannya sangat enak dan Dan Tae pasti menyukainya. Restorannya juga nyaman. ” Kau menyukai tempat – tempat seperti itu kan. Sudahlah…kau sudah melewatkannya. Lainkali kita makan disana bersama. Aku akan mentraktirmu..” kata Gongshim. Kemudian Gongshim pamit hendak pulang. Tiba – tiba Dan Tae menarik tangan Gongshim. Gongshim berbalik.

DanTae mendekatkan wajahnya pada wajah Gongshim. Semakin mendekat…mendekat dan mendekat. Gongshim tak menghindar ataupun menjauhkan wajahnya dari DanTae. Mereka seperti hendak berciuman. Namun tiba – tiba Dan Tae melepaskan tangannya pada tangan Gongshim. ” Pastikan kau membelikanku makanan lain kali. Aku membantumu mendapatkan gaji pertamamu..” kata DanTae berbisik. Kemudian Gongshim berpamitaan. Wajahnya terlihat gugup.

Masih dengan perasaan gugup, Gongshim masuk ke dalam kamar. ” Mengapa kau diam saja? Apa yang kau harapkan? Harusnya kau segera turun…” kata Gongshim pada dirinya sendiri. Dia merasa wajahnya memanas.

Sekertaris nenek mendapatkan promosi menjadi kepala bagian di China. Hal itu membuatnya harus meninggalkan posisi sekertaris nenek. Seok Dae Hwa mengucapkan terima Kasih karena dia sudah bekerja dengan baik menjaga nenek. Untuk saat ini, posisi sekertaris nenek masih kosong.

Seok Dae Hwa dan Yeom Tae Cheol datang ke kantor nenek. Dan saat masuk, mereka terkejut. Karena melihat DanTae ada disana, tidur sambil mengangkat kakinya di atas meja. Yeom Tae Cheol membangunkannya dan DanTae kaget. Dia langsung memperkenalkan dirinya sebagai sekertaris nenek dimulai dari hari itu. ” Jangan bicara omong kosong. Kau pikir siapa yang akan kau bodohi?” kata Seok Dae Hwang. Kemudian Tae Cheol mengusir DanTae pergi. Disaat itu nenek tiba. Dia bertanya apa yang terjadi. ” Mengapa kau mengusir sekertarisku pergi?” tanya nenek. Dae Hwang dan Tae Cheol tak percaya. Dae Hwang merasa keberatan dengan terpilihnya DanTae sebagai sekertaris nenek. Dia merasa bahwa Dan Tae tak memiliki pengalaman bekerja sebagai sekertaris. ” Presdir Seok, apakah kau menjadi Presdir karena kau memiliki pengalaman?” kata nenek. Dae Hwang tak dapat menjawab. Nenek mengatakan dia memilih DanTae menjadi sekertaris karena posisi sekertaris saat ini masih kosong. Nenwk berpesan pada DanTae agar bekerja dengan baik dan jangan bermalas – malasan. ” Ambil tasku dan kita pergi dari sini…” kata nenek. DanTae pun mengikuti perintah nenek.

Tentu saja fakta bahwa Ahn DanTae adalah anak Ahn Sooyoung dan kini dia bekerja di StarGrup sangat menganggu Yeom Tae Hee. Dia adalah Putra dari pria yang membawa Seok JoonPyo 26 tahun lalu. Tae Hee merasa tak nyaman dengan kehadiran Ahn Dan Tae disana. Meskipun Tae Cheol mengatakan bahwa DanTae dan ayahnya sudah lama tidak berhubungan. Dan Tae tak mengetahui apa – apa. Tapi tetap saja Tae Hee merasa tak nyaman. ” Baiklah..aku akan mengurusnya. DanTae…kau kesini bukan karena ingin mencari informasi kan?” Kata Tae Cheol bergumam.

Seok Dae Hwang melihat DanTae bermain – main dengan mobil pembersih. Dia hanya tak menyangka bahwa orang seperti itu bisa menjadi sekertaris nenek. Mantan sekertarisnya menelpon.  Sudah berkali – kali dia mengatakan bahwa Sekertaris Goo, tak akan bisa menjadi sekertarisnya lagi. Tiba – tiba dia melihat wanita iti ada di sana. Untuk menghindarinya, dia terpaksa ikut naik mobil pembersih bersama dengan Dan Tae dan staff. DanTae dan staff saling berpandangan – pandangan . ” Tuan..apa yang kau lakukan disini?” tanya DanTae. Setelah sadar akan yang dilakukannya, Seok Dae Hwang turun dari mobil. Lalu dia mengatakan bahwa DanTae harus menuruti apa yang Seok Dae Hwang perintahkan. DanTae dan staff melanjutkan pekerjaan bermain mereka.

Dan Tae mendatangi ruang dimana staff kebersihan berkumpul. Disana dia disambut dengan baik oleh para pekerja kebersihan yang lain. Dia dikenal sebagai pengacara yang berhasil menyelamatkan Joonsoo dari penyerangan. DanTae mengatakan bahwa mereka bisa meminta bantuan kapanpun mereka membutuhkan DanTae. Salah seorang pekerja kebersihan akan diusir oleh pemilik tanah tempat dia menyewa rumah. Tapi DanTae mengatakan bahwa tak bisa begitu saja. Penyewa dilindungi oleh undang – undang. ” Aku pikir aku harus segera pergi. Aku khawatir siang dan malam. ” kata Pekerja itu. ” Jika tian tanah itu menganggumu lagi, katakan padaku dan aku akan mengurusnya untukmu. ” kata DanTae. DanTae kemudian menanyakan apakah mereka juga membersihkan area kantor sekertaris dan semua ruangan di Star Grup. Mereka mengatakan bahwa mereka memiliki area masing – masing untuk dibersihkan. Tapi ketika mereka semua belum datang, mereka membersihkan kantor sekertaris bersama – sama. Dan Tae mengangguk tanda mengerti. Kemudian dia segera pamit.

DanTae kemudian menemui Joonsoo di depan ruangan Joonsoo. DanTae menyapa Joonsoo dengan sapaan ” Direktur” dan itu membuat Joonsoo merasa canggung. ” Apa yang membuatmu memutuskan bekerja disini?” tanya Joonsoo. ” Aku membutuhkan uang…” kata DanTae. DanTae menceritakan bahwa bibinya menjamin hutang temannya, sehingga mereka harus berjuang secara finansial. Oleh karena itu DanTae meminta nenek untuk memberinya pekerjaan. Bagaimanapun juga Joonsoo senang karena DanTae menjadi sekertaris ketua. Dia hendak mengajak DanTae merayakan hari pertamanya bekerja di StarGrup. Tapi Joonsoo ada janji hari itu. Tapi dia memutuskan untuk tetap bertemu suatu saat nanti. ” Baiklah Direktur…” kata DanTae. ” Jika hanya kita berdua, tak bisakah kau memanggilku dengan sebutan biasa saja?” pinta Joonsoo. Namun DanTae terus menggodanya dengan memanggilnya Direktur.

Gongshim kembali bekerja di pom bensin. ” Aku tak menyangka bahwa kalian akan menjadi pengangguran lagi..” kata kepala POM . ” Aku ada disini juga karena aku dibayar…” kata Gongshim. Kepala Pom berharap bahwa Gongshim dan temannya akan segera mendapatkan pekerjaan dan mereka segera keluar dari sana.

DanTae diminta untuk mendatangi rapat dewan direksi oleh nenek. Disana dia hanya makan, makan dan makan. Dia memperhatikan semua dewan direksi yang ada di sana. Mereka semua menggunakan badge Star Grup. Kemudian seok Dae Hwang dan Yeom Tae Cheol datang. ” Ketua memberitahuku bahwa kau yang akan mendatangi rapat. Di rapat nanti di saja dan jangan berkata apapun..” kata Tae Cheol. DanTae juga mengatakan bahwa ketua memintanya bersikap demikian. DanTae yang seharusnya duduk di posisi ketua, diusir oleh Dae Hwang, dan dia duduk di kurai Dae Hwang sementara Dae Hwang duduk di kursi ketua. Ketika hendak menuang minuman, tanpa sengaja Dan Tae menumpahkannya. DanTae menumpahkannya di seluruh meja. Dia meminta maaf. ” Seharusnya pulpen ini berwarna perak,mengapa sekarang berubah warna?” kata salah satu dewan direksi yang pulpennya terkena air minum yang ditumpahkan oleh DanTae. Dan Tae menatap pulpen tsb, kemudian dia melarang salah satu staff yang ingin meminum airnya. ” Jangan minum air itu. Aku rasa ada yang menaruh racun di dalam air itu. Aku harus memeriksanya satu persatu..” kata DanTae. Situasi di ruang rapat langsung gaduh. Mereka semua khawatir.

Akhirnya semua yg hadir di ruang rapat, terpaksa berbaris. Mereka melakukan tes pada air minuman mereka. Terlihat sekali bahwa mereka sangat gelisah. Di air minum semua peserta rapat dipastikan tidak beracun. Termasuk milik Seok Dae Hwang dan Yeom Tae Cheol. Tae Cheol memandang sinis pada DanTae. Ternyata tidak ada racun di botol para peserta rapat. Satu – satunya botol yang beracun adalah milik DanTae. Seok Dae Hwang mengatakan kepada peserta rapat bahwa apa yang terjadi di dalam ruangan rapat tidak boleh twraebar ke luar. ” Siapa yang mencoba meracuniku?” batin DanTae ketika dirinya keluar dari ruang rapat.

Di rumah, ayah dan Ibu Gongshim sibuk membuat bubur. GongMi jatuh sakit, namun dia masih memaksakan diri untuk bekerja. Akhirnya mereka meminta Gongshim untuk mengantarkan bubur ke Star Grup. ” Bagaimana bisa aku datang ke kantor yang sudah memecatku?” kata Gongshim. Namun tak ada yang bisa diminta kesana. Ayah dan Ibu Gongshim akan bepergian untuk melayat dan mereka sudah memesan tiket kereta dan tak bisa dibatalkan. Ibu GongShim mengingatkan agar dia tak ketahuan sebagai adik GongMi. GongMi tak pernah menceritakan apapun kepada teman – temannya di kantor. Adiknya dipecat dan ibunya pernah membanting ibu Joonsoo.  Akhirnya Gongshim mengatakan bahwa dia akan meminta DanTae mengantarkannya. ” DanTae?” tanya ayah dan Ibu Gongshim kompak. Mereka terkejut mendengar Dan Tae bekerja disana.

DanTae bertemu dengan Gongshim di depan gedung Star Grup. Gongshim meminta maaf karena sudah merepotkan DanTae. Dan Tae tentu saja dengan senang hati membantu Gongshim. Pertemuan mereka berdua ini diketahui oleh Yeom Tae Cheol. Dia salah mengartikan pertemuan DanTae dan Gongshim. Dia menyangka bahwa Gongshim dan DanTae adalah teman special karena Gongshim membawakan makanan siang untuk DanTae.

Nenek sangat terkejut bahwa ada minuman yang di racun di ruang rapat. Para anggota dewan sangat resah dan gelisah akan hal itu. Joonsoo sudah meminta tim analisis kimia untuk mengecek racun tsb. Rupanya racun iti adalah potasium sianida. Meskipun porsinya sedikit, namun hal itu cukup mematikan. Ibu Joonsoo menebak apakah itu adalah perbuatan kakaknya atau bukan. Dia ingat bahwa dia pernah mengatakan bahwa dia sangat terganggu dengan kehadiran Ahn DanTae. Dan dia meminta agar kakaknya mengurus hal itu. Nenek meminta agar pengamanan gedung di perketat. Joonsoo juga sudah mencoba memeriksa cctv sekitar ruang rapat, namun tak terlihat ada orang luar mendekat. Tiba – tiba ibu Seok Dae Hwang mulai membahs bahwa dulu suaminya dan suami Nam Soon Cheon juga pernah hampir diracun. Ekspressi nenek sudah mulai berubah. Nenek Joonsoo terus saja mengoceh tentang kisah masa lalu itu,yang segera dipotong oleh Seok Dae Hwang dengan menyuruhnya memakan makanan di depannya.

DanTae terus berpikir siapa yang berniat meracuninya. Berusaha menyingkirkannya dengan cepat. Botol air minum iti botol baru. Dan mungkin saja racun itu disuntikkan ke dalam botol air mineral tsb.

Kali ini DanTae membawakan stawberry manis ke ruang para staff pembersih kantor. Mereka menyambutnya dengan senang. Selagi mereka menikmati strawberry DanTae bertanya di antara mereka apakah ada yang melihat jarum suntik atau botol medis saat membersihkan ruangan. Namun mereka mengatakan bahwa mereka tak melihat benda – benda seperti itu. DanTae berpesan kepda mereka, jika melihat hal seperti itu, mereka harus memberitahu Dan Tae.

Para anggota dewan dengan dipimpin oleh Seok Dae Hwang ingin mengajukan permintaan pemecatan DanTae. Karena kasus air mineral beracun kemarin. Bahkan sekarang jika mereka ingin minum secangkir kopi pun akan merasa paranoid. Takut jika kopi tsb mengandung racun. ” Kita harus mengumpulkan pendapat untuk memberhentikan sekertaris Ahn Dan Tae. Dia tak memiliki kemampuan, keras kepala dan juga sombong. ” kata Seok Dae Hwang. Yeom Tae Cheol mengatakan jika mereka sepakat untuk meminta Sekertaris Ahn berhenti, ketua tak akan mengabaikan pendapat mereka begitu saja. Seok Dae Hwang meminta agar mereka mengumpulkan pernyataan tertulis untuk pemberhentian sekertaris Ahn. Dan nampaknya semua yang hadir disana setuju. DanTae yang mendengar pembicaraan ini dari luar membatin, ” Aku akan dikeluarkan jika seperti ini…” dan artinya dia harus mencari cara agar dia tetap bertahan di StarGrup.

Tanpa sengaja Seok Dae Hwang bertemu dengan Gongshim diluar. Dia sempat mengira bahwa dia melihat bayangan Gongshim lagi. ” Kali ini benar…kau Sekertaris Gong..” katanya sambil tersenyum. Gongshim mencoba menyapa bekas bosnya dengan ramah. Mereka saling menanyakan kabar satu sama lain. Bahkan Seok Dae Hwang berusaha melucu di depan Gongshim. Namun menurut Gongshim lelucon mantan bosnya sama sekali tidak lucu. Secara tiba – tiba ada pria menggunakan pakaian, sepatu, serba hitam dengan mengendarai sepeda motor melempar paint ball berwarna merah darah ke arah Gongshim. Gongshim terkejut setengah mati. Seok Dae Hwang dan petugas keamanan berusaha mengejar pria tsb. Gongshim benar – benar sangat ketakutan. Baju dan tangannya penuh dengan cat berwarna merah darah.

” Dia sudah mengincar orang yang dekat denganku. Ini pasti peringatan” batin DanTae.  Dia langsung ke rumah Gongshim begitu mendengar kabar ini. Gongshim terlihat duduk di ruang tamu. Di depannya ada baju bekas dilempar oleh paint ball tadi. DanTae bertanya apakah Gongshim terluka. ” Awalnya aku hanya terkejut. Tapi sekarang aku benar – benar merasa takut..” katanya. Gongshim hendak membuang baju nya yang terkena lemparan paint ball. Dia tak tahu siapa yang tega berbuat seperti ini kepadanya. DanTae meminta Gongshim menceritakan kejadiannya lebih detail. Gongshim datang ke perusahaan untuk mengantarkan bubur kepada GongMi. Namun secara tak sengaja dia bertemu dengan Presdir Seok. Karena sudah lama tidak bertemu akhirnya dia mengobrol satu sama lain. Kemudian datang orang mengendarai sepeda motor dan melemparkan paint ball kepadanya. ” Apakah kau bertemu dengan Presdir?” tanya DanTae. Gongshim mengangguk. DanTae bertanya apakah orang itu mengatakan sesuatu kepada Gongshim atau malah Gongshim sempat melihat wajah pelaku. Gongshim mengatakan bahwa semuanya terjadi begitu cepat. Dua tak tahu wajah pelaku ataupun apa yang dikatakan pelaku. Namun fakta bahwa Gongshim bertemu dengan presdir menganggu DanTae. Dia tampak berpikir dan sepertinya dia tahu akan sesuatu. Dia memegang bahu Gongshim dan berpesan agar Gongshim tak perlu takut dan menunggu saja di rumah.

DanTae berlari menuju kantor. Jika tebakannya benar, dia harus menyelamatkan orang itu. Dia ingat bahwa pada saat rapat dia duduk di tempat dimana seharusnya Seok Dae Hwang duduk. Jadi yang diincar si pelaku bukanlah DanTae, melainkan Presdir Seok.

Benar saja, di parkir mobil, nampak 2 orang yang mengepung Presdir Seok. Mereka 2 orang pria dan wanita. Dua – duanya menggunakan helm. Keduanya turun dari motor dan yang pria membawa tongkat hendak memukul Presdir Seok. Tapi DanTae datang. Dia menahan tangan pria itu dan membanting tubuhnya ke bawah. Hingga pria itu jatuh ke tanah. Si wanita melepas helmnya dan menolong si pria.

” Sekertaris Goo…” kata Presdir Seok ketika melihat wajah si wanita. DanTae memandang Presdir dengan tampang bertanya. Presdir Seok mengatakan bahwa Sekertaris Goo pernah menjadi Sekertarisnya. Namun dia meminta kembali pekerjaannya karena dia merasa bahwa dia dipecat secara tidak adil. ” Kau yang menaruh racun di botol minumannya kan. Mudah bagimu menyelinap karena kau Sekertarisnya. Bahkan kau juga tahu dimana dia biasa duduk. Sebenarnya yang kau incar saat melempar paint ball adalah Presdir Seok kan?” tanya DanTae membeberkan semua faktanya. Sekertaris Goo segera berlutut dan meminta maaf. Giliran Presdir Seok yang shock. Tak menyangka bahwa dia menjadi incaran pembunuhan. ” Bagaimana bisa kau melakukan itu padaku..?” tanya Presdir Seok.

Tubuhnya nampak berkeringat. Panik. ” Apakah kau baik – baik saja Presdir?” tanya Dan Tae. Seok Dae Hwang mengatakan bahwa dia baik – baik saja berkat DanTae.

Gongshim tak bisa tidur. Dia mengkhawatirkan DanTae yang belum pulang. Dia mendengar ada langkah menaiki tangga. Dia berpikir berpikir bahwa itu DanTae. Akhirnya dia keluar dari kamar dan menghampiri DanTae di atap. Dia bertanya apakah DanTae baru saja pulang. ” Iya…kau belum tidur?” tanya DanTae. ” Bagaimana hasilnya?” tanya Gongshim. Dan Tae mengatakan bahwa dia sudah menangkap penjahatnya. Jadi Gongshim tak perlu khawatir. Gongshim kemudian berpamitan. DanTae tersenyum. Begitu juga dengan Gongshim. Dia lega karena DanTae baik – baik saja.

Gongshim kembali ke dalam kamarnya. Masih dengan senyum di wajahnya. Dia mencoba kembali untuk tidur. ” Bagaimana jika malam ini aku tak bisa tidur lagi? Aku khawatir…” kata Gongshim. Tapi tak berapa lama dirinya sudah mendengkur.

Keesokan harinya para anggota dewan kembali berkumpul. Hari ini agendanya adalah menyerahkan pernyataan tertulis akan pengajuan pemberhentian Sekertaris Ahn. Yeom Tae Cheol menyerahkan pendapat tertulis iti kepada Presdir Seok agar bisa diteruskan kepada Ketua. Presdir Seok mengatakan bahwa ketua tidak akan hadir disana. Dia pun juga meminta agar para dewan mempercayai keputusan Ketua yang memilih Ahn Dan Tae sebagai Sekertarisnya. Suasana langsung gaduh. Kenapa semuanya terjadi tiba – tiba. Mereka sudah sepakat bahwa mereka akan meminta pemecatan Ahn Dan Tae. Yeom Tae Cheol juga nampak kesal. Hampir saja dia kelepasan menyebut Ahn DanTae ” si gila ” di depan lara anggota dewan. Dia mengatakan bahwa Ahn Dan Tae tidak pantas menjadi sekertaris Ketua. ” Mulai hari ini, Sekertaris Ketua adalah Ahn DanTae. Pertemuan selesai…” kata Seok Dae Hwang kemudian pergi meninggalkan ruang rapat. Yeom Tae Cheol sama sekali tak senang dengan hasil ini.

DanTae kembali bermain – main dengan mobil pembersih. Nenek, Seok Dae Hwang dan Yeom Tae Cheol memperhatikannya dari atas. ” Astaga…kenapa dia bertingkah aneh lagi?” kata Seok Dae Hwang.

Sementara DanTae dengan senyum khasnya asyik saja memainkan mobil pembersih lantai tsb.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Exit mobile version